Kebaikan Rasulullah terhadap Pengemis Buta Yahudi yang Menghinanya

Kebaikan Rasulullah terhadap Pengemis Buta Yahudi yang Menghinanya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 29 Des 2024 05:00 WIB
A pathetic homeless man begs on the sidewalk.
Ilustrasi pengemis (Foto: Getty Images/RapidEye)
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan seluruh umat manusia karena akhlaknya yang mulia. Kebaikannya dapat menjadi pelajaran sekaligus hal yang dapat diterapkan dalam keseharian.

Saking mulianya akhlak sang rasul, beliau bahkan tidak pernah marah kepada pengemis buta yang setiap hari ia suapi. Terkait akhlak Nabi SAW disebutkan dalam beberapa hadits, salah satunya dari Aisyah RA yang berkata,

"Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah memukul seorang wanita dan tidak pernah memukul seorang pelayan. Beliau juga sama sekali tidak pernah memukul sesuatu dengan tangan beliau, kecuali ketika sedang berjihad di jalan Allah 'Azza wa Jalla. Beliau pun tidak membalas jika dirinya disakiti orang, kecuali jika kesucian Allah SWT dilanggar, maka beliau pun membalaskannya." (HR Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Nabi Muhammad SAW dengan Pengemis Buta

Dikisahkan dalam buku Jubah Kanjeng Nabi: Kisah Menakjubkan Para Ulama yang Berjumpa Nabi susunan A Yusrianto Elga dan Nor Fadhilah, ada seorang pengemis buta yang berada di sudut pasar Madinah. Sehari-hari, pengemis Yahudi itu selalu menghina Nabi Muhammad SAW.

Ia bahkan tidak segan menyebut nama sang nabi dan menuduhnya pembohong hingga tukang sihir. Selain itu, pengemis tersebut mengingatkan orang-orang agar waspada terhadap Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad SAW tidak pernah merasa marah atau dendam terhadap perlakuan pengemis Yahudi tersebut. Beliau bahkan rela meluangkan waktu untuk menyuapi si pengemis buta setiap pagi tanpa memberi tahu bahwa dialah sosok yang dihina oleh pengemis itu.

Kegiatan itu dilakukan rutin oleh Rasulullah SAW setiap pagi. Sampai akhirnya, sang nabi wafat dan Abu Bakarlah yang menggantikannya untuk memberi makan pengemis buta itu.

Abu Bakar mengetahui tentang pengemis itu setelah diberitahu oleh Aisyah RA usai wafatnya Nabi SAW. Ketika Abu Bakar menyuapinya, pengemis buta itu menyadari bahwa dia bukanlah orang yang biasa datang menyuapi.

"Siapakah engkau?" kata pengemis buta itu.

"Aku orang biasa," jawab Abu Bakar.

"Bukan. Pasti engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang, tak usah tangan ini memegang dan tak usah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku. Dan, ia terlebih dahulu menghaluskan makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku," ujar pengemis tersebut kepada Abu Bakar.

Perkataan si pengemis membuat Abu Bakar menangis. Ia lalu memberitahu bahwa Rasulullah SAW merupakan orang yang setiap pagi menyuapi pengemis buta itu.

Padahal, setiap hari pengemis itu menghina, memfitnah dan mencaci Rasulullah SAW. Namun, sang nabi tidak pernah sekalipun marah kepadanya. Mengetahui hal tersebut, si pengemis ikut menangis dan merasa menyesal.

"Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikit pun, ia mendatangiku dengan membawa makanan tiap pagi. Ia begitu mulia," lanjut pengemis buta tersebut.

Akhirnya, pengemis itu mengucap syahadat di depan Abu Bakar untuk menyatakan keislamannya. Ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan pribadi dengan akhlak mulia dan pantas dijadikan suri tauladan seluruh umat manusia.




(aeb/kri)

Hide Ads