Rasulullah SAW Pertama Hijrah ke Madinah Bersama Abu Bakar, Ini Kisahnya

Rasulullah SAW Pertama Hijrah ke Madinah Bersama Abu Bakar, Ini Kisahnya

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 16 Agu 2024 08:45 WIB
Ilustrasi kisah Nabi
Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30
Jakarta -

Perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah bukanlah perjalanan yang mudah. Beliau ditemani sang sahabat, Abu Bakar ash Shiddiq menyusuri jalan menuju Madinah.

Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dilakukan pada 12 Rabiul Awal 1 Hijriyah atau 622 Masehi. Pendapat lain ada yang menyebut 2 Rabiul Awal.

Merangkum buku Hijrah Rasulullah ke Madinah oleh Muhammad Ridha dkk, hijrah dimulai ketika para pemuda dari setiap kabilah mengintai dari luar rumah Rasulullah SAW, lalu beliau keluar. Bahkan beliau sempat mengambil segenggam tanah, lalu beliau taburkan ke atas kepala mereka sambil membaca surah Yasin, dari awal sampai dengan firman-Nya: "Fa aghsyainaahum fahum laa yubshiruun."(QS Yasin [36]: 9)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian beliau pergi meninggalkan rumah tanpa disadari para pengintai. Ketika mereka sadar dari kelalaian mereka, maka mereka segera mengintip, dan dilihatnya seseorang sedang tidur berselimut mantel Rasulullah SAW. Mereka berkata, "Ah, Muhammad masih tidur."

Oleh karena itu, mereka tetap bersiap-siaga di depan pintu, menjaga orang yang sedang tidur itu, yang mereka sangka Nabi SAW, sampai orang itu bangun di pagi hari. Tapi nyatanya, dia bukanlah Rasulullah SAW, melainkan Ali bin Abu Thalib.

ADVERTISEMENT

Pagi itu Ali bangun dari tempat tidur Rasulullah SAW. Para pengintai itu pun bertanya, "Mana temanmu?"

'Ali menjawab, "Tidak tahu,"

Dengan jawaban itu, mereka pun sadar bahwa Nabi telah lolos.

Hijrah Bersama Abu Bakar RA

Nabi SAW menuju rumah Abu Bakar, lalu memberi tahu bahwa Allah SWT telah mengizinkannya berhijrah.

Abu Bakar berkata, "Aku temani, ya Rasul Allah?"

"Ya, kamu temani," jawab Rasul. Maka Abu Bakar menangis gembira mendengar perkataan Rasulullah SAW.

Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar membawa semua hartanya sekitar 6.000 dirham.

Perjalanan ini tidak melewati jalan utama untuk menghindari kejaran kaum Quraisy. Sebagai penunjuk jalan, Abu Bakar meminta bantuan 'Abdullah bin Uraigith Ad-Dailami.

Saat itu tidak ada seorang pun yang mengetahui ke mana keluarnya Rasulullah SAW selain Abu Bakar, Ali, dan keluarga Abu Bakar.

Perjalanan Hijrah

Rasulullah SAW bersama Abu Bakar menuju sebuah gua di atas bukit Tsur, yang terletak 3 mil di sebelah barat-daya Makkah.

Sebelumnya, Abu Bakar telah menyuruh anaknya, 'Abdullah, supaya mendengarkan berita-berita yang beredar di Makkah, untuk selanjutnya datang menemui mereka pada malam hari. Selain itu, Abu Bakar juga telah menyuruh Amir bin Fuhairah supaya menggembalakan kambing-kambingnya pada siang hari. Kemudian datang kepada mereka berdua pada malam hari dengan membawa kambing-kambing itu untuk diambil susunya.

Sementara itu, Asma' binti Abu Bakar bertugas membawakan makanan.

Demikianlah, persembunyian dalam gua itu dijalani oleh Rasulullah SAW dan Abu Bakar selama tiga hari.

Orang-orang Quraisy yang menyadari mereka telah kehilangan Rasulullah SAW segera mencarinya disertai seorang pelacak. Pelacakan pun dilakukan, hingga akhirnya sampailah mereka itu di depan gua.

Maka berkatalah pelacak itu, "Di sini jejak berakhir!" Tapi ternyata di mulut gua itu ada sarang laba-laba dan ada dua ekor burung merpati yang bersarang.

Melihat hal tersebut, orang-orang Quraisy pun berkata, "Tidak ada apa-apa di balik sana."

Dalam keadaan putus asa, orang-orang Quraisy berseru akan memberi hadiah 100 ekor unta bagi siapa pun yang bisa mengembalikan Rasulullah SAW kepada mereka.

Masyarakat Makkah pun berlomba-lomba mencari tahu keberadaan Rasulullah SAW. Termasuk Suraqah bin Malik bin Ju'syam.

Suraqah bin Malik bin Ju'syam bertemu dengan Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Dia lantas mengejar dan berseru supaya kembali.

Rasulullah SAW pun berdoa supaya pengejar itu celaka dan benar, tiba-tiba kaki kuda yang dikendarainya terperosok, masuk ke dalam tanah yang keras. Suraqah memohon, "Hai Muhammad, berdoalah untukku agar Allah melepaskan aku! Biarlah aku tidak akan mengejarmu lagi."

Rasulullah SAW pun berdoa untuk Suraqah, dan dia pun terlepas dari himpitan tanah tadi. Tapi tiba-tiba dia kembali mengejar, maka beliau pun mendoakan lagi supaya dia celaka. Tiba-tiba kaki kudanya terperosok lagi ke dalam tanah, lebih dalam dari yang pertama tadi.

Suraqah pun lagi-lagi memohon, "Hai Muhammad, aku tahu, ini adalah akibat doamu atas diriku. Karena itu, berdoalah kepada Allah supaya melepaskan aku dari keadaanku ini. Aku berjanji kepadamu, demi Allah, aku takkan mengejarmu lagi."

Maka beliau pun berdoa untuknya, dan Suraqah pun terlepas. Kali ini Suraqah benar-benar berjanji kepada Rasulullah SAW untuk tidak memerangi mereka dan tidak akan menceritakan mereka kepada siapa pun.

Suraqah pun pulang dan dia mengatakan, "Muhammad sudah tidak ada lagi di sini."

Wallahu a'lam.




(dvs/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads