- Kelahiran Nabi Muhammad SAW
- Dibelah Dadanya untuk Dibersihkan Hatinya
- Yatim Piatu pada Usia 6 Tahun
- Diasuh Abdul Muthalib
- Diasuh Abu Thalib
- Menikah dengan Khadijah
- Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
- Lika-liku Dakwah Nabi Muhammad SAW
- Peristiwa Isra Mi'raj
- Hijrah ke Madinah
- Sakit dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Penulisan biografi Nabi Muhammad SAW membuat muslim terus mengingat kisah hidup beliau yang penuh dengan hikmah. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal dan meninggal di usia 63 tahun.
Banyak sekali penulis yang menceritakan kisah hidup Nabi Muhammad SAW. Merangkum buku Mengenal Sejarah Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Ridwan Ibnu Suwarna, berikut kisah hidup Nabi Muhammad SAW dari lahir sampai wafat.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal bertepatan pada tahun Gajah. Tahun Gajah bertepatan dengan 570 Masehi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penamaan tahun Gajah disebabkan menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi sebuah peristiwa yang terkenal yaitu penyerangan kota Makkah oleh pasukan yang menunggangi gajah dari kerajaan Habsyi (Ethiopia) yang berkuasa di Yaman. Pasukan tentara Nasrani ini dipimpin oleh gubernurnya yang bernama Abrahah.
Kedatangan pasukan tersebut ke kota Makkah dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah. Namun, rencana tersebut gagal karena kuasa Allah SWT yang mendatangkan badai pasir dan mengirim pasukan burung ababil untuk melempari pasukan Abrahah menggunakan tanah liat.
Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai seorang anak yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal saat Rasulullah masih dalam kandungan sang ibu, Aminah bin Wahb.
Dibelah Dadanya untuk Dibersihkan Hatinya
Saat masih kecil, Rasulullah SAW diasuh oleh ibu persusuan bernama Halimah. Halimah sangat menyayangi Rasulullah SAW karena saat mengasuh beliau, Halimah mendapatkan berkah yang berlimpah.
Suatu ketika, usia Rasulullah SAW belum genap tiga tahun, beliau dengan anak Halimah yang bernama Abdullah tengah menggembala kambing. Tiba-tiba dua malaikat membawa Rasulullah SAW ke tempat yang agak jauh dari tempat beliau menggembala.
Abdullah berkata kepada bapak dan ibunya sambil terengah-engah, "Saudaraku dari Quraisy itu diambil dua orang laki-laki berbaju putih-putih, dia dibaringkan, kemudian perutnya dibelah, sambil diguncang-guncangkan dan dibalik-balikkan."
Dua laki-laki berpakaian putih itu adalah malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk membelah dada Rasulullah SAW. Setelah itu, mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di dalam dada Rasulullah SAW, kemudian dibersihkan dan dikembalikan seperti semula.
Rasulullah SAW bersabda,
أُتِيتُ فَانْطَلَقُوا بِي إِلَى زَمْزَمَ فَشُرِحَ عَنْ صَدْرِي ثُمَّ غُسِلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ أُنْزِلْتُ
Artinya: "Aku dibawa orang (Malaikat Jibril) ke sebuah sumur zamzam, di sana dadaku dibelah, kemudian dibersihkan dengan air zamzam, setelah itu aku diantarkan ke tempatku semula." (HR Muslim)
Yatim Piatu pada Usia 6 Tahun
Pada suatu hari, Rasulullah SAW bersama ibunya pergi ke Yastrib (Madinah) ditemani Ummu Aiman, seorang hamba sahaya peninggalan sang ayah. Tujuannya, untuk memperkenalkan Rasulullah SAW kepada keluarga neneknya, Bani Najjar dan berziarah ke makam ayahnya.
Mereka sempat tinggal di Madinah selama satu bulan dan setelah itu memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan pulang ke Makkah, Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Pada saat sang ibu meninggal, Rasulullah SAW baru berusia 6 tahun. Aminah dimakamkan di kampung Abwa dan Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan pulang dengan ditemani Ummu Aiman.
Diasuh Abdul Muthalib
Sepeninggalan sang ibu, Rasulullah SAW diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Sang kakek sangat menyayangi cucunya melebihi kasih sayang kepada anak-anaknya.
Pernah pada suatu ketika, saat Rasulullah SAW masih kecil, Rasulullah duduk di atas dipan yang biasa digunakan Abdul Muthalib. Dipan tersebut tidak pernah diduduki oleh orang lain selain Abdul Muthalib.
Paman-paman Rasulullah SAW berusaha menahan dan melarangnya duduk di atas dipan tersebut. Kemudian kakeknya datang dan berkata, "Biarkan anakku ini! Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."
Sayangnya, kasih sayang dari Abdul Muthalib kepada cucunya hanya berlangsung hingga usia Rasulullah SAW menginjak 8 tahun. Kakeknya meninggal dunia pada usia 80 tahun.
Diasuh Abu Thalib
Sebelum wafat, Abdul Muthalib sudah berpesan menitipkan Rasulullah SAW kepada pamannya, Abu Thalib. Meski Abu Thalib bukan saudara tertua dan dalam hal kekayaan pun termasuk yang kurang mampu, dia dianggap Abdul Muthalib mempunyai perasaan paling halus dan terhormat di kalangan kaum Quraisy sehingga paling cocok mengasuh Rasulullah SAW.
Selama diasuh Abu Thalib, Rasulullah SAW belajar mengenai ketekunan dan kerja keras. Beliau bahkan ikut pamannya berdagang keluar Makkah.
Akhirnya beliau jauh dari kebiasaan remaja-remaja pada masa itu yang senang berfoya-foya, minum arak, berjudi, menyembah berhala dan melakukan perbuatan maksiat lainnya. Beliau sangat terkenal jujur, menepati janji, ramah, dan sopan sehingga beliau diberi gelar Al-Amin, artinya orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Menikah dengan Khadijah
Pada usia 25 tahun Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah bin Khuwailid seorang pedagang wanita terpandang dan kaya raya. Khadijah jatuh hati pada Rasulullah SAW karena keluhuran, kejujuran dan kelurusan akhlaknya.
Khadijah yang saat itu berusia 40 tahun dinikahi dengan mas kawin 20 ekor unta muda. Khadijah termasuk dalam kelompok orang pertama yang masuk Islam dan mengakui kerasulan Rasulullah SAW (assabiqunal awwalun).
Pernikahan ini membawa Rasulullah SAW pada ketenangan dan ketentraman karena Khadijah pintar menghibur suaminya bahkan tempat berkeluh kesah, senang maupun susah. Dari pernikahan dengan Khadijah, Rasulullah SAW dikaruniai 6 orang anak; Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.
Khadijah adalah istri pertama Rasulullah dan beliau tidak pernah menikahi wanita lain hingga Khadijah wafat.
Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Saat Rasulullah SAW berusia 40 tahun, bertepatan pada malam 17 Ramadhan 610 M, datanglah wahyu pertama yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Diceritakan, ketika itu Rasulullah SAW sedang menyendiri di Gua Hira dan tiba-tiba malaikat Jibril hadir di hadapannya.
Mayoritas ulama dalam Tafsir Al-Fatihah oleh Muhammad Rasyid Ridha sepakat, kelima ayat pertama surah Al Alaq disebut sebagai ayat pengantar sebelum Rasulullah SAW menyampaikan wahyu pada umatnya. Malaikat Jibril mendekap dada Rasulullah SAW sebanyak tiga kali sambil membacakan lafaz surah Al Alaq ayat 1-5.
Lika-liku Dakwah Nabi Muhammad SAW
Tidak lama setelah menerima wahyu beliau mulai mengajarkan agama, yaitu tentang ajaran tauhid. Usaha Rasulullah SAW ini tentu tidak berjalan mulus dan penuh rintangan.
Selama beberapa tahun, Rasulullah SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Materi dakwah yang disampaikan ialah mengajak manusia agar menyembah kepada Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya, mengakui kerasulannya, dan berbuat baik serta menjauhi segala dosa.
Selama beberapa tahun, dakwah Rasulullah membuahkan hasil dengan masuknya Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zain bin Haritsah, dan Abu Bakar Shiddiq. Sayangnya, paman yang dicintainya, Abu Thalib meski selalu mendukung dakwahnya, dia tidak memeluk agama Islam hingga ia wafat.
Rasulullah SAW kemudian diperintahkan Allah SWT untuk berdakwah secara terang-terangan. Beliau memulai dakwahnya kepada kerabatnya sendiri, Bani Hasyim hingga dakwah di atas Bukit Safa. Kaum kafir Quraisy pada saat itu menentang keras dakwah Rasulullah SAW.
Kaum kafir Quraisy kala itu menghina Rasulullah SAW dengan menyebut beliau sebagai orang gila. Kaum muslim yang baru saja memeluk Islam pada saat itu juga banyak mendapatkan serangan dari kaum kafir Quraisy.
Peristiwa Isra Mi'raj
Pada periode akhir kenabian Rasulullah SAW di Makkah, beliau melakukan perjalanan spiritual yang ditemani Malaikat Jibril. Perjalanan itu berawal dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjutkan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha melewati 7 lapisan langit.
Peristiwa perjalanan spiritual Rasulullah SAW ini dikenal dengan Isra Mi'raj. Dari Isra Mi'raj ini kemudian lahir perintah untuk salat lima waktu.
Hijrah ke Madinah
Ketika kafir Quraisy semakin sering melakukan tekanan dan berperilaku buruk kepada Rasulullah SAW dan pengikutnya, hijrah merupakan upaya yang harus ditempuh untuk mempertahankan akidah yang telah mereka yakini.
Kaum muslim melakukan hijrah besar-besaran ke Madinah pada 12 Rabiul Awal 1 H atau 622 M. Ada pendapat lain yang menyebutkan 2 Rabiul Awal.
Setelah pindah ke Madinah, Rasulullah SAW melakukan dakwah selama 10 tahun sebelum akhirnya wafat. Sebagai pendatang, beliau menerapkan strategi dakwah yang berbeda dengan di Makkah.
Contohnya dengan membangun masjid sebagai pusat kegiatan dakwah, melakukan perjanjian dengan kaum Yahudi Madinah, dan mempersaudarakan kaum Muhajirin serta Anshar. Selain itu, Rasulullah SAW juga meningkatkan perekonomian Madinah dengan pasar.
Sakit dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Sebelum sakit, Rasulullah SAW sempat melaksanakan haji Wada dan saat itu beliau menyampaikan khutbah terakhirnya. Rasulullah SAW jatuh sakit tidak lama setelah melaksanakan haji wada.
Lima hari sebelum wafat, sakit Rasulullah SAW semakin parah yang ditandai dengan suhu badannya yang semakin tinggi. Menjelang ajalnya, Rasulullah SAW memberikan sejumlah wasiat kepada umat Islam. Tepat pada usia 63 tahun yakni, 12 Rabiul Awal tahun ke-11 H, Rasulullah wafat.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim