Kisah Umar bin Khattab: Masa Kecil dan Remaja hingga Wafat

Kisah Umar bin Khattab: Masa Kecil dan Remaja hingga Wafat

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 07 Jul 2024 06:00 WIB
Infografis Fakta sang Penaluk
Ilustras Umar bin Khattab (Foto: Mindra P/detikcom)
Jakarta -

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang namanya sangat masyhur. Sejak kecil, Umar mempunyai tubuh tinggi besar dan watak yang keras.

Umar lahir dari suku Quraisy, sehingga pada awalnya ia sangat membenci dan menentang agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW. Pada suatu ketika, Umar juga sempat berniat untuk membunuh Rasulullah SAW karena geram.

Namun, masuknya Umar di agama Islam memberikan dampak yang begitu besar bagi perkembangan umat Islam selanjutnya. Komitmen Umar yang begitu teguh dan tulus untuk mengkokohkan tiang-tiang agama Islam ini pernah ia sampaikan ke Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa Kecil dan Remaja Umar bin Khattab

Menurut buku Fashlu al-Khathab fii Siirat ibnu al-Khathab 'Umar bin al-Khathab karya Ali Muhammad Ash-Shalabi yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Akhmad Faozan, Umar bin Khattab lahir pada tahun 13 setelah tahun Gajah. Ia adalah putra Al-Khathab bin Nufail. Kakek Umar, Nufail bin Abd Al-'Uzza adalah seorang hakim kaum Quraisy.

Kaum keluarga Umar sangat disegani karena selalu bertindak sebagai juru damai jika terjadi sengketa. Pengaruh mereka terhadap suku-suku lain sangat besar, maka tidak mengherankan jika dalam perundingan mereka tampil sebagai pembuat keputusan yang adil.

ADVERTISEMENT

Merangkum buku Umar bin Khattab karya K. Usman, Umar memiliki tubuh yang besar, kelar dan kuat, tubuhnya bongsor meskipun masih kecil. Umar terkenal paling berani di antara anak-anak kecil lainnya.

Meskipun bermain di antara anak bangsawan kaya raya suku Quraisy, Umar tidak iri hati. Sebab, ia memiliki hal yang dapat dibanggakan yaitu, otak yang cerdas, berani, tegas, pandai bercerita dan memiliki tubuh yang bongsor.

Saat remaja, Umar sering disebut 'si garang' oleh teman-teman sebayanya. Bila bepergian, ia membawa pedang yang digantungkan di bahu kirinya yang bidang.

Sewaktu Umar remaja, sudah memasuki tahun ke-6 kenabian Rasulullah SAW. Ia adalah salah seorang yang menentang agama baru yang dibawa dan diajarkan Rasulullah SAW.

Umar sangat geram pada Rasulullah SAW, sebab agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW telah memecah belah kesatuan suku Quraisy. Umar sempat membentak dan memaki Lubainah, budak yang ada di rumahnya saat mengetahui Lubainah telah memeluk Islam.

Kisah Keislaman Umar bin Khattab

Meski sosok Umar memiliki watak yang keras, tubuh yang tinggi dan besar sehingga nampak kasar, namun pada nurani terdalamnya sosok Umar adalah manusia yang penuh dengan kasih sayang. Hal ini dapat terlihat dalam kisah proses Umar merasakan cahaya keislaman.

Merangkum buku Jejak Langkah Umar bin Khattab oleh Abdul Rohim, suatu hari, Umar hendak pergi untuk membunuh Rasulullah SAW. Tapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah yang menasehati Umar untuk mengurungkan niatnya.

Nu'aim dan Umar saling berpendapat dengan keras dan nada yang semakin meninggi. Ketika Nu'aim melihat bahwa emosi Umar belum berakhir, ia memberitahukan kalau Fatimah, adiknya Umar dan suaminya Fatimah telah memeluk Islam. Saat Umar mendengar bahwa adik perempuannya dan suaminya telah memeluk Islam, dia menjadi sangat marah dan langsung mendatangi mereka.

Singkat cerita, saat tiba di rumah Fatimah dan suaminya, Umar mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an dan melihat mereka memegang kitab Al-Qur'an. Bacaan tersebut membuat hatinya luluh dan memutuskan bertemu dengan Rasulullah SAW untuk menyatakan ingin memeluk Islam.

Jasa-Jasa Umar bin Khattab sebagai Khalifah

Salah satu dari banyak jasa yang dilakukan Umar bin Khattab sebagai khalifah yakni penetapan kalender Hijriah. Sebelum meninggal, Abu Bakar Ash-Shiddiq menulis wasiat bahwa ia menyerahkan wewenang kekhalifahan kepada Umar bin Khattab.

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X karya Abu Achmadi dan Sungarso, Umar bin Khattab RA dipilih karena memiliki akhlak dan akidah yang sangat baik. Selain itu, ia selalu menjadi penasihat bagi Khalifah Abu Bakar RA selama memimpin umat Islam.

Akhirnya, setelah Abu Bakar wafat, Umar langsung dibaiat untuk dikukuhkan menjadi khalifah umat Islam. Selama menjabat sebagai khalifah, Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana.

Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII karya Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin, dijelaskan bahwa Umar menyumbang banyak sekali jasa kepada umat Islam dan pemerintahannya. Berikut jasa-jasa Umar bin Khattab:

  • Perluasan wilayah Islam.
  • Perbaikan sistem pemerintahan.
  • Penetapan kalender Hijriyah.
  • Menjaga Al-Qur'an.
  • Salat tarawih 20 rakaat pertama.

Wafatnya Umar bin Khattab

Menukil dari buku Kisah Hidup Umar bin Khattab oleh Mustafa Murrad, wafatnya Umar bin Khattab disebabkan karena dendam pribadi seorang budak yang fanatik yaitu Abu Lukluk Fairuz. Umar bin Khattab meninggal dunia setelah diserang oleh Abu Lukluk saat sedang memimpin salat Subuh pada Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H. Ada yang berpendapat tanggal 4 atau 3 Dzulhijjah tahun 23 H.

Abu Lukluk adalah seorang Persia yang memeluk Islam setelah wilayah Persia ditaklukkan oleh Umar bin Khattab dalam upaya perluasan wilayah Islam. Pembunuhan tersebut dipicu oleh rasa sakit hati Abu Lukluk atas kekalahan Persia, negara adidaya pada saat itu.

Sementara, Afdhal dkk dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam mengatakan, sebelum Abu Lukluk melancarkan aksinya, terdapat penyebaran konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia. Menurut berbagai sumber, Umar bin Khattab ditusuk dengan belati beracun.

Dalam Tarikh Abu Zur'ah terdapat riwayat dari Jarir Al-Bajali dari Mu'awiyahdan dia berkata, "Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun, Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun, dan Umar dibunuh pada usia 63 tahun."




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads