Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa, Diturunkan ke Bumi karena Mendurhakai Allah SWT

Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa, Diturunkan ke Bumi karena Mendurhakai Allah SWT

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Minggu, 11 Feb 2024 05:00 WIB
kisah nabi adam
Ilustrasi kisah Nabi Adam dan Siti Hawa. Foto: Mindra Purnomo
Jakarta -

Kisah Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah dikeluarkan dari surga tidaklah mulus. Keduanya harus terpisah di tempat yang jauh, sebelum akhirnya bersatu kembali.

Imam Ibnu Katsir bercerita dalam Kisah Para Nabi bahwa ketika Nabi Adam AS ditempatkan di dalam surga, ia berjalan sendirian tanpa adanya istri yang mendatangkan ketentraman hati.

Suatu hari, ketika bangun dari tidurnya, Nabi Adam AS melihat seorang wanita yang sedang duduk di samping kepalanya. Nabi Adam AS bertanya kepada wanita itu, "Siapa kamu?"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita itu menjawab, "Aku adalah seorang wanita."

Nabi Adam AS bertanya lagi, "Untuk apa kamu diciptakan?"

ADVERTISEMENT

"Agar kamu dapat merasa tentram di sampingku." Jawab wanita itu.

Para malaikat lalu bertanya kepada Nabi Adam AS untuk menguji keilmuannya, "Siapakah nama wanita itu wahai Adam?"

Nabi Adam AS menjawab, "Hawa."

Mereka bertanya lagi, "Mengapa Hawa?"

"Karena ia diciptakan dari suatu kehidupan." Jawab Nabi Adam AS.

Hawa diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS yang paling pendek ketika ia sedang tertidur. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Muhammad bin Ishaq.

Pernyataan ini didukung oleh firman Allah SWT dalam surah An Nisa ayat 1 yang berbunyi,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١

Artinya: Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Juga dalam firman Allah SWT surah Al A'raf ayat 189 yang berbunyi,

۞ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ ١٨٩

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menjadikan pasangannya agar dia cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Kemudian, setelah ia mencampurinya, dia (istrinya) mengandung dengan ringan. Maka, ia pun melewatinya dengan mudah. Kemudian, ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka, "Sungguh, jika Engkau memberi kami anak yang saleh, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur."

Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa Bertemu di Arafah

Ketika berada di surga yang penuh dengan kesenangan, kenikmatan, dan kebutuhan yang serba terpenuhi, iblis yang sesat pun menggoda Nabi Adam AS dan Siti Hawa untuk memakan buah khuldi.

Buah khuldi adalah buah yang dilarang oleh Allah SWT untuk didekati, apalagi dimakan. Namun, Iblis bersumpah kepada keduanya bahwa buah inilah yang membuat mereka kekal di dalam surge. Dan Allah SWT melarangnya karena Dia tidak ingin mereka kekal di surge.

Kemudian, Nabi Adam AS dibujuk oleh Siti Hawa untuk memakannya. Hal ini disimpulkan dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Kalau saja tidak karena perbuatan bani Israil, maka daging tidak akan pernah membusuk. Dan kalau saja tidak karena perbuatan Hawa, (dengan membujuk Adam memakan buah Khuldi) maka wanita tidak akan pernah menghianati suaminya."

Keduanya pun memakan buah khuldi itu hingga pada akhirnya Allah SWT murka karena mengetahui perintah-Nya dilanggar.

Keduanya lalu dihukum dengan diturunkan ke muka bumi untuk menjadi khalifah (pemimpin) di sana.

Ketika diturunkan, keduanya terpisah di tempat yang sangat jauh. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam Kisah-Kisah dalam Al-Qur'an oleh Syaikh Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni.

Nabi Adam AS dan Siti Hawa berkeliling di bumi yang sangat luas ini untuk mencari satu sama lain. Setelah waktu yang lama berlalu, mereka pun bertemu di padang Arafah pada hari Arafah.

Tangisan keduanya menggetarkan hati, karena keduanya telah keluar dari surge Allah dan meninggalkan semua kenikmatannya. Seolah-olah dipenjara di bumi, sedih, bekerja, dan letih, serta meninggalkan surga, rumahnya yang dulu.

Setelah memohon ampunan kepada Allah SWT dan bertobat secara tulus kepada-Nya, akhirnya Allah SWT berkenan mengampuni dosa Nabi Adam AS dan Siti Hawa.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 37 yang berbunyi,

فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ٣٧

Artinya: Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Allah SWT memang menciptakan Adam AS untuk menjadi khalifah di bumi. Sehingga, apa yang terjadi pada dirinya (kejadian buah khuldi) juga merupakan tujuan penciptaannya.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads