Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang sahabat yang tergolong Assabiqunal Awwalun dari kalangan anak-anak. Sebab saat memeluk agama Islam, Ali r.a. masih berumur 7 tahun.
Assabiqunal Awwalun adalah sebutan bagi orang-orang yang pertama masuk Islam. Pada masa itu, orang-orang yang pertama masuk Islam berasal dari berbagai kalangan, termasuk golongan anak-anak.
Dijelaskan oleh para ulama bahwa Abu Bakar menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam dari kalangan laki-laki dewasa, Khadijah dari kalangan perempuan, Zaid bin Haritsah dari kalangan hamba sahaya, dan Ali bin Abi Thalib dari kalangan anak-anak.
Mengenal Ali bin Abi Thalib
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ia lahir di Makkah, 33 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada hari Jum'at 13 Rajab.
Dr. Musthafa Murad dalam bukunya bertajuk Kisah Hidup Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa Asad yang berarti singa merupakan nama pertama yang diberikan oleh ibu Ali r.a. kepadanya.
Namun nama tersebut tak lama dipakai dan diganti nama yang lebih lembut, yaitu Haidarah, artinya macan. Hal ini dikarenakan ibu Ali r.a. menginginkan Ali r.a. tumbuh menjadi lelaki yang pemberani. Bagi bangsa Arab, kemuliaan dimiliki oleh para pemberani.
Saat Ali bin Abi Thalib tumbuh dewasa, harapan ibunya pun terwujud. Ia menjadi pria yang sangat pemberani, bahkan keberaniannya terkenal di semenanjung Arab.
Namun, nama yang digunakan hingga akhir hidupnya adalah nama pemberian ayahnya, Ali, artinya adalah yang luhur.
Melansir buku berjudul Sejarah Peradaban Islam karya Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, sejak kecil, Ali r.a. sudah tinggal bersama Nabi dan dididik langsung oleh Nabi.
Ayahnya, Abu Thalib bin Abdul Muththalib, tidak dapat menafkahinya, sehingga Rasulullah yang mengasuh Ali r.a. Maka dari itu Nabi disebut sebagai ayah kedua bagi Ali bin Abi Thalib, seperti dijelaskan dalam buku Sirah Nabawiyah: Sejarah Paling Autentik tentang Kehidupan Rasulullah SAW karya Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakpuri.
Ali r.a. memiliki gelar yang disematkan pada namanya, yaitu karamallahu wajhah, yang berarti pemilik wajah yang dimuliakan Allah. Sebab ia mendapatkan gelar tersebut adalah karena ia tidak pernah menyembah berhala dan selalu bersujud pada Allah yang Maha Esa. Hal ini juga dikarenakan Ali r.a. memeluk agama Islam sejak ia masih sangat muda.
Kisah Ali bin Abi Thalib Memeluk Agama Islam
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq bahwa suatu setelah Khadijah memeluk agama Islam, Ali bin Abi Thalib menghampiri Rasulullah. Ali r.a. mendapati keduanya sedang mendirikan salat. Ia pun berkata, "Ini apa, Wahai Muhammad?"
Kemudian Rasulullah bersabda, "Ini adalah agama Allah yang telah Allah pilih dengan kehendakNya, dengannya Dia mengutus rasulNya. Saya ajak engkau wahai Ali untuk bersaksi terhadap Allah yang Maha Esa dan untuk menyembahNya. Dan agar engkau mengingkari Latta dan Uzza."
Kemudian Ali berkata kepada Rasulullah, "Ini adalah perkara yang aku belum pernah mendengarnya sama sekali sebelum hari ini, tetapi aku bukanlah orang yang memiliki keputusan atas perkaraku sehingga aku harus berbicara dulu kepada Abu Thalib."
Namun, Rasulullah tidak ingin Ali menceritakan rahasianya kepada siapa pun, termasuk ayahnya, sebelum ia diperintahkan oleh Allah untuk menceritakan urusan itu.
Beliau pun berkata kepada Ali, "Wahai Ali, jika engkau tidak berkenan masuk Islam maka jaga rahasia ini."
Ali pun berdiam diri selama satu malam. Dan atas izin Allah, ia mendapat hidayah Islam.
Hingga pada suatu pagi, Ali menghadap kepada Rasulullah dan berkata, "Apa yang engkau perintahkan kepadaku wahai Muhammad?"
Rasulullah bersabda, "Kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan tidak menyekutukannya serta engkau mengingkari tuhan Latta dan Uzza, serta melepaskan diri dari segala bentuk penentangan kepada Allah."
Ali pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam.
Disebut-sebut bahwa hal tersebut merupakan pengorbanan dan rasa terima kasih Ali r.a atas jasa Rasulullah karena telah mengasuh dan mendidiknya.
Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai sahabat yang selalu berani membela Rasulullah dan membela agama Allah.
Pada suatu ketika, kaum Quraisy berencana untuk mengepung rumah Rasulullah untuk membunuh beliau. Tetapi, Ali r.a. dengan gagah dan berani mempertaruhkan nyawanya untuk tidur di kasur beliau menggantikan Rasulullah SAW. Tentunya hal tersebut menyebabkan Ali mendapat siksaan dari kaum Quraisy.
Keberadaan Rasulullah pada saat itu sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah bersama Abu Bakar Ash Shiddiq.
Keberanian dan pengorbanan Ali r.a. sangat patut untuk dicontoh. Semoga Ali bin Abi Thalib dapat menjadi suri tauladan bagi umat Islam. Aamiin.
Simak Video "Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar"
(erd/erd)