- Sahabat Nabi SAW yang Meninggalkan Dunia demi Akhirat 1. Abu Bakar Ash-Shiddiq: Menafkahkan Seluruh Hartanya 2. Mush'ab bin Umair: Pemuda Kaya yang Hidup Sederhana demi Dakwah 3. Abdurrahman bin Auf: Hartawan yang Tidak Lengah dengan Dunia 4. Uwais Al-Qarni: Tidak Dikenal di Dunia, Dikenal di Langit
Dalam sejarah Islam, para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah generasi terbaik umat ini. Mereka bukan hanya saksi atas turunnya wahyu, tetapi juga teladan dalam keimanan, pengorbanan, dan kecintaan terhadap akhirat.
Salah satu sikap agung yang ditunjukkan para sahabat adalah kesungguhan mereka dalam meninggalkan dunia demi mengejar ridha Allah SWT dan kehidupan akhirat.
Dikutip dari buku Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki karya Ibnu Muhaji, para sahabat Nabi SAW memahami bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sedang lewat." (HR Al-Bukhari)
Kemudian dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengingatkan betapa singkatnya kehidupan di dunia,
وَاللهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هٰذِهِ - وَأَشَارَ يَحْيَ بِالسَّبَّابَةِ - فِـي الْيَمِّ ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِـعُ
Artinya: "Demi Allah! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, (perawi hadits ini yaitu) Yahya memberikan isyarat dengan jari telunjuknya- lalu hendaklah dia melihat apa yang dibawa jarinya itu?" (HR Muslim dan Ibnu Hibbân)
Melalui hadits yang diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA bahwa Nabi SAW bersabda, "Ya Allah! Tidak ada kehidupan selain kehidupan akhirat." (HR Muttafaqun 'alaih)
Berdasar hadits-hadits ini, banyak di antara para sahabat Nabi SAW rela meninggalkan harta, keluarga, bahkan nyawa demi membela Islam dan mendapatkan surga kelak di akhirat.
Sahabat Nabi SAW yang Meninggalkan Dunia demi Akhirat
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq: Menafkahkan Seluruh Hartanya
Dirangkum dari buku 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah karya Abdul Wadud Kasyful Humam, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menjadi contoh sahabat Nabi SAW yang mementingkan akhirat dibandingkan dunia
Dalam sebuah peristiwa, Rasulullah SAW meminta para sahabat untuk bersedekah guna membiayai Perang Tabuk. Umar bin Khattab RA merasa saat itu ia bisa mengalahkan Abu Bakar RA dalam kebaikan, lalu ia membawa setengah hartanya.
Namun, ketika Abu Bakar RA datang, beliau membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW pun bertanya, "Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Abu Bakar RA menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya." (HR Abu Dawud)
Abu Bakar RA tidak ragu meninggalkan harta bendanya demi perjuangan Islam. Ia telah meyakini bahwa apa yang ada di sisi Allah SWT jauh lebih berharga daripada apa yang ada di dunia.
2. Mush'ab bin Umair: Pemuda Kaya yang Hidup Sederhana demi Dakwah
Dalam buku Sirah Nabawiyah lbnu Hisyam: Jilid I karya Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, sosok Mush'ab bin Umair adalah pemuda tampan dan berasal dari keluarga kaya raya di Makkah. Ia dikenal sebagai orang yang paling modis dan harum di antara kaum Quraisy. Namun, ketika ia masuk Islam, keluarganya menentang keras hingga memutus semua bantuan dan mengusirnya.
Mush'ab menerima penderitaan itu dengan sabar. Ia memilih hidup miskin dan berdakwah di Madinah.
Saat Perang Uhud, Mush'ab gugur sebagai syahid dalam keadaan sangat miskin. Diriwayatkan bahwa saat ia wafat, tidak ada kain kafan yang cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya. Jika ditutup kepalanya, kakinya terbuka. Jika ditutup kakinya, kepalanya terbuka. Maka Nabi SAW pun bersabda,
"Tutuplah kepalanya dan letakkan idzkhir (rumput harum) di kakinya." (HR Bukhari)
3. Abdurrahman bin Auf: Hartawan yang Tidak Lengah dengan Dunia
Berbeda dengan Mush'ab, sahabat yang satu ini adalah saudagar sukses bahkan setelah masuk Islam. Namun, meski kaya raya, Abdurrahman bin Auf RA tidak pernah tergoda oleh gemerlap dunia. Ia tetap zuhud dan dermawan.
Abdurrahman bin Auf RA lahir di Makkah 10 tahun setelah tahun Gajah dan lebih muda dari Rasulullah SAW. Ayahnya adalah Auf bin Abdu Auf bin Abdu bin Al-Harits Az-Zuhri yang merupakan tokoh terkemuka bani Zuhrah, sementara ibunya bernama Asy-Syifa binti Auf Az-Zuhriyah.
Dalam kalangan masyarakat, Abdurrahman bin Auf RA adalah sahabat yang sangat dermawan. Seluruh usahanya ditujukan untuk mencari ridha kepada Allah SWT semata.
Ketika berdagang, Abdurrahman bin Auf RA menjauhkan diri dari barang-barang yang haram hingga subhat. Keuntungan hasil usahanya tidak untuk dinikmati sendiri, melainkan ditunaikan hak Allah SWT, sanak keluarga, dan untuk perjuangan di jalan Allah SWT.
Meski sukses secara finansial, Abdurrahman bin Auf RA tetap menjadikan akhirat sebagai tujuan utama. Ia tidak larut dalam kekayaan dan tetap bersedekah besar-besaran demi memperjuangkan agama Islam.
4. Uwais Al-Qarni: Tidak Dikenal di Dunia, Dikenal di Langit
Walau tidak termasuk sahabat secara langsung (karena tidak bertemu Nabi SAW), Uwais Al-Qarni adalah contoh yang agung tentang meninggalkan dunia demi akhirat.
Uwais adalah pemuda miskin dari desa bernama Qaran. Ia dikenal sangat taat kepada ibunya yang lumpuh. Ia sangat mencintai Rasulullah SAW, namun karena baktinya pada ibunya, ia tidak sempat datang ke Madinah untuk bertemu Nabi.
Dikutip dari buku Kisah Kehidupan Uwais Al Qarni: Sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam karya Muhammad Vandestra, suatu hari Uwais Al Qarni datang ke Madinah. Ia berniat mendatangi rumah Rasulullah SAW. Sayangnya, Rasulullah SAW tidak sedang berada di rumah melainkan di medan perang.
Betapa kecewa hati Uwais. Sempat terpikir baginya menunggu Rasulullah SAW hingga pulang dari medan perang, tetapi ia teringat akan pesan ibunya agar segera pulang. Uwais Al Qarni pun pulang dengan berat hati.
Sepulang dari perang, Rasulullah SAW langsung bertanya mengenai orang yang mencarinya. Beliau juga menjelaskan bahwa orang itu, Uwais Al Qarni adalah penghuni langit atau orang yang sangat terkenal di langit.
Aisyah RA dan para sahabat pun terkejut. Aisyah RA segera menceritakan bahwa memang
benar sebelum ini ada seseorang datang mencari Rasulullah SAW tetapi orang itu segera pulang ke Yaman karena teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit.
Rasulullah SAW lalu bersabda, "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais Al Qarni), perhatikanlah bahwa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya." Beliau juga bersabda untuk meminta doa dan istighfar dari Uwais Al Qarni karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.
Wallahu a'lam.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi