5 Tokoh Muda dalam Sejarah Islam, Bisa Jadi Inspirasi

5 Tokoh Muda dalam Sejarah Islam, Bisa Jadi Inspirasi

Tia Kamilla - detikHikmah
Selasa, 28 Okt 2025 09:30 WIB
Ilustrasi sahabat nabi Abdurrahman bin Auf
Ilustrasi sahabat nabi (Foto: Getty Images/GN STUDIO)
Jakarta -

Di sepanjang sejarah, Islam memiliki pemuda-pemuda hebat. Di usianya yang cenderung masih sangat muda, mereka mampu untuk membuat karya-karya yang luar biasa.

Para pemuda ini menjadi simbol keberanian, kecerdasan, dan keteguhan iman, yang bisa dijadikan panutan oleh generasi muda saat ini.

Berikut ini lima pemuda Islam terbaik sepanjang sejarah Islam:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Usamah bin Zaid

Usamah bin Zaid adalah panglima perang yang diangkat Rasulullah SAW saat usianya baru menginjak 18 tahun. Mengutip buku 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids karya Salman Iskandar, diketahui dia lahir pada tahun ke-7 sebelum Hijriah.

Usamah adalah anak Zaid bin Haritsah dari Ummu Aiman. Ibunya pernah menjadi pembantu dan pengasuh Rasulullah di masa kecilnya, sementara ayahnya adalah seorang sahabat Rasul, pembantunya sekaligus anak angkat Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Saat terjadi Perang Uhud, Usamah bersama pemuda lainnya menghadap Rasulullah meminta izin untuk berjihad, namun Rasulullah menolaknya sebab ia masih sangat kecil untuk mengikuti peperangan.

Pada Perang Khandaq, Usamah kembali meminta izin Rasulullah dan akhirnya Rasulullah menyetujuinya. Usamah mengikuti Perang Khandaq saat usianya 15 tahun.

Usamah dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, wara' (menjauhi segala sesuatu yang syubhat) dan pemberani untuk membela agama Allah. Ini bisa dijadikan teladan untuk anak muda zaman sekarang untuk menjadi anak yang pemberani.

2. Abdullah bin Abbas

Abdullah bin Abbas adalah sahabat yang paling memiliki banyak ilmu dalam bidang tafsir. Mengutip buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi, setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, Abdullah bin Abbas yang saat itu masih berusia 13 tahun, sering dimintai pendapat oleh Umar bin Al-Khathab.

Bahkan Abdullah bin Abbas sering diajak untuk bermusyawarah dan mencari solusi terhadap masalah-masalah yang problematik.

la tergolong seorang ulama, pakar tafsir Al-Qur'an, dan berwawasan luas. Ia adalah sahabat Nabi yang paling banyak memberi fatwa hukum dan paling sering melakukan ijtihad untuk menyimpulkan hukum.

Ilmu dan kebijaksanaan Abdullah bin Abbas menjadi bukti bahwa usia muda tidak membatasi seseorang untuk berilmu tinggi dan memberi manfaat bagi umat.

3. Thalhah bin Ubaidillah

Nama lengkapnya Thalhah bin Ubaidillah lahir tahun 28 sebelum hijrah. Mengutip buku yang sama, bahwa Thalhah menjadi sosok yang paling berjasa dalam membantu Rasulullah di Perang Uhud saat usianya 16 tahun.

Rasulullah kemudian menjulukinya dengan berbagai gelar mulia:

-Thalhah al-Khair (si baik)

-Thalhah al-Jud (si dermawan)

-Thalhah al-Fayyadh (si pemurah)

Semangat pengorbanan dan kedermawanannya menjadi teladan bahwa keberanian sejati bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga tentang ketulusan hati dalam membela kebenaran.

Ia menjadi salah satu pemuda yang bisa menjadi inspirasi untuk anak muda zaman sekarang.

4. Zaid bin Tsabit

Pemuda berikutnya adalah Zaid bin Tsabit yang biasa dipanggil Abu Kharijah dan digelari Jami' Al-Qur'an Al-Karim (penghimpun atau penghafal Al-Qur'an). Sejak usia muda, ia sudah aktif menulis.

Hal ini berawal dari Rasulullah SAW yang menyuruh Zaid untuk mempelajari Bahasa Ibrani, bahasa Yahudi, dengan maksud agar Zaid dapat membacakan untuk Beliau surat-surat yang datang dari kaum Yahudi.

Zaid yang mempunyai kecerdasan dapat mempelajarinya dan mampu menguasainya dalam waktu 19 hari. Ia adalah sosok sahabat yang menjadi pemuka ulama di Madinah dalam bidang fiqih, fatwa, dan ilmu faraidh (waris).

Zaid menunjukkan bahwa anak muda bisa menjadi bagian penting dalam menjaga warisan Islam, dengan cara yang ilmiah dan amanah.

5. Muhammad Al-Fatih

Muhammad Al-Fatih lebih dikenal dengan julukan Al-Fatih (penakluk) karena dia berhasil menaklukkan kota Konstantinopel. Sedangkan, orang-orang Eropa menjulukinya dengan Tuan yang Agung.

Pada tahun 855 H, ia diangkat menjadi khalifah setelah kematian ayahnya. Usianya saat itu baru 22 tahun. Dia sangat bersemangat dalam menyebarkan Islam ke segala penjuru dunia.

Muhammad Al-Fatih adalah orang yang menaklukkan wilayah Serbia, Albania, Muroh, dan Bosnia Herzegovina. Dia kemudian menyerang Hongaria dan menggabungkan kepulauan Yunani Otranto, dan wilayah di sekitarnya.

Keberhasilannya menunjukkan bahwa pemuda yang berilmu dan beriman bisa mengubah sejarah dunia.

Dari kelima tokoh di atas, kita belajar bahwa masa muda adalah waktu emas untuk menanam amal dan ilmu. Rasulullah SAW bersabda:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ

حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Artinya: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu." (HR Al Hakim dalam Al Mustadrak-nya)




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads