Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia yang sudah berusia 126 tahun. Pesantren ini berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari.
Sebelum mencapai keberhasilan seperti sekarang, pesantren yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari ini awalnya hanya dimulai dengan 10 santri. Perjalanan panjang dan perkembangan pesantren inilah yang membuat Tebuireng dikenal luas hingga saat ini dan banyak alumni yang sukses jadi tokoh nasional.
Sejarah Berdirinya Pesantren Tebuireng
Dilansir dari artikel pada laman Universitas Islam An Nur Lampung yang berjudul "Sejarah Pondok Pesantren Tebu Ireng", Pondok Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari pada tahun 1899.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesantren ini dikenal dengan moto "Pesantren Tebuireng" dan memiliki afiliasi dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Selain mengajarkan ilmu agama Islam, syari'at, dan bahasa Arab, Tebu Ireng juga memasukkan mata pelajaran umum dalam kurikulumnya.
Pesantren ini telah memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Asal-usul Nama Tebuireng
Masih mengutip dari sumber yang sama, Tebu Ireng adalah nama dusun kecil yang ada di Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang.
Menurut cerita masyarakat sekitar, nama Tebu Ireng berasal dari "Kebo Ireng" yang artinya kerbau hitam.
Dulu, ada kerbau berwarna kuning yang hilang dan ditemukan di rawa dengan tubuh penuh lintah, hingga kulitnya berubah hitam.
Pemiliknya berteriak "Kebo ireng!", dan sejak itu dusun itu dikenal dengan nama tersebut.
Selain itu, versi lain asal-usul nama Tebu Ireng berasal dari seorang punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam dan tinggal di sekitar dusun itu. Seiring waktu, dusun semakin ramai, terutama setelah berdirinya pabrik gula.
Warga mulai menanam tebu hitam sebagai bahan baku gula, yang juga dipercaya menjadi asal-usul nama Tebu Ireng.
Baca juga: Pesantren dan Tantangan Nalar Digital |
Awal Berdiri Pesantren Tebuireng
Pesantren Tebuireng didirikan oleh K.H. Hasyim Asy'ari pada tahun 1899 setelah ia pulang menuntut ilmu di berbagai pesantren di Makkah. K.H. Hasyim Asy'ari adalah cucu dari pendiri Pesantren Gedang di Jombang.
Awalnya, pesantren ini hanya sebuah bangunan kecil dari anyaman bambu bekas warung, berukuran sekitar 6 x 8 meter. Satu ruangan untuk pengajian, satu lagi untuk tempat tinggal Hasyim Asy'ari dan istrinya, Nyai Khodijah. Santri pertama berjumlah 10 orang, termasuk beberapa yang dibawa dari Pesantren Gedang, yaitu:
- K.H. Wahab Hasbullah
- K.H. Bisri Syansuri
- K.H. Sholeh Darat
- K.H. Abdul Wahab Hasbullah
- K.H. Abdul Karim
- K.H. Abdul Hamid
- K.H. Abdul Qodir
- K.H. Abdul Ghofur
- K.H. Abdul Halim
- K.H. Abdul Majid
Santri-santri ini kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah Nahdlatul Ulama dan perjalanan sejarah Indonesia.
Daftar Alumni Pesantren Tebuireng yang Jadi Alumni Tokoh Nasional
Pesantren Tebuireng tidak hanya terkenal sebagai pusat pendidikan Islam, tetapi juga sebagai tempat lahirnya banyak tokoh ulama dan pemimpin bangsa.
Dilansir dari laman Universitas Islam An Nur Lampung, sejumlah alumninya telah menempati posisi penting, mulai dari Menteri Agama hingga Presiden, serta menjadi penggerak utama dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
- K.H. Wahid Hasyim (Menteri Agama RI)
- K.H. Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-4)
- K.H. Ma'ruf Amin (Wakil Presiden RI ke-12)
- K.H. Maimoen Zubair (Rais Aam PBNU)
- K.H. Sahal Mahfudz (Ketua Umum PBNU)
- K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Rais Syuriah PBNU)
- K.H. Ali Yafie (Mufti Agung RI)
- K.H. Ali Masykur Musa (Menteri Agama RI)
- K.H. Ahmad Siddiq (Menteri Agama RI)
- K.H. Masykur Abdul Qodir (Menteri Agama RI)
- K.H. Muhammad Mahfudz Siddiq (Anggota DPR RI)
Perkembangan Pesantren Tebuireng
Menurut laman tebuireng.online, Pesantren Tebuireng terus melakukan berbagai inovasi unik yang belum umum di pesantren lain.
Di bidang pendidikan, Tebuireng mendirikan Pesantren Sains, yang mengintegrasikan pengajaran Al-Qur'an dan tafsir ke dalam mata pelajaran sains.
Selain itu, pesantren ini juga aktif di bidang media melalui Rumah Produksi Tebuireng yang memproduksi film, Pustaka Tebuireng yang menerbitkan buku-buku tentang Pemikiran Kiai Hasyim, dan Majalah Tebuireng.
Tebuireng memiliki dua kampus, yaitu Universitas Hasyim Asy'ari dengan lima fakultas yakni Agama Islam, Teknik, Teknologi Informasi, Ekonomi, dan Ilmu Pendidikan; serta Ma'had Aly Hasyim Asy'ari yang fokus pada takhassus Hadits wa Ulumuhu, yakni mengajarkan hadits sesuai keahlian Kiai Hasyim.
(inf/inf)












































Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Dukung Ponpes Al Khoziny Dibantu APBN, Cak Imin: Ada 1.900 Santri di Sana
Wali Santri Korban Meninggal Ambruknya Musala Al Khoziny Akan Diumrahkan