HSN 2025, Ketum MUI: Pesantren Bagian Penting Kekayaan Khazanah Peradaban Islam

HSN 2025, Ketum MUI: Pesantren Bagian Penting Kekayaan Khazanah Peradaban Islam

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 22 Okt 2025 16:15 WIB
Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar.
Ketum MUI KH Anwar Iskandar (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Jakarta -

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar menyampaikan selamat kepada seluruh santri dan pendidik pesantren di RI. Dia menegaskan pesantren menjadi bagian penting kekayaan khazanah peradaban Islam dan bangsa Indonesia.

"Pesantren adalah bagian penting dari kekayaan khazanah peradaban umat Islam, bahkan bangsa Indonesia," katanya di Kantor MUI Pusat, Jakarta, dikutip pada Rabu (21/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Anwar --sapaan akrabnya-- mengatakan pesantren telah istiqomah menjaga empat hal pokok yang jadi fondasi peradaban bangsa dari sejak berdiri pada abad ke-16. Hal pokok yang pertama adalah pesantren menjaga tradisi keilmuan Islam dan mengajarkan Islam wasathiyah (moderat) yang berpijak pada nilai-nilai tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan 'adalah (keadilan).

Nilai-nilai tersebut berasal dari ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah yang diwariskan Nabi Muhammad SAW dan diteruskan para Walisongo.

ADVERTISEMENT

Lalu, hal pokok yang kedua adalah pesantren senantiasa mengusung dakwah rahmatan lil 'alamin, yaitu dakwah yang santun, sejuk, serta selaras dengan budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia selama tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah.

Kemudian hal pokok yang ketiga adalah pesantren berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme.

"Pada 22 Oktober 1945, nilai kebangsaan itu diwujudkan melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh kaum pesantren untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia," kata Kiai Anwar.

Hal pokok keempat sekaligus terakhir, pesantren menjadi benteng penting dalam menjaga peradaban bangsa yang berpijak pada nilai kemandirian, gotong royong, tolong-menolong, dan keikhlasan. Nilai-nilai itu telah ditanamkan oleh para pendiri pesantren sejak lama dan kini masih terjaga.

"Dalam pesantren, ada nilai ilmu, dakwah, nasionalisme, dan peradaban yang bermuara pada keikhlasan serta kemandirian. Alhamdulillah, nilai-nilai ini masih terjaga dengan baik dan akan terus kita pertahankan," terang Ketum MUI tersebut.

Selain itu, Kiai Anwar turut menyoroti tantangan zaman sekarang yang kian menjauhkan generasi muda dari nilai agama dan akhlak. Tetapi, dia menegaskan pesantren tetap istiqomah menjaga nilai-nilai itu.

"Banyak cobaan yang dihadapi pesantren sejak dulu hingga sekarang. Namun dengan empat prinsip tadi, insya Allah pesantren akan terus bertahan dengan baik di masa-masa yang akan datang," tandasnya.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads