Siapa Sahabat Nabi yang Paling Akhir Masuk Islam?

Siapa Sahabat Nabi yang Paling Akhir Masuk Islam?

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 07 Okt 2025 08:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abu Darda (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama kali memeluk Islam dikenal dengan sebutan "As-sabiqunal awwalun". Mereka adalah orang-orang terdekat Rasulullah SAW, seperti Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Abu Bakar As-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, dan Utsman bin Affan.

Namun, bagaimana dengan sahabat Rasulullah SAW yang paling akhir memeluk Islam? Kisah inspiratif ini datang dari seorang laki-laki hebat bernama Abu Darda.

Abu Darda, yang nama aslinya adalah Uwaimir bin Malik dari suku Khazraj, dikenal sebagai sosok yang sangat taat dan bersemangat dalam beribadah. Ia selalu berusaha meraih derajat tertinggi dalam ketaatan kepada Allah SWT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Abu Darda Bertobat

Sebelum memeluk Islam, Abu Darda adalah seorang pedagang yang sukses di Kota Yatsrib (sekarang Madinah). Ia juga masih menganut kepercayaan lamanya, yaitu menyembah berhala. Setiap pagi, ia akan memberikan sesajen dan wangi-wangian terbaik untuk berhala yang disimpan di tempat terhormat di rumahnya.

ADVERTISEMENT

Hubungannya dengan sahabat-sahabat lamanya yang sudah lebih dulu masuk Islam, seperti Abdullah bin Rawahah, tetap terjalin baik. Abdullah sering mengunjungi Abu Darda dan mengajaknya untuk memeluk Islam, tetapi ajakan tersebut selalu ditolak.

Suatu hari, ketika Abu Darda sedang sibuk di tokonya, Abdullah bin Rawahah mendatangi rumahnya. Ia menemukan Ummu Darda, istri Abu Darda, di dalam. Dengan izin Ummu Darda, Abdullah masuk rumah. Tanpa sepengetahuan Ummu Darda, Abdullah masuk ke ruangan berhala dan menghancurkannya berkeping-keping sambil bergumam, "Semua yang menyekutukan Allah itu sesat."

Saat Ummu Darda menemukan patung sesembahannya hancur, ia berteriak histeris. Ketika Abu Darda pulang, ia mendapati istrinya sedang meratapi berhala yang rusak. Ummu Darda menceritakan apa yang telah dilakukan Abdullah.

Awalnya, Abu Darda sangat marah dan berniat mendatangi Abdullah. Namun, ia berhenti sejenak dan berpikir. Ia berkata, "Jika patung ini memiliki kebaikan, tentu ia mampu melindungi dirinya sendiri dari segala gangguan."

Kesadaran ini membuat hati Abu Darda luluh. Ia menyadari kelemahan dari apa yang selama ini disembahnya. Tanpa ragu, ia langsung mencari Abdullah bin Rawahah dan meminta diantar menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan keislamannya.

Dengan demikian, Abu Darda tercatat sebagai sahabat Nabi yang paling akhir memeluk Islam dari kaum Khazraj.

Penyesalan dan Ketaatan Abu Darda

Setelah masuk Islam, Abu Darda merasa sangat menyesal karena terlambat beriman. Penyesalan ini memotivasinya untuk mengejar ketertinggalan. Ia menjadi seorang muslim yang sangat giat belajar agama. Bahkan, ia rela meninggalkan kesibukan dagangnya demi menghadiri majelis ilmu.

Berkat ketekunannya, Abu Darda dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi yang paling dalam ilmunya tentang agama Allah dan juga hafal Al-Qur'an.

Kisah ini dirangkum dari buku Sosok Para Sahabat Nabi karya Dr. Abdurrahman Raf'at al-Basya.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads