Maulid Nabi adalah perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada sejumlah ayat Al-Qur'an tentang maulid Nabi Muhammad SAW yang mengisahkan tujuan diutusnya Rasulullah SAW.
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan pada 12 Rabiul Awal. Tanggal ini merujuk pada pendapat yang masyhur tentang kelahiran Nabi SAW, di samping banyaknya pendapat di kalangan ulama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi
Berikut sejumlah ayat Al-Qur'an tentang maulid atau kelahiran Nabi Muhammad SAW.
1. Surah Ali Imran Ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤
Laqad mannallāhu 'alal-mu'minīna iż ba'aṡa fīhim rasūlam min anfusihim yatlū 'alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu'allimuhumul-kitāba wal-ḥikmah(ta), wa in kānū min qablu lafī ḍalālim mubīn(in).
Artinya: "Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur'an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
2. Surah Al Anbiya Ayat 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧
Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn(a).
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."
3. Surah Al Fath Ayat 29
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ ٢٩
Muḥammadur rasūlullāh(i), wal-lażīna ma'ahū asyiddā'u 'alal-kuffāri ruḥamā'u bainahum tarāhum rukka'an sujjaday yabtagūna faḍlam minallāhi wa riḍwānā(n), sīmāhum fī wujūhihim min aṡaris-sujūd(i), żālika maṡaluhum fit-taurāh(ti), wa maṡaluhum fil-injīl(i), kazar'in akhraja syaṭ'ahū fa āzarahū fastaglaẓa fastawā 'alā sūqihī yu'jibuz-zurrā'a liyagīẓa bihimul-kuffār(a), wa'adallāhul-lażīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti minhum magfirataw wa ajran 'aẓīmā(n).
Artinya: "Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar."
4. Surah Al Ahzab Ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun ḥasanatul liman kāna yarjullāha wal yaumal ākhira wa żakarallāha kaṡīrā(n).
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
5. Surah Yunus Ayat 58
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٥٨
Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥū, huwa khairum mimmā yajma'ūn(a).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan."
Surah Yunus ayat 58 tersebut biasa dijadikan dalil untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, ayat tersebut berisi perintah agar bergembira dan bersyukur atas karunia dan rahmat Allah SWT (Islam dan Al-Qur'an). Itu merupakan karunia paling utama melebihi keutamaan-keutamaan yang diberikan pada umat Nabi Muhammad SAW di dunia.
Karunia berupa agama Islam dan rahmat berupa Al-Qur'an dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW sejak Allah SWT mengutusnya menjadi nabi dan rasul.
Makna Peringatan Maulid Nabi
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW mengandung sejumlah makna. Penulis Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad SAW dalam Kajian Ilmu Sosial-Humaniora, Dr Ajid Thohir, dalam bukunya memaparkan beberapa pendapat dan fatwa ulama terkenal tentang peringatan maulid Nabi. Berikut di antaranya.
- Menurut Imam Hasan al-Bashri, seorang generasi salafush-shalih, mengatakan betapa istimewanya maulid Nabi SAW. Ia berkata, "Seandainya aku memiliki emas seumpama Gunung Uhud, niscaya aku akan menafkahkannya (semuanya) kepada orang yang membacakan Maulid ar-Rasul."
- Generasi salafush-shalih lainnya yang terkenal di kalangan fuqaha, Imam Ma'ruf al-Kharkhi, mengatakan peringatan maulid Nabi begitu istimewa dan orang yang melakukannya akan mendapat balasan berupa tempat (derajat) yang tinggi setelah dibangkitkan nanti.
- Syaikhul Islam al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani berfatwa bahwa perayaan maulid termasuk bid'ah hasanah (perkara baru yang bagus). Menurutnya, asal perayaan maulid adalah bid'ah tapi mengandung kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan. Siapa yang mengambil kebaikan dan menjauhi keburukan maka itulah yang dinamakan bid'ah hasanah. Sebaliknya, jika tidak menjauhi keburukan itu bukan bid'ah hasanah.
- Memperingati maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi sarana peningkatan iman seseorang. Imam Junaid al-Baghdadi yang masih termasuk generasi salafush-shalih pernah mengatakan, "Barang siapa menghadiri Maulid ar-Rasul dan mengagungkan Rasulullah, ia beruntung dengan keimanannya."
Selain itu, makna peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebagai sarana untuk mengingat peristiwa agung dan pelajaran mulia dari kisah sang rasul. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Ahzab ayat 21,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal