Surga menjadi tempat yang diidamkan setiap muslim setelah meninggal dunia. Mereka yang berada di surga sifatnya kekal dan terbebas dari segala penderitaan.
Terkait kenikmatan surga disebutkan dalam sejumlah ayat suci Al-Qur'an, salah satunya surah Al Insan ayat 20.
وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar."
Dinukil dari buku Megahnya Surga karya Abdullah Syafi'ie, harum surga diibaratkan dengan aroma kasturi. Hal ini tercantum dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda,
"Tanah surga berwarna putih, halamannya berupa batuan marmer. Ia dikelilingi kasturi seperti tuangan pasir. Di dalamnya terdapat sungai-sungai yang tersusun. Di sana penghuni surga dari tingkatan yang rendah dan tinggi bersua lalu saling berkenalan. Allah lalu menghembuskan angin rahmat, lalu tersebarlah wangi kasturi. Seorang laki-laki pulang menemui istrinya dalam keadaan yang semakin anggun dan wangi."
Kemudian, disebutkan juga pada riwayat lain wangi kasturi adalah debu dari surga. Rasulullah SAW bersabda,
"Ketika aku berjalan ke surga, aku melihat sungai yang di kedua tepinya terdapat gundukan mutiara. Aku bertanya kepada Jibril, 'Apakah ini, wahai Jibril?' Lalu, Jibril menjawab, 'Ini adalah telaga Kautsar yang Allah berikan untukmu.' Ternyata, debu surga adalah kasturi yang murni dan sangat wangi." (HR Bukhari)
Selain itu, menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Hadiul Arwah ila Biladil Afrah yang diterjemahkan Fadhli Bahri dikatakan wangi surga terdiri dari dua macam. Pertama, harum ini bisa ditemui dan dihirup oleh arwah. Artinya, manusia yang masih hidup tidak bisa mencium wangi tersebut.
Lalu, wangi surga kedua yaitu hanya bisa dideteksi pancaindra khusus penciuman seperti aroma bunga dan sebagainya. Aroma ini bisa dideteksi seluruh penghuni surga di akhirat, baik dari tempat jauh maupun dekat.
Kemudian, harum surga bahkan dapat tercium dari jarak perjalanan puluhan hingga ratusan tahun. Ada yang mengatakan 40 tahun, 50 tahun, 500 tahu, hingga 1000 tahun perjalanan.
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa mengaku bernasab kepada selain ayahnya sendiri, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu benar-benar bisa tercium dari jarak perjalanan 50 tahun." (HR Ahmad)
Wallahu a'lam.
(aeb/kri)












































Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Dukung Ponpes Al Khoziny Dibantu APBN, Cak Imin: Ada 1.900 Santri di Sana
Wali Santri Korban Meninggal Ambruknya Musala Al Khoziny Akan Diumrahkan