Lisan adalah salah satu nikmat Allah SWT yang sangat berharga bagi manusia. Dengan lisan, kita bisa berbicara, berkomunikasi, dan menyampaikan kebaikan. Namun, lisan juga bisa menjadi penyebab kehancuran bila digunakan untuk keburukan, seperti berkata bohong, ghibah, fitnah, atau mencela orang lain.
Islam memberikan perhatian yang besar terhadap adab menjaga lisan. Dalam Al-Qur'an dan hadits, terdapat banyak dalil yang menekankan pentingnya mengendalikan ucapan agar selalu membawa kebaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Al-Qur'an surat Qaf ayat 18, Allah SWT berfirman,
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
Dikutip dari buku Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki: Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmuran karya Taufiq FR., ayat di atas menjelaskan betapa pentingya seorang muslim menjaga lisan. Segala ucapan yang keluar dari mulut seorang muslim akan selalu diawasi oleh malaikat, dan malaikat kelak akan menjadi saksi apa saja yang telah diucapkan manusia selama hidup di dunia.
Dalil dari Al-Qur'an tentang Menjaga Lisan
1. Larangan Mengucapkan Perkataan Buruk
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 148,
۞ لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat ini menegaskan bahwa ucapan buruk adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT. Seorang muslim dianjurkan untuk memilih kata yang baik, meski dalam kondisi marah sekalipun.
2. Ucapan Baik atau Diam
Allah SWT berfirman:
وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا
Artinya: "Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia." (QS. Al-Baqarah: 83)
Penggalan ayat 83 surat Al Baqarah di atas memerintahkan umat Islam agar senantiasa berbicara dengan kata-kata yang baik, santun, dan bermanfaat bagi orang lain.
3. Bahaya Mengolok-olok dan Menghina
Dalam surat Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT melarang kaum mukmin saling mencela atau memberi julukan buruk:
وَلَا تَلۡمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ
Artinya: "Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk..."
Ayat ini mengajarkan bahwa menjaga lisan bukan hanya tentang tidak berbohong, tetapi juga tidak menghina, merendahkan, atau menyakiti hati orang lain dengan ucapan.
Dalil dari Hadits tentang Menjaga Lisan
1. Perkataan Baik atau Diam
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Menjaga Lisan dan Surga
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Artinya: "Barang siapa yang dapat menjamin apa yang ada di antara dua rahangnya (lisannya) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga." (HR Bukhari)
3. Kebinasaan Karena Lisan
Rasulullah SAW juga memperingatkan melalui sabdanya,
وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
Artinya: "Bukankah manusia akan diseret ke neraka pada wajah-wajah mereka, kecuali karena hasil dari lisan mereka?" (HR Tirmidzi)
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Negara Arab Kompak Katakan Israel Lakukan Genosida di Gaza