Cara Menghadapi Orang Sakaratul Maut Menurut Ajaran Islam

Cara Menghadapi Orang Sakaratul Maut Menurut Ajaran Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 31 Jul 2025 14:00 WIB
Ilustrasi orang sakit
Ilustrasi menghadapi orang sakaratul maut. (Foto: Getty Images/KatarzynaBialasiewicz)
Jakarta -

Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Ini adalah ketetapan mutlak dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Ankabut ayat 57.

Allah SWT berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan."

Di momen krusial ini, umat Islam dianjurkan untuk mendampingi dan membimbing orang yang sedang mengalami sakaratul maut.

ADVERTISEMENT

Sakaratul maut sendiri bukanlah proses yang ringan. Imam Al-Qurthubi, dalam kitab At-Tadzikrah Jilid 1 yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal, menjelaskan bahwa sakaratul maut adalah kesulitan menjelang kematian di mana seseorang perlahan kehilangan kendali atas anggota tubuhnya.

Senada, Imam Ghazali dalam bukunya Makna Kematian Menuju Kehidupan Abadi menggambarkan sakaratul maut sebagai rasa sakit luar biasa yang menyerang inti jiwa dan menyebar ke seluruh bagian tubuh, tanpa ada yang terbebas darinya.

Lantas, bagaimana seharusnya seorang muslim menghadapi dan membantu orang yang sedang di ambang batas kehidupan ini? Berikut adalah panduan berdasarkan ajaran Islam.

6 Hal Penting Saat Mendampingi Orang Sakaratul Maut

Sayyid Sabiq, dalam karyanya Fiqih Sunnah Jilid 2, menjabarkan enam amalan sunah saat mendampingi orang yang menghadapi sakaratul maut.

1. Melakukan Talqin

Talqin adalah upaya membimbing orang yang sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat tauhid, yaitu "La ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan selain Allah). Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi:

لَقِنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه

Artinya: "Tuntunlah orang yang sedang sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat: Tidak ada Tuhan selain Allah." (HR Muslim)

Pentingnya talqin juga ditegaskan dalam hadis riwayat Abu Daud yang disahihkan Imam Hakim dari Muadz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya: "Siapa yang akhir dari ucapannya adalah kalimat: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, maka ia akan masuk surga." (HR Abu Daud)

Perlu diingat, talqin hanya diberikan kepada mereka yang masih sadar dan mampu berbicara. Jika kondisi sudah sangat lemah dan tidak bisa bicara, anjurkan mereka untuk mengulang kalimat tauhid dalam hati.

Beberapa ulama berpendapat kalimat yang diajarkan adalah la ilaha illallah, sementara yang lain berpandangan dua kalimat syahadat karena tujuannya adalah mengingatkan mereka tentang ikrar keimanan yang pernah diucapkan.

2. Membaringkan ke Arah Kiblat

Jika memungkinkan, hadapkan tubuh orang yang sedang sakaratul maut ke arah kiblat. Cara yang dianjurkan adalah membaringkannya ke sisi kanan.

Seperti Fatimah binti Muhammad SAW yang diriwayatkan menghadap kiblat dengan tangan kanan sebagai bantal saat sakaratul maut.

Opsi lain, seperti disebutkan dalam riwayat Asy-Syafi'i, adalah menidurkannya secara terlentang dengan tengkuk kaki diarahkan ke kiblat, dan kepala sedikit diangkat agar wajah menghadap kiblat.

3. Membacakan Surah Yasin

Membacakan surah Yasin di dekat orang yang sedang sakaratul maut adalah amalan yang sangat dianjurkan, Rasulullah SAW bersabda, "Dan bacakanlah surah Yasin kepada orang yang meninggal dunia di antara keluarga kalian." (HR Imam Ahmad, Abu Daud, Nasai, Hakim, dan Ibnu Hibban dari Ma'qal bin Yasar)

4. Memejamkan Mata Setelah Meninggal

Ketika seseorang telah wafat, pejamkan kedua matanya. Hal ini meneladani Rasulullah SAW yang memejamkan mata Abu Salamah saat beliau melihatnya terbelalak setelah meninggal, Beliau bersabda, "Apabila ruh dicabut, maka mata akan mengikutinya." (HR Muslim)

5. Menutupi Seluruh Tubuh

Begitu meninggal, segera tutupi seluruh jenazah untuk menjaga auratnya. Sebagaimana yang dilakukan saat Rasulullah SAW wafat, tubuh beliau diselimuti dengan pakaian hibrah (pakaian khas Yaman) sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.

6. Segera Mengurus Jenazah

Setelah diyakini seseorang telah meninggal dunia, percepatlah proses pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, menyalatkan, hingga menguburkannya. Hal ini bertujuan agar jasad tidak mengalami kerusakan.

Abu Daud meriwayatkan dari Husain bin Wahwah, ketika Thalhah bin Barrak sedang sakit, Rasulullah SAW menjenguknya. Beliau pun berkata, "Sesungguhnya aku melihat Thalhah sudah meninggal dunia. Beritahu aku keadaannya dan bersegeralah mengurus jenazahnya karena sesungguhnya mayat seorang muslim tidak patut ditahan di tengah-tengah keluarganya." (HR Abu Daud)

Penundaan pengurusan jenazah hanya diperbolehkan jika ada alasan yang kuat, seperti menunggu kedatangan keluarga dekat, selama tidak dikhawatirkan terjadi perubahan pada jasad.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads