Tata Cara Itikaf Raih Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadan

#RamadanJadiMudah by BSI

Tata Cara Itikaf Raih Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadan

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 20 Mar 2025 19:30 WIB
Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, Masjid Istiqlal penuh dengan jemaah iktikaf. Mereka datang dari berbagai daerah untuk berburu lailatulqadar.
Ilustrasi itikaf di Masjid (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Itikaf merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Ramadan, terutama pada 10 hari terakhir. Ibadah ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan di malam-malam istimewa.

Dengan berdiam diri di masjid, seseorang dapat memanfaatkan waktu untuk beribadah secara maksimal, memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, serta meningkatkan ketakwaan. Itikaf menjadi momen berharga bagi setiap Muslim untuk merenungi diri, memohon ampunan, dan mencari keutamaan lailatul qadar.

Pengertian Itikaf

Dalam bukunya yang berjudul Itikaf Penting dan Perlu, Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi menjelaskan bahwa menurut kamus bahasa Arab, kata itikaf berasal dari akafa, yang berarti menetap, mengurung diri, atau terhalangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara istilah, itikaf diartikan sebagai aktivitas menetap di dalam masjid dengan niat beribadah, disertai puasa sebagai bagian dari pelaksanaannya.

Menurut buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul dan M. Nielda, Rasulullah SAW terbiasa melakukan itikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a., yang menyebutkan kebiasaan beliau dalam menjalankan ibadah tersebut.

ADVERTISEMENT

أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).

Tata Cara Itikaf

Itikaf yang dilakukan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT demi meraih lailatul qadar. Mengenai tata cara itikaf, buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag menjelaskan beberapa langkah yang dapat diikuti.

1. Niat Itikaf

Dalam mazhab Syafi'i, seseorang yang hendak beritikaf diwajibkan untuk menentukan niatnya, apakah sebagai ibadah wajib karena nadzar atau sunnah. Jika itikaf dilakukan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, maka niatnya bersifat sunnah dengan bacaan sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat itikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."

2. Berdiam Diri di Masjid

Itikaf dilakukan dengan cara berdiam diri di dalam masjid sambil memperbanyak dzikir, tafakkur, dan membaca tasbih. Amalan yang paling dianjurkan selama itikaf adalah memperbanyak membaca Al-Qur'an untuk mendekatkan diri kepada Allah Aza wa Jalla.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan salat sunah, seperti salat tahiyatul masjid. Berbagai salat sunah lainnya juga dapat dilakukan guna menambah pahala dan meningkatkan ketakwaan.

3. Menjauhkan Diri dari Hal yang Tidak Berguna

Ketika melaksanakan itikaf, sebaiknya seseorang menghindari segala hal yang tidak bermanfaat dan fokus memperbanyak amalan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat juga disunnahkan untuk membaca doa berikut selama menjalankan itikaf.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku."

  • Saat melakukan Itikaf, tentu juga harus menghindari hal-hal yang bisa membatalkan Itikaf, yaitu:
    Keluar masjid tanpa keperluan.
  • Menggauli istri atau ber-mubasyarah.
  • Murtad.
  • Hilang akal karena gila atau mabuk.
  • Datangnya haid atau nifas bagi wanita, serta segala sesuatu yang menyebabkan hadas besar.

Berapa Lama Waktu Itikaf?

Menukil buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah karya Ruhyat Ahmad, disebutkan bahwa para ulama sepakat bahwa tidak ada batasan maksimal untuk durasi itikaf.

Bagi yang ingin melakukan itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, mereka dapat memulai dengan memasuki masjid setelah salat Subuh pada tanggal 21 Ramadan. Dan mengakhiri itikaf setelah salat Subuh pada hari Idul Fitri, sebelum berangkat ke tempat salat Id.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits, 'Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah SAW biasa beri'tikaf pada bulan Ramadan. Apabila selesai dari salat subuh, beliau masuk ke tempat khusus itikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata: Kemudian 'Aisyah RA meminta izin untuk bisa beritikaf bersama beliau, lalu beliau mengizinkannya." (HR Bukhari).

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads