Allah SWT memuliakan bulan Ramadan dengan segala keutamaannya. Segala amal ibadah yang dilakukan di bulan ini bahkan dilipatgandakan pahalanya.
Rasulullah SAW bahkan sampai melaksanakan berbagai ibadah, khususnya di 10 hari terakhir. Beliau pergi meninggalkan rumah dan berniat iktikaf di masjid.
Iktikaf menjadi salah satu amalan yang dapat dilakukan umat Islam selama bulan Ramadan. Iktikaf adalah kesempatan untuk merenungi hakikat sebenarnya manusia hidup di muka bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun dalil yang mengisyaratkan iktikaf ada pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 125:
وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَيۡتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًاؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰهٖمَ مُصَلًّى ؕ وَعَهِدۡنَآ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"
Pengertian iktikaf
Merujuk buku milik Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi yang berjudul Itikaf Penting dan Perlu, menurut kamus bahasa Arab, iktikaf berasal dari kata 'akafa yang berarti menetap, mengurung diri, atau terhalangi. Sedangkan dari segi istilah, iktikaf adalah menetap atau berdiam diri di dalam masjid disertai puasa dan ada niatnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Hafidz Muftisany dalam bukunya iktikaf Maksimal di Ujung Ramadan. iktikaf mengandung makna diam di masjid dengan cara-cara khusus dan niat-niat yang khusus juga. iktikaf sifatnya sunah muakkad yang artinya tidak terkait waktu apakah Ramadan atau bukan.
Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma'ad jilid 2 mengatakan, tujuan Allah SWT mensyariatkan iktikaf adalah agar hamba-hamba-Nya dapat memfokuskan hati dan jiwanya kepada-Nya serta mengesampingkan sejenak kesibukan duniawi. Dalam kesendirian selama iktikaf diharapkan hati dan jiwanya merasa tentram karena dekat dengan Allah SWT.
Ketentuan iktikaf
Iktikaf adalah salah satu ibadah yang dianjurkan Allah SWT dan Rasulullah SAW kepada umat-Nya. Aa ketentuan yang harus diketahui dan dipatuhi oleh umat Islam jika ingin melakukan iktikaf.
Mengutip dari buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, berikut ini penjelasan mengenai ketentuan dalam melakukan iktikaf:
1. Waktu Pelaksanaan
Iktikaf disunahkan bisa dilakukan kapan pun. Tidak ada ketentuan banyaknya hari untuk melakukan iktikaf.
Menurut para ulama, iktikaf hendaknya dilakukan sebelum matahari terbenam. Ada pendapat lainnya yang mengatakan bahwa iktikaf dimulai setelah menunaikan salat Subuh.
Namun, waktu pelaksanaan iktikaf yang paling utama adalah pada saat bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasulullah SAW melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebagaimana yang dikatakan Aisyah ra berikut:
عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beriktikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla. Kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beriktikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).
2. Syarat iktikaf
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang hendak melaksanakan iktikaf. Berikut empat syaratnya:
• Beragama Islam
• Dapat membedakan hal baik atau buruk
• Berakal sehat
• Suci dari hadats, haid dan nifas
3. Rukun iktikaf
Ketika ingin melakukan iktikaf, seseorang harus mengetahui rukun-rukun iktikaf. Adapun rukunnya sebagai berikut:
a. Membaca Niat
Jika seseorang telah berniat untuk iktikaf maka fokusnya hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut niat untuk melakukan iktikaf:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Arab Latin: Nawaitu an a'takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh
Artinya: "Saya berniat iktikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya."
b. Dilakukan di Masjid
Bagi yang ingin melaksanakan iktikaf, lakukanlah di masjid yang biasa digunakan untuk salat berjamaah. Tujuannya agar orang tersebut tidak meninggalkan salat berjamaah.
4. Hal yang Disunahkan saat Iktikaf
Adapun sunah-sunah yang dapat dikerjakan saat beriktikaf adalah sebagai berikut:
a. Menyibukkan diri dengan berdzikir, salat sunah dan tadarus Al-Qur'an
b. Mengerjakan ibadah puasa
c. Tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik
d. Membaca buku-buku agama
e. Memperbanyak berdoa
5. Hal-Hal yang Membatalkan Iktikaf
iktikaf harus dilakukan sesuai dengan aturan syariat, apabila tidak sesuai dengan syariat maka iktikaf tersebut batal. Berikut ini hal-hal yang membatalkan iktikaf:
a. Mengalami gangguan jiwa
b. Pingsan atau igma
c. Mabuk
d. Keluar dari agama Islam
e. Berjima'
f. Bersentuhan kulit dengan syahwat
g. Haid atau nifas
h. Keluar dari masjid tanpa udzur
Keutamaan Iktikaf
Menukil buku Tafsir Al-Asas oleh Darwis Abu Ubaidah, berikut beberapa keutamaan atau fadhilah bagi yang melaksanakan iktikaf:
1. Dapat membantu seseorang mengerjakan salat berjamaah dan khusyu.
2. Dapat membantu seseorang senantiasa melaksanakan salat sunah.
3. Dapat membantu seseorang mengerjakan salat di shaf-shaf depan.
4. Mendapat pahala.
5. Diberi kemudahan dalam menjaga puasa.
6. Membantu seseorang untuk senantiasa bersabar melakukan amal saleh.
7. Menjauhi seseorang dari hal duniawi dan kemaksiatan.
8. Ibadah yang tepat untuk bermuhasabah atau introspeksi diri.
Wallahu a'lam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Cara Praktis Buka 8 Pintu Rezeki Sesuai Ajaran Al-Qur'an