Surah Al-Hujurat Ayat 12, Gibah Diibaratkan Makan Daging Saudara Sendiri

Surah Al-Hujurat Ayat 12, Gibah Diibaratkan Makan Daging Saudara Sendiri

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 11 Mar 2025 07:30 WIB
ghibah
Ilustrasi gibah (Foto: Getty Images/Aang Permana)
Jakarta -

Islam tidak hanya mengajarkan umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Salah satu larangan dalam Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial adalah gibah, yaitu membicarakan keburukan orang lain di belakangnya.

Gibah merupakan perilaku tercela yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah dan menimbulkan permusuhan di antara sesama Muslim. Dalam Al-Qur'an, tepatnya dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT memberikan perumpamaan yang kuat bahwa gibah itu seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati, sesuatu yang tentunya sangat menjijikkan.

Bacaan Al-Hujurat Ayat 12

Surah Al-Hujurat ayat 12 dengan sangat jelas melarang umat Islam untuk menjauhi prasangka buruk dan bergunjing tentang orang lain. Berikut ini adalah bacaan lengkap surah Al-Hujurat ayat 12 dalam tulisan Arab, latin, dan artinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

Bacaan latin: yâ ayyuhalladzîna âmanujtanibû katsîram minadz-dzanni inna ba'dhaz-zanni itsmuw wa lâ tajassasû wa lâ yaghtab ba'dukum ba'dâ, a yuḫibbu aḫadukum ay ya'kula laḫma akhîhi maitan fa karihtumûh, wattaqullâh, innallâha tawwâburraḫîm

ADVERTISEMENT

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.

Larangan Gibah

Menurut Mahir Ahmad Ash-Syufiy dalam Ensiklopedia Akhirat, gibah diartikan sebagai tindakan membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain. Aib yang dimaksud mencakup berbagai hal, seperti perilaku, sikap, kondisi fisik, dan aspek lainnya.

Perilaku gibah diumpamakan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Hujurat ayat 12.

Menurut Tafsir Tahlili Al-Qur'an dari yang dikutip dari website Kementerian Agama (Kemenag), ayat ini mengajarkan umat Islam untuk menghindari prasangka buruk terhadap sesama Muslim.

Setiap perkataan yang diucapkan oleh seorang mukmin sebaiknya ditanggapi dengan cara yang baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, fitnah, atau prasangka yang keliru.

Tafsir ini mengutip pernyataan Mu'awiyah bin Qurrah yang disampaikan kepada Syu'bah. "Jika seandainya ada orang yang putus tangannya lewat di hadapanmu, kemudian kamu berka-ta 'Itu si buntung,' maka ucapan itu sudah termasuk bergunjing."

Mu'awiyah menambahkan bahwa Allah SWT memberikan perumpamaan untuk menghindari gibah melalui sebuah pertanyaan, yaitu apakah seseorang mau memakan daging bangkai saudaranya sendiri.

Tentu hal tersebut menjijikkan, sehingga umat Islam dilarang membicarakan keburukan orang lain, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, karena hal itu bertentangan dengan ajaran syariat.

Sementara itu, dalam Tafsir Tahlili, 'Ali bin Husain pernah mendengar seseorang sedang mengumpat orang lain, lalu ia memperingatkannya dengan mengatakan bahwa giibah ibarat makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Dia berkata "Awas kamu jangan bergunjing karena bergunjing itu sebagai lauk-pauk manusia."

Selain dilarang dalam Al-Qur'an, perilaku gibah juga secara tegas dilarang dalam hadits Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat yang dikutip oleh Ahmad dari Abu Barzah al-Aslami, Rasulullah SAW menyampaikan ancaman bagi seorang Muslim yang melakukan gibah.

يَا مَعْشَرَ مَنْ اٰمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ اْﻹِيْمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَّتَّبِعْ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِيْ بَيْتِهِ. (رواه أحمد عن أبي برزه اﻷسلمى)

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, tetapi iman itu belum masuk ke dalam hatinya, jangan sekali-kali kamu bergunjing terhadap kaum Muslimin, dan jangan sekali-kali mencari-cari aib-aib mereka. Karena siapa yang mencari-cari aib kaum Muslimin, maka Allah akan membalas pula dengan membuka aib-aibnya. Dan siapa yang dibongkar aibnya oleh Allah, niscaya Dia akan menodai kehormatannya dalam rumahnya sendiri." (HR Ahmad)

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Hide Ads