Bacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10, Amalan untuk Menangkal Fitnah Dajjal

Bacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10, Amalan untuk Menangkal Fitnah Dajjal

Indah Fitrah - detikHikmah
Jumat, 16 Mei 2025 05:45 WIB
baca Alquran
Membaca Alquran. Foto: shutterstock
Jakarta -

Surah Al-Kahfi merupakan salah satu surah dalam Al-Qur'an yang mengandung petunjuk dan pelajaran penting bagi kehidupan. Ayat 1 sampai 10 dari surah ini menegaskan keesaan Allah, kejelasan wahyu-Nya, serta pentingnya keimanan dan keteguhan dalam menghadapi ujian dunia.

Membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat dipercaya bisa memberikan perlindungan khusus dari berbagai fitnah, termasuk fitnah Dajjal, yang merupakan ujian besar menjelang akhir zaman.

Dalam buku Doa dan Zikir Mustajab karya Wira Kautsari Wijayanti, disebutkan beberapa hadits yang menegaskan keutamaan Surah Al-Kahfi. Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Barang siapa yang berada di zaman Dajjal, hendaknya membaca ayat-ayat pertama di surah Al-Kahfi." (HR Muslim)

Selain itu, beliau juga bersabda,

ADVERTISEMENT

"Rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al-Kahfi atau Al-Baqarah, tidak akan dimasuki oleh setan sepanjang malam." (HR Ibnu Mardawaih)

Karena itulah, membaca surah Al-Kahfi, terutama di hari Jumat, menjadi amalan yang sangat dianjurkan untuk menjaga iman dan mendapatkan perlindungan dari gangguan buruk.

Bacaan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10

1. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ

Arab latin: al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;

2. قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

Arab latin: qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

Artinya: sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,

3. مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

Arab latin: mākiṡīna fīhi abadā

Artinya: mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

4. وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا

Arab latin: wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

Artinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."

5. مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ ۚ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Arab latin: mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya: Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.

6. فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

Arab latin: fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya: Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).

7. اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

Arab latin: innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.

8. وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

Arab latin: wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā

Artinya; Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.

9. اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Arab latin: am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā

Artinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?

10. اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

Arab latin: iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."

Tafsir dan Kandungan Surah Al-Kahfi Ayat 1-10

Berdasarkan Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, surah Al-Kahfi diawali dengan pujian bagi Allah SWT yang menurunkan Kitab-Nya kepada hamba-Nya. Dalam ayat pertama ini ditegaskan bahwa yang berhak menerima pujian hanyalah Allah SWT, bukan kitabnya atau Rasul yang hanya menyampaikan wahyu dari-Nya.

Kitab tersebut adalah petunjuk yang lurus dan jelas tanpa ada penyimpangan, seperti dijelaskan di akhir ayat pertama dan awal ayat kedua. Manusia sangat membutuhkan petunjuk ini agar tidak tersesat dalam hidupnya. Orang-orang yang beriman dan beramal baik akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan balasan yang indah di akhirat, tempat tinggal yang kekal, seperti disebutkan pada ayat ketiga.

Namun di sisi lain, kitab ini juga berisi ancaman bagi siapa saja yang menyimpang dari jalan yang benar, bahwa mereka akan menerima azab langsung dari Allah SWT, seperti ditegaskan di ayat kedua. Selanjutnya, pada ayat keempat, ditegaskan penolakan tegas terhadap anggapan bahwa Allah SWT mempunyai anak, sebuah keyakinan yang salah dan tidak berdasar ilmu maupun wahyu, seperti dijelaskan secara lebih rinci di ayat kelima. Allah Maha Esa dan tidak memerlukan anak, sehingga tuduhan tersebut hanyalah dusta belaka.

Pendakwaan bahwa Allah SWT beranak adalah dusta, sesuai dengan tafsir ayat 6-7 yang menjelaskan bahwa Allah SWT tidak pernah mewahyukan hal itu kepada para Rasul. Akal sehat pun menolak kemungkinan tersebut karena Allah Maha Sempurna tanpa kekurangan.

Selanjutnya, tafsir ayat 8 menggambarkan perasaan Nabi Muhammad SAW yang sedih melihat kaumnya tidak percaya pada wahyu. Beliau sampai hampir menyerah karena rasa kasih dan belas kasih yang mendalam, namun tetap tabah dan mendapat penghiburan dari Allah SWT lewat wahyu yang menenangkan hati.

Allah SWT kemudian menjelaskan dalam ayat 9 bahwa segala yang ada di bumi, seperti gunung, laut, tumbuhan, dan binatang, hanyalah perhiasan dunia yang sementara. Manusia berlomba mengumpulkan harta dan kekuasaan, tetapi semua itu akan lenyap saat bumi menjadi rata dan tandus. Ayat ini menjadi penawar hati Nabi SAW yang sedih sekaligus pengingat bahwa keindahan dunia adalah ujian untuk membedakan siapa yang beramal baik dan siapa yang curang.

Akhirnya, pada ayat 10 diceritakan kisah Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang mengasingkan diri ke dalam gua demi menjaga iman mereka. Allah SWT memelihara mereka selama ratusan tahun sebagai contoh keteguhan iman.

Kisah ini mengajarkan bahwa iman yang kuat harus tetap teguh meski harus menjauh dari masyarakat, serta mengingatkan bahwa dunia dan segala perhiasannya hanyalah sementara.

Bacaan lengkap surah Al Kahfi dan tafsirnya juga bisa dibaca di sini https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-kahfi.




(inf/kri)

Hide Ads