Lupa Niat Puasa Senin Kamis, Bagaimana Hukumnya?

Lupa Niat Puasa Senin Kamis, Bagaimana Hukumnya?

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Kamis, 13 Feb 2025 10:15 WIB
Niat Puasa Senin Kamis
Ilustrasi niat puasa. Foto: Getty Images/Kikujiarm
Jakarta -

Niat merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam setiap amalan, termasuk puasa Senin dan Kamis. Niat semestinya dibaca sebelum menjalankan ibadah tersebut. Tetapi bagaimana jika lupa berniat?

Hukum Lupa Niat Puasa Senin Kamis

Niat puasa Senin Kamis yang sudah terbersit di hati namun tidak terucap dianggap sah. Artinya, seorang muslim tidak perlu khawatir dan bisa melanjutkan puasanya. Bagi seorang muslim, niat adalah hal penting yang menentukan maksud, tujuan, dan alasan dari suatu perbuatan.

"Pengucapan niat di mulut dapat membantu konsentrasi hati. Ini berarti hukum mengucapkan niat di mulut tidak wajib, tapi sunnah," demikian dijelaskan dalam artikel berjudul Apakah Puasa Sah Bila Tidak Melafadzkan Niat? yang ditulis guru MTsN 1 Polman Rustan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artikel yang dimuat dalam situs Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat tersebut menjelaskan, niat tersebut hendaknya sudah terbersit pada malam hari sebelum berpuasa. Berdasarkan penjelasan buku Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu, maka sesungguhnya dia sudah berniat meski belum terucap.

Hal serupa terjadi jika seorang muslim lupa berniat puasa pada malam hari hingga terbit fajar. Berdasarkan pendapat Quraish Shihab yang mengutip ulama besar Abu Hanifah, puasa tersebut tetap sah karena niat sudah terucap sebelumnya. Pendapat ini berlaku juga pada pelaksanaan puasa Ramadhan

ADVERTISEMENT

Niat puasa yang tidak diucapkan memang tak mengganggu pelaksanaan ibadah. Namun, seorang muslim sebaiknya tak lupa mengucapkan niat melalui perkataan di mulut. Pembacaan niat akan membantu konsentrasi hati untuk melaksanakan ibadah.

"Niat tidak cukup hanya dengan pengucapan di mulut tanpa kehadiran hati. Pelafalan niat memang tidak mutlak, namun disyaratkan secara sunnah," tulis artikel tersebut berdasarkan pendapat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantaniy.

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis

Niat sebaiknya dibaca dengan bahasa Arab. Namun jika masih kesulitan, diperbolehkan dalam bahasa lain. Berikut ini bacaan niat puasa Senin Kamis yang dilansir dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari oleh Muh Hambali.

Niat Puasa Hari Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah Ta'ala."

Keutamaan Puasa Senin Kamis

Puasa Senin Kamis memiliki keutamaan yang cukup besar, oleh karenanya disunnahkan untuk tidak meninggalkannya. Beberapa keutamaannya adalah sebagai berikut:

1. Amal Dilaporkan pada Senin dan Kamis

Berdasarkan situs Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rasulullah menjelaskan bahwa Senin dan Kamis adalah hari ketika amal-amal manusia dilaporkan malaikat kepada Allah SWT.

Hal tersebut diriwayatkan Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: "Amal-amal manusia diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin ketika amalku diperlihatkan, aku sedang dalam keadaan berpuasa." (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasa'i).

2. Hari Istimewa bagi Rasulullah

Rasulullah SAW memiliki alasan pribadi melaksanakan puasa di hari Senin. Senin adalah hari yang istimewa bagi Rasulullah.

"ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ - أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ"

Artinya: "Hari itu (Senin) adalah hari di mana aku dilahirkan, dan hari di mana aku diutus (sebagai nabi) atau hari di mana wahyu pertama kali turun kepadaku." (HR Muslim).

3. Puasa yang Selalu Dijaga Rasulullah

Puasa Senin Kamis termasuk puasa sunnah yang selalu dijaga Rasulullah. Sebagai umat Rasulullah, kita harus mengikuti sunnah beliau.

Dari Aisyah RA, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis." (HR Imam Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

4. Dijauhkan dari Api Neraka

Puasa adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari api neraka, termasuk ketika menjalankan puasa Senin Kamis. Nabi SAW bersabda,

"Setiap hamba yang berpuasa satu hari karena Allah, Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh ribu musim." (HR Muslim).

5. Mendapat Syafaat Nabi

Terakhir, seorang muslim yang berpuasa pada siang hari dan membaca Al-Qur'an pada malam hari maka akan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW, sesuai sabda beliau:

"Pada hari kiamat, puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba. Puasa akan berkata, 'Wahai Tuhanku, aku telah menahannya dari makanan dan hawa nafsu di siang hari, izinkanlah aku memberikan syafaat kepadanya.' Sedangkan Al-Qur'an akan berkata, 'Aku telah menahannya dari tidur di malam hari, izinkanlah aku memberikan syafaat kepadanya.' Selanjutnya, Rasulullah melanjutkan, 'Maka keduanya, puasa dan Al-Qur'an, akhirnya memberikan syafaat kepada hamba tersebut." (HR Ahmad).

Jadi, detikers yang hendak berpuasa Senin Kamis sebaiknya tetap membaca niat pada malam hari. Tetapi jika lupa membaca niat puasa, diperbolehkan untuk membacanya pada pagi atau siangnya, asalkan belum makan atau minum sama sekali.




(row/row)

Hide Ads