7 Tingkatan Zina yang Paling Berat Dosanya

7 Tingkatan Zina yang Paling Berat Dosanya

Bayu Ardi Isnanto - detikHikmah
Rabu, 12 Feb 2025 17:45 WIB
Gender symbol with bed double motel love female male valentine hotel room dim light neon bright romantic night sleep couple sexual intercourse sensual erotic dreamy symbol theme room.
Ilustrasi zina. Foto: Getty Images/Chawalit Banpot
Jakarta -

Allah melarang manusia berbuat zina karena termasuk dosa yang besar. Bahkan larangan Allah lebih tegas, yakni kita dilarang mendekati zina.

Dalam dosa besar zina itu, terdapat tingkatan-tingkatan yang paling berat dosanya. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan zina, tingkatan dosa zina, dan dalil mengenai zina.

Apa Itu Zina?

Dikutip dari situs Muhammadiyah, zina adalah perbuatan berhubungan seksual yang dilakukan tanpa ada dasar syarat-syarat yang membolehkan. Berdasarkan definisi Ibnu Rusyd, zina adalah persetubuhan yang tidak berlandaskan pernikahan yang sah, bukan nikah syubhat (semu), dan bukan pada budak yang dimiliki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia tulisan Ahmad Sarwat, ulama mazhab Syafi'i mengartikan zina sebagai hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki muslim kepada perempuan yang haram baginya, yakni tanpa akad nikah atau syibhu akad, atau budak wanita yang dimiliki, dalam keadaan berakal, bisa memilih dan tahu tentang keharamannya.

Tingkatan Dosa Zina Terberat

Berdasarkan pelakunya, zina dibedakan menjadi dua, yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah (zina muhsan), dan zina oleh orang yang belum menikah (zina ghairu muhsan).

ADVERTISEMENT

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Al-Jawabul Kafi Liman Saala'Anid Dawaaisy-syafi yang diterjemahkan Ahmad Tarmudzi, tingkatan dosa zina disesuaikan dengan tingkat mudharat hak kehormatan yang dilanggar. Misalnya dosa zina orang yang sudah menikah lebih berat daripada belum menikah.

Berikut beberapa tingkatan dosa perbuatan zina:

1. Berzina dengan Wanita yang Bersuami

Berzina dengan istri orang lain lebih besar dosa dan hukumannya daripada berzina dengan wanita yang belum bersuami.

"Berzina dengan perempuan yang bersuami lebih besar dosanya dan hukumannya daripada berzina dengan perempuan yang tidak bersuami, karena dia menginjak kehormatan suaminya, merusak rumah tangganya, menggantungkan keturunan dengan tidak benar, dan lain-lainnya yang menyakitkan suami," kata Ibnu Qayyim.

2. Berzina dengan Tetangga

Dosa akan semakin besar jika perempuan yang dizinai adalah tetangganya, karena dia mengkhianati dan melanggar hak-hak bertetangga. Maka perbuatan tersebut adalah kejahatan paling besar.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tidak akan masuk surga bagi orang yang tetangganya tidak aman karena kejahatannya (keburukan perilakunya)." (HR Bukhari)

3. Berzina dengan Istri Tetangga yang Masih Saudara

Selanjutnya, dosa akan semakin berat jika perempuan tersebut bertetangga dan masih bersaudara atau sanak keluarga. Sebab hal ini akan memutus ikatan persaudaraan yang membuat dosanya makin besar.

4. Semakin Berat Jika Suaminya Sedang Ibadah

Dosanya semakin berat lagi jika zina dilakukan saat suami wanita tersebut sedang pergi beribadah, seperti sedang menuntut ilmu, bekerja, berperang di jalan Allah SWT.

Pada hari kiamat, pelaku zina semacam ini akan diadili untuk suami tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Apa kamu mengira ia tidak mengambil semua kebaikan-kebaikanmu? Ia diberi kekuasaan bebas oleh Allah untuk mengambil sesukanya di saat ia sangat membutuhkan walaupun satu kebaikan. Di saat seorang bapak tidak akan meninggalkan satu hak pun untuk anak atau temannya."

5. Semakin Berat Jika Wanitanya Masih Mahram

Semakin bertambah berat dosanya jika wanita tersebut adalah mahramnya, karena akan memutus silaturahmi. Jika laki-laki yang berzina sudah beristri atau pernah beristri, maka dosanya akan semakin besar lagi.

6. Semakin Berat Jika Pelakunya Sudah Tua

Apabila pelaku zina itu adalah laki-laki yang sudah tua, maka dosanya lebih besar. Bahkan orang tersebut termasuk salah satu dari tiga macam orang yang Allah tidak akan berbicara kepadanya, tidak dibersihkan pada hari kiamat, dan akan mendapatkan azab yang pedih.

7. Semakin Berat Jika Dilakukan di Waktu dan Tempat yang Agung

Terakhir, dosa akan semakin besar jika zina dilakukan pada bulan haram, di Makkah atau Madinah, atau di waktu-waktu yang diagungkan Allah, misalnya saat waktu sholat dan waktu-waktu mustajabnya doa.

Dalil Larangan Zina

Salah satu dalil larangan zina yang sering digunakan adalah surat Al-Isra yang pada intinya adalah melarang manusia untuk mendekati zina.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢

Arab latin: wa lâ taqrabuz-zinâ innahû kâna fâḫisyah, wa sâ'a sabîlâ

Artinya: "Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk." (QS Al-Isra: 32)

Tafsir Jalalain menerangkan bahwa ayat di atas lebih tegas daripada sekadar melarang zina. Sebab jika mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya, maka perbuatan ini jelas amat terlarang.

Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir berpendapat, "Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraannya." Oleh karenanya, setiap hal mengenai zina adalah hal terlarang, meskipun jauh dari tindakan hubungan seksual, seperti zina mata, lisan, dan sebagainya.

Dalam sebuah hadits dijelaskan, "Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktikkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya." (Muttafaqun 'alaih)

Itulah tadi tingkatan dari doa zina. Bagaimana pun, zina pada tingkatan terendah tetap termasuk dosa yang besar dan dimurkai Allah. Naudzubillah min dzalik.




(bai/row)

Hide Ads