Trump Ingin Membeli dan Memiliki Gaza, Hamas: Gaza Bukanlah Properti

Trump Ingin Membeli dan Memiliki Gaza, Hamas: Gaza Bukanlah Properti

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Selasa, 11 Feb 2025 13:15 WIB
U.S. President Donald Trump and Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu meet at the White House in Washington, U.S., February 4, 2025. REUTERS/Elizabeth Frantz Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Elizabeth Frantz Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Dilansir dari The National, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu (9/2/2025) bahwa ia berkomitmen agar Amerika membeli dan memiliki Gaza, tetapi ia mengizinkan sebagian tanah itu dibangun kembali oleh negara-negara di Timur Tengah.

Dalam perjalanannya dengan Air Force ke New Orleans untuk menghadiri kejuaraan Super Bowl National Football League (NFL) pada Minggu (9/2/2025), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia ingin memastikan Hamas "tidak kembali lagi" untuk mengendalikan daerah kantong itu.

"Tidak ada yang bisa dipindah kembali," tambahnya. "Tempat itu adalah lokasi pembongkaran. Sisanya akan dihancurkan. Semuanya dihancurkan," tegasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump juga mengatakan ia terbuka terhadap kemungkinan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimpangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.

"Jika kita bisa memberi rumah di daerah yang lebih aman, satu-satunya alasan mereka berbicara tentang kembali ke Gaza adalah karena mereka tidak punya alternatif. Ketika mereka punya alternatif, mereka tidak ingin kembali ke Gaza," kata Trump yang dikutip AlJazeera (10/2/2025).

ADVERTISEMENT

Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza menentang usulan Trump yang tidak masuk akal. Izzat al-Rishieq, anggota biro politik Hamas juga mengecam komentar Trump dengan mengatakan bahwa Palestina akan menggagalkan semua rencana pemindahan.

"Gaza bukanlah properti yang dapat dibeli dan dijual, dan itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki," kata al-Rishieq.

Sebelumnya, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan kepada Fox News bahwa Trump akan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi dan mungkin Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Trump juga akan menerima Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025).

Rencana Trump untuk membangun kembali Gaza dan memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina yang disampaikan minggu lalu pada pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebabkan kemarahan internasional dan membuat marah dunia Arab. Hal itu membuat Arab Saudi semakin sulit untuk mempertimbangkan dalam menjalin hubungan dengan Israel.

Setelah kembali dari Washington dan dalam pidatonya di hadapan kabinetnya, Netanyahu pada hari Minggu memuji usulan Trump, menyebutnya "revolusioner".

"Presiden Trump datang dengan visi yang sama sekali berbeda dan jauh lebih baik untuk Israel - pendekatan revolusioner dan kreatif yang saat ini sedang kita bahas," katanya.

"Presiden Trump akan bertemu para pemimpin Arab terutama Raja Yordania dan Presiden Mesir dan saya pikir juga Putra Mahkota Arab Saudi," kata Herzog soal usulan Trump yang baru-baru ini diungkapkan.

Dalam pernyataan tegas pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri Saudi menuduh Israel melakukan "kejahatan berkelanjutan" dan "pembersihan etnis" terhadap rakyat Palestina setelah komentar yang dibuat oleh Netanyahu kepada saluran TV Israel bahwa "Saudi dapat mendirikan negara Palestina di Arab Saudi. Mereka memiliki banyak tanah di sana."

Dalam pernyataan yang sama, Arab Saudi menolak komentar Netanyahu bahwa pembentukan hubungan "akan terjadi" dan menegaskan kembali bahwa tidak akan ada hubungan tanpa negara Palestina.

Sedangkan di UEA, Khalifa Al Marar, Menteri negara menyatakan solidaritas penuh negaranya dengan Arab Saudi dan mengatakan kedaulatan kerajaan adalah "garis merah".




(lus/lus)

Hide Ads