Forum Abu Dhabi untuk Perdamaian,-sebuah lembaga internasional yang dipimpin ulama terkemuka dunia, Syeikh Abdullah bin Bayyah-, menggelar diskusi bertema "Indonesia-Uni Emirat Arab: Kesatuan Nilai dan Jalan Perdamaian." Diskusi digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu, 24 September 2025 kemarin dalam rangkaian Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 .
Direktur Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Jakarta yang juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama RI, Muchlis M. Hanafi menjadi salah satu narasumber utama. Dalam kesempatan tersebut, dia mengingatkan bahwa pengalaman Indonesia dalam mengelola keberagaman sejalan dengan visi UEA dalam membangun budaya toleransi dan harmoni.
Indonesia, kata Muchlis, menjadikan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai landasan kokoh untuk hidup bersama dalam perbedaan. Sementara UEA menghadirkan inisiatif global seperti Dokumen Persaudaraan Manusia dan House of Abrahamic Family.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keduanya bertemu dalam pesan universal, yaitu menjadikan agama sebagai sumber kedamaian, bukan konflik," kata Muchlis dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (25/9/2025).
Selain Muchlis Hanafi, hadir juga dalam diskusi tersebut Duta Besar UEA untuk Indonesia, HE. Abdullah Slaim Al Dahery, serta Dr. Muhammad Mahjoub bin Bayyah, peneliti senior Forum Abu Dhabi. Sejumlah duta besar negara sahabat, antara lain dari Kuwait, Palestina, Suriah, Oman, Bahrain, Qatar, dan Yordania juga turut hadir.
Forum tersebut menegaskan bahwa kerja sama Indonesia-UEA tidak hanya dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga budaya, pendidikan, dan nilai-nilai spiritual. Menurut Muchlis kolaborasi ini tampak, antara lain, melalui pembangunan Masjid Sheikh Zayed di Solo. Masjid ini menjadi simbol persaudaraan lintas bangsa sekaligus wadah memperkuat Islam wasathiyah di panggung global.
Diskusi Forum Abudhabi untuk Perdamaian Foto: Dokumentasi Forum Abudhabi untuk Perdamaian |
"Melalui pelatihan da'i, pengiriman imam ke UEA, pertukaran ulama, kegiatan Majelis Hukama Muslimin (MHM) di Indonesia, serta program-program lain yang digagas kedua negara, pesan perdamaian diwujudkan dalam bentuk kerja nyata," papar Muchlis.
Mengakhiri paparannya, Muchlis Hanafi menyerukan agar kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan UEA terus diperluas sebagai kontribusi nyata bagi perdamaian dunia.
(erd/lus)













































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan