Menurut sejarah, orang terkaya sepanjang masa merupakan seorang raja muslim bernama Mansa Musa. Ia merupakan seorang penguasa Afrika Barat pada abad ke-14.
Melansir dari BBC, saking kayanya Mansa Musa bahkan sedekah yang ia berikan dapat menghancurkan perekonomian suatu negeri. Seorang guru besar sejarah dari Universitas California, Rudolph Butch Ware mengatakan kekayaan Musa mustahil untuk dihitung.
"Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu," katanya kepada BBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekayaan Mansa Musa ditaksir mencapai 400 miliar USD hingga 500 miliar USD yang artinya sekitar Rp 6.549 triliun - Rp 8.175. Bahkan sejarawan ekonomi sepakat bahwa kekayaan Mansa Musa tidak dapat diperkirakan ke dalam angka.
Mansa Musa merupakan pria kelahiran 1280 dari keluarga para penguasa. Sejarawan memperkirakan Kekaisaran Mali yang dipimpin oleh Mansa Musa adalah penghasil emas terbesar di dunia. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan negeri-negeri Afrika, Asia dan Eropa.
Tak hanya emas, Kerajaan Mali juga memiliki sumber daya alam (SDA) garam yang sangat besar. Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger.
"Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan," ungkap Kathleen Bickford Berzock seorang spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern.
Tak sampai di situ, Kathleen juga menjelaskan bahwa pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaan Mansa Musa. Ia memperoleh kekayaan dari aktivitas perdagangan tersebut.
Meski menjadi kerajaan sumber emas, tak banyak yang tahu tentang Kerajaan Mali. Walau begitu, hal tersebut berubah ketika Mansa Musa pergi berhaji ke Makkah melalui Gurun Sahara dan Mesir.
Raja muslim itu dikabarkan bertolak dari Mali dengan rombongan sebanyak 60.000 orang. Selain itu, Mansa Musa juga membawa serta seluruh pejabat, hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya. Begitu juga dengan serobongan kambing dan sapi untuk persediaan makanan mereka.
Saking banyaknya jumlah orang yang mendampingi Mansa Musa, rombongan tersebut tampak seperti kota yang berjalan melalui gurun. Budak-budaknya mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik.
Unta-unta yang dibawa Mansa Musa jumlahnya mencapai ratusan. Hewan tersebut mengangkut ratusan kilogram emas murni.
Perjalanan Mansa Musa ke Makkah sempat singgah di Kairo. Tanpa pikir panjang, ia memberikan emasnya secara cuma-cuma di sana sampai-sampai membuat ekonomi lokal terguncang dan menyebabkan inflasi massal selama 10 tahun setelah kepergiannya.
Dia bekerja dengan cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan seorang penyair dan arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli. Mansa Musa membayar mereka hingga 200 kg emas untuk usahanya.
Mansa Musa juga menghabiskan hartanya untuk membangun sekolah, perpustakaan, dan masjid. Selain itu, ia membantu Timbuktu menjadi pusat budaya dan pendidikan.
Sang raja meninggal pada tahun 1337 pada usia 57 tahun. Ia digantikan oleh putra-putranya, namun setelah itu kekaisarannya runtuh dan tidak terdegar lagi.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026