Chairul Tanjung hingga Burhanuddin Abdullah Bahas Isu Ekonomi Terkait Asta Cita

SARASEHAN ULAMA

Chairul Tanjung hingga Burhanuddin Abdullah Bahas Isu Ekonomi Terkait Asta Cita

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 04 Feb 2025 17:30 WIB
Chairul Tanjung (tengah), Burhanuddin Abdullan (kanan) selaku panelis dalam sesi diskusi Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel, Selasa (4/2/2025).
Chairul Tanjung (tengah), Burhanuddin Abdullan (kanan) selaku panelis dalam sesi diskusi Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel, Selasa (4/2/2025). Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta -

Sejumlah isu hangat menjadi pembahasan para tokoh pengusaha, cendekiawan, hingga pemerintah dalam diskusi bertajuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Semua dibahas dalam kegiatan Sarasehan Ulama NU yang digelar di The Sultan Hotel, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Dalam diskusi panel sesi kedua ini hadir Chairul Tanjung, Chairman CT Corp dan ekonom senior, Burhanuddin Abdullah yang merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia Periode 2003 - 2008.

Kegiatan yang dipandu moderator, Dr. Ginanjar Sya'ban ini mengusung tema Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dengan Memaksimalkan Potensi Lokal yang Fokus pada Hilirisasi, Industrialisasi, Pemerataan Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burhanuddin Abdullah mengatakan dirinya termasuk salah satu orang yang membantu penyusunan Asta Cita Prabowo. Delapan Asta Cita Prabowo ini merupakan kumpulan mimpi Presiden Prabowo untuk bangsa Indonesia.

"Seolah-olah kami yang bekerja, sebetulnya kami itu hanya mendengarkan apa impian-impian dari Presiden Prabowo, mimpi tentang masyarakatnya, mimpi tentang bangsanya, mimpi tentang guru, mimpi tentang pegawai negeri, mimpi tentang perekonomian, mimpi tentang petaninya. Itu yang diungkapkan kepada kami dan kami mencoba menyusun menafsirkan dalam kalimat-kalimat yang kemudian tersusunlah Asta Cita itu," beber Burhanudin Abdullah.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Burhanudin Abdullah menjabarkan Asta Cita Prabowo terdiri atas 17 program prioritas, 8 program hasil cepat dan 320 program pembangunan selama 5 tahun yang akan datang.

Hadir pula dalam diskusi panel ini, Chairul Tanjung yang memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia seharusnya bisa digalakkan dengan melibatkan umat.

"Tentu kita selalu berpikir kalau tadi bicara sekian persen (pertumbuhan ekonomi) itu satu persen menguasai kurang lebih 36% ekonomi nasional ya kalau ditanya siapa 1% itu ya pasti mayoritasnya bukan umat," kata Chairul Tanjung.

Pria yang akrab disapa CT ini juga menegaskan harus ada dua faktor yang harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi oleh umat.

"Faktor pertama itu adalah umatnya sendiri yang harus bertransformasi. Makanya pendidikan menjadi kata kunci yang memutus mata rantai kemiskinan," kata Chairul Tanjung.

Lebih lanjut, Chairul Tanjung mencontohkan bahwa pendidikan adalah hal utama yang bisa mengubah nasib. Ia juga turut membeberkan kehidupan pribadinya yang berasal dari keluarga sederhana namun mengutamakan pendidikan.

Kemudian faktor kedua adalah peran pemerintah yang harus melakukan keberpihakan kepada masyarakat agar terwujud proporsional pertumbuhan ekonomi.

"Agar proses proporsionalitas itu menjadi terwujud, pemerintah harus melakukan keberpihakan. Kalau tidak, maka siapa yang sudah menang pasti akan terus menang nah ini yang yang menjadi kata kunci," tegas Chairul Tanjung.

Event Sarasehan Ulama merupakan bentuk kolaborasi PBNU dengan detikHikmah dan detikcom sekaligus menjadi rangkaian Hari Lahir NU Ke-102. Sarasehan Ulama ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID.




(dvs/inf)

Hide Ads