Sarasehan Ulama, Ketum PBNU Tegaskan NU Mendukung Penuh Pemerintah

SARASEHAN ULAMA

Sarasehan Ulama, Ketum PBNU Tegaskan NU Mendukung Penuh Pemerintah

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 04 Feb 2025 14:56 WIB
Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya pada Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta (4/2/2025). Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta -

Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh melibatkan diri menjadi pihak yang berkompetisi memperebutkan kekuasaan dalam konstruksi negara dan bangsa. Hal ini sebagaimana disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menyampaikan ucapan terima kasih atas inisiasi detikcom menggelar acara Sarasehan Ulama yang menurutnya sangat fundamental.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi PBNU dengan detikHikmah dan detikcom yang dihelat di The Sultan Hotel, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terima kasih kepada detikcom yang telah menginisiasi kegiatan ini karena ini menurut kami sangat penting. Kami menangkap ini sebagai sesuatu yang fundamental karena terkait dengan blade NU yang menempatkan diri sebagai penyanggah yang berkontribusi bagi keberhasilan agenda pemerintah kepada masyarakat di tingkat basis," kata Gus Yahya dalam sambutannya, Selasa (4/2/2025).

Lebih lanjut, Gus Yahya juga menegaskan bagaimana NU mendudukkan dirinya di tengah konstruksi negara bangsa yang sedang dibangun bersama.

ADVERTISEMENT

"Dalam berbagai kesempatan kami menyampaikan NU tidak boleh terlibat atau melibatkan diri dalam entitas kolektif dalam kompetisi kekuasaan dalam politik kita," lanjut Gus Yahya.

Gus Yahya berpendapat, lingkungan budaya NU yang begitu luas di Indonesia tidak boleh dibiarkan berkembang menjadi identitas politik karena itu akan berbahaya sekali bagi kelangsungan bangsa dan negara.

"Nahdlatul Ulama tidak boleh dibiarkan tumbuh apalagi sengaja didorong untuk berkonsolidasi sebagai identitas politik, tidak boleh," tegas Gus Yahya.

Gus Yahya menegaskan kedudukan NU dalam pemerintahan sebagai organisasi yang mengabdi, melayani dan berbakti kepada rakyat.

"Nahdlatul Ulama lahir karena didorong oleh keinginan untuk berupaya menghadirkan maslahat bagi masyarakat bagi rakyat. Maka siapapun yang sedang bekerja untuk menghadirkan maslahat bagi rakyat harus didukung oleh Nahdlatul Ulama, apalagi pemerintah setiap pemerintah siapapun presidennya setiap pemerintahan pasti membangun agenda untuk kemaslahatan rakyat," terang Gus Yahya.

Gus Yahya menyatakan dukungan pada visi misi pemerintahan yang dipimpin Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.

Gus Yahya mengatakan, bagaimana pemerintahan ini berupaya menghadirkan kemaslahatan untuk masyarakat bangsa dan negara dan sebagai pimpinan negara pemerintah Indonesia itu adalah wewenang dan kewajiban tanggung jawab dari pemerintah.

"NU tidak perlu mencari-cari alternatif tentang visi sendiri, ya sudah ini visinya yang mau dibangun oleh pemerintah. Posisi Nahdlatul Ulama adalah menyediakan diri untuk berkontribusi dalam upaya menjadikan visi ini sungguh-sungguh mencapai hasil yang diinginkan," tutup Gus Yahya.

Sarasehan Ulama 'Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU' digelar hari ini, Selasa (4/2), di The Sultan Hotel & Residence Jakarta dan dapat disaksikan secara langsung melalui live streaming di detikcom pukul 13.00 WIB. Sarasehan Ulama ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID.




(dvs/inf)

Hide Ads