5 Hal yang Bisa Jadi Penghalang Masuk Surga, Lengkap dengan Haditsnya

5 Hal yang Bisa Jadi Penghalang Masuk Surga, Lengkap dengan Haditsnya

Anindyadevi Aurellia - detikHikmah
Kamis, 02 Jan 2025 15:33 WIB
Ilustrasi Surga Darussalam yang disiapkan untuk orang-orang beriman dan bertakwa.
Foto: Getty Images/iStockphoto/NiseriN
Jakarta -

Menyambut tahun 2025 ada baiknya kita menetapkan resolusi yang berkaitan dengan meningkatkan keimanan. Masuk surga tentu menjadi impian tertinggi bagi setiap Muslim yang beriman.

Namun, jalan menuju surga tidaklah mudah dan penuh dengan rintangan yang harus dihadapi dengan kesabaran, keimanan, dan ketaatan. Dalam Al-Qur'an dan hadits, Allah SWT dan Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga.

Penting bagi kita untuk mengenali penghalang-penghalang tersebut, harapannya dimulai dari awal tahun sampai seterusnya, kita dapat menjauhinya dan memperbaiki amal perbuatan kita. Dengan memahami hal ini, kita dapat introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Penghalang Masuk Surga

Ada sejumlah perkara yang menjadi penghalang masuk surga. Perkara-perkara ini berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia. Berikut ini ulasan lengkapnya, dilansir dari berbagai literatur:

1. Kesombongan

Ustadz Abu Isma'il Muslim al-Atsari dalam laman Almanhaj menjelaskan bahwa kesombongan atau al-kibr, adalah melihat diri sendiri melebihi kebenaran dan orang lain. Orang yang sombong melihat dirinya di atas segalanya.

ADVERTISEMENT

Seorang manusia, jika menganggap dirinya besar atau mulia maka akan menganggap orang lain kecil dan merendahkannya. Hal ini justru akan menghancurkan kedudukannya. Dalam hadits, Rasûlullâh telah menjelaskan makna kesombongan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ : إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.

Artinya: "Dari Abdullah bin Mas'ûd, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

'Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.' Lalu seorang laki-laki bertanya, 'Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?)' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.'" (HR. Muslim, no. 2749)

Ustadz Abu Isma'il Muslim juga menjelaskan bahaya kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan Iblis. Allâh Ta'ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 34:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam!,' Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."

Di antara bahaya kesombongan juga adalah neraka menjadi tempat kembali mereka. Seperti disebut dalam surat Az-Zumar ayat 72:

قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ

Artinya: "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri."

2. Utang

Berutang juga menjadi penghalang masuk surga. Hal ini dijelaskan oleh Abdullah bin 'Amr RA, dalam hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni, kecuali utang." (HR Muslim)

Bahkan seperti kita tahu bahwa pahala orang yang mati syahid atau terbunuh karena menegakkan ajaran Islam adalah surga. Namun, apabila orang yang mati syahid itu masih mempunyai utang yang belum dibayar, maka utangnya menjadi penghalang masuk surga. Hal ini dijelaskan dalam Buku Pintar Hadits Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid.

Muhammad bin Abdullah bin Jahsy mengutarakan, Rasulullah SAW bersabda:

"Demi Tuhan yang memegang diriku, sekiranya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian ia dapat hidup kembali, lalu ia terbunuh, tetapi ia mempunyai utang, maka ia tidak akan dapat masuk surga sampai utangnya itu dibayar lunas." (HR. Nasa'i, Thobroni, dan Hakim)

3. Memutus Persaudaraan

Memutus tali silaturahmi merupakan kemaksiatan yang disukal oleh setan dan dilarang keras oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Ustadzah Umi A. Khali pada buku Jangan Baca Buku Ini Jika Belum Ingin Taubat, menjelaskan bahwa tindakan memutus hubungan tali silaturahmi berbahaya.

Sebab dapat mengakibatkan seseorang terisolasi dalam hubungan kemanusiaan dan ketuhanan serta menjauh dari sifat-sifat kebajikan dan takwa. Dalam Al-Quran juga dijelaskan:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءًۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Arab-latin: "yâ ayyuhan-nâsuttaqû rabbakumulladzî khalaqakum min nafsiw wâḫidatiw wa khalaqa min-hâ zaujahâ wa batstsa min-humâ rijâlang katsîraw wa nisâ'â, wattaqullâhalladzî tasâ'alûna bihî wal-ar-ḫâm, innallâha kâna 'alaikum raqîbâ"

Artinya: "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

Seseorang yang memutus tali silaturahmi hidupnya akan terasa sempit, tidak nyaman, dan jauh dari berkah Allah SWT. Seseorang yang memutus tali silaturahmi juga akan mendapat dosa yang setimpal dan siksaannya akan disegerakan oleh Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.

Lebih parahnya lagi, orang yang memutus tali silaturahmi tidak akan masuk surga. Hal ini sebagaimana riwayat Rasulullah SAW:

١ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Artinya: "Tidak masuk surga orang yang memutuskan, yakni memutuskan silaturahmi." (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)

4. Mengambil Harta yang Bukan Miliknya

Nabi Muhammad SAW pernah berkata bahwa siapapun yang mengambil harta bukan millknya, maka Allah akan mengharamkannya masuk surga. Sekecil apapun barang itu, hukuman akan tetap diberikan dan menjadi penghalangnya masuk surga.

Dalam buku Kalau Istiqamah Nggak Bakal Takut Nggak Bakal Sedih oleh Ali Mustafa Yaqub, disebutkan hukuman para koruptor yang ringan di dunia tak akan sebanding dengan di akhirat.

Pada sebuah hadits diceritakan seorang yang mengambil selimut dari rampasan perang yang belum dibagikan. Lalu Rasul berkata:

"Siapa yang mengambil harta bukan miliknya, Allah akan mengharamkan dia masuk surga."

Segala yang diambil jika bukan haknya, tetap akan menjadi penghalang masuk surga. Lebih baik kita dihukum di dunia ketimbang dihukum di akhirat. Kata Rasulullah:

"Seringan-ringan hukuman di neraka adalah seseorang yang hanya dibakar telapak kakinya sampai otaknya mendidih (saking dahsyat panasnya)."

5. Durhaka kepada Orang Tua

Durhaka kepada kedua orang tua yang telah memberi kita kehidupan dan merawat kita, juga menjadi penghalang masuk surga. Dalam sebuah hadits disebutkan:

رَغمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدركَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبْرِ، أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا، فَلَمْ.يَدْخُلِ الْجَنَّةَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: "Sungguh rugi, sungguh rugi, sungguh rugi orang yang sempat menemui kedua orang tuanya di usia tuanya, baik salah satunya atau keduanya, tetapi orang tersebut tidak dapat masuk surga." (HR Muslim)

Nah itulah tadi 5 penghalang masuk surga yang harus kita hindari. Semoga di tahun baru ini, kita bisa melangkah menjadi pribadi yang lebih baik dan meninggalkan lima hal berdosa tersebut.




(aau/fds)

Hide Ads