Ketahui 4 Tahapan Riyadhah untuk Menghancurkan Hawa Nafsu

Ketahui 4 Tahapan Riyadhah untuk Menghancurkan Hawa Nafsu

ilham fikriansyah - detikHikmah
Kamis, 02 Jan 2025 06:30 WIB
Arab man praying on mat in desert. Male is in traditional wear. He is kneeling on sand.
Ilustrasi riyadhah. Foto: Getty Images/xavierarnau
Jakarta - Manusia terkadang sulit untuk melawan hawa nafsu. Sebagai umat muslim, detikers perlu mengontrol diri agar tidak mengikuti syahwat nafsu yang justru bisa merugikan diri sendiri.

Nah, salah satu cara untuk menghancurkan hawa nafsu adalah dengan melakukan riyadhah. Langkah ini dilakukan para sufi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga bisa terhindar dari hawa nafsu.

Lantas, apa itu riyadhah? Lalu apa saja tahapan riyadhah untuk menghancurkan hawa nafsu? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Apa Itu Riyadhah?

Mengutip buku Ilmu Tasawuf oleh Samsul Munir Amin, riyadhah adalah latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang mengotori jiwa. Riyadhah juga diartikan sebagai proses internalisasi kejiwaan dengan sifat-sifat terpuji dan melatih diri meninggalkan sifat-sifat tercela.

Para sufi memasukkan riyadhah sebagai melatih jiwa untuk meninggalkan sifat-sifat buruk. Hal itu meliputi pendidikan akhlak dan metode pengobatan penyakit hati.

Dalam buku Pendidikan Akhlaqul Karimah Perspektif Ilmu Tasawuf karya Hefdon Assawqi, riyadhah harus dilakukan dengan mujahadah atau kesungguhan untuk meninggalkan sifat buruk.

Mengetahui Tingkatan Riyadhah

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Madarijus Salikin yang diterjemahkan Kathur Suhari, riyadhah terbagi ke dalam tiga tingkatan. Berikut penjelasannya:

1. Riyadhah-nya Orang Awam

Tingkatan yang pertama yaitu riyadhah-nya orang awam. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, riyadhah jenis ini bertujuan mendidik akhlak dengan ilmu, membersihkan amal dengan keikhlasan, dan memperbanyak hak dalam muamalah.

Maksud dari 'mendidik akhlak dengan ilmu' adalah menata dan membersihkan akhlak sesuai dengan pranta ilmu, sehingga seluruh perbuatannya sesuai dengan syariat Islam.

Lalu, maksud dari 'membersihkan amal dengan keikhlasan' berarti membebaskan semua amal dari hal-hal yang dapat mengotori untuk kepentingan selain Allah SWT.

Sedangkan maksud dari 'memperbanyak hak dalam muamalah' artinya memberikan hak Allah SWT dan hak hamba secara sempurna sebagaimana yang telah diperintahkan.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, jika ketiga perkara tersebut terasa berat, maka hal itu merupakan riyadhah. Jika sudah terbiasa, maka hal tersebut akat menjadi akhlak dan perilaku.

Orang yang tergolong dalam riyadhah jenis ini berusaha menyambung hatinya kepada Allah SWT. Selain itu, mereka juga menilai pahala atau imbalan adalah hal penting karena dapat memotivasinya untuk beribadah.

2. Riyadhah-nya Orang Khusus

Tingkatan berikutnya adalah riyadhah-nya orang khusus, yakni mencegah perpisahan dan tidak menoleh ke tahapan yang telah dilaluinya, serta membiarkan ilmu terus mengalir.

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, maksud dari 'mencegah perpisahan' adalah menghilangkan sesuatu yang memisahkan hati dari Allah SWT secara keseluruhan, menghadap kepada-Nya secara utuh, dan hadir bersama-Nya dengan segenap hati serta tidak berpaling dari-Nya.

Sementara itu, maksud dari 'tidak menoleh ke tahapan yang telah dilalui' artinya tidak menganggap ilmu yang dimiliki sudah cukup dan baik, melainkan tetap mencari tambahan ilmu dan merasa khawatir jika kedudukannya justru menjadi penghambat untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Orang yang masuk ke dalam riyadhah-nya orang khusus memiliki hati yang senantiasa terikat kepada Allah SWT.

3. Riyadhah-nya Orang Istimewa

Tingkatan riyadhah yang paling tinggi adalah riyadhah-nya orang istimewa. Jenis riyadhah ini berupa membebaskan kesaksian, naik ke tingkat penyatuan, dan menolak penentangan serta memutuskan segala bentuk penukaran (muamalah).

Maksud dari 'membebaskan kesaksian' adalah membebaskan diri dari segala hal agar tidak menoleh ke yang lain (selain Allah SWT) dan membebaskannya agar tidak perlu melihatnya (perkara itu). Lalu, maksud dari 'naik ke tingkat penyatuan' artinya meninggalkan perpisahan lalu beralih ke penyatuan dzat.

Sementara itu, maksud dari 'menolak penentangan' artinya menolak perkara-perkara yang bertentangan dengan salah satu kehendaknya atau kehendak Allah SWT.

Bagi orang-orang yang berada di tingkatan riyadhah ini maka tidak pernah mengharapkan pahala dari ibadahnya. Jadi, apa pun yang ia lakukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Tahapan Riyadhah untuk Menghilangkan Hawa Nafsu

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menyebut setidaknya ada empat jalan dalam riyadhah, yakni di antaranya:

  1. Sedikit makan dan minum
  2. Sedikit tidur
  3. Membatasi bicara yang tidak penting
  4. Menelan pahitnya tindakan tidak menyenangkan dari orang lain.

Mengutip situs NU Online, berikut perkataan Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin dengan terjemahannya:

والرياضة على أربع أوجه القوت من الطعام والغمض من المنام والحاجة من الكلام وحمل الأذى من جميع الأنام فيتولد من قلة الطعام موت الشهوات ومن قلة المنام صفو الإرادات ومن قلة الكلام السلامة من الآفات ومن احتمال الأذى البلوغ إلى الغايات

Artinya: "Riyadhah ditempuh dengan empat jalan, yaitu (memenuhi) makanan pokok, memejamkan mata dari tidur, dan menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain. Sedikit makan meredam gejolak syahwat. Sedikit minum dapat menyucikan kehendak dan pikiran. Sedikit bicara membawa keselamatan dari bencana dan kecelakaan. Menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain (yang tidak masuk pidana) dapat menyampaikan kita pada tujuan-tujuan spiritual."

Dalam Mukhtashar Ihya' Ulumuddin yang diterjemahkan Muhammad Ahsan bin Usman, Imam al-Ghazali menjelaskan tentang cara riyadhah untuk menghancurkan syahwat nafsu. Dalam hal ini, ia mengambil contoh keinginan untuk memenuhi isi perut.

Menurut Imam al-Ghazali, ada empat tahapan yang bisa dilakukan seseorang untuk menghilangkan hawa nafsu tersebut, yaitu:

1. Menguranginya Secara Bertahap

Seseorang bisa mengurangi sedikit demi sedikit makanan yang dikonsumsi dengan cara mengambil secukupnya, sesuai kemampuan perut dan tubuhnya untuk mencerna makanan.

Sebagai contohnya, jika setiap hari makan tiga roti berukuran besar, maka ia bisa mengurangi sepersepuluh roti tersebut. Jika dalam satu bulan ia makan 30 roti maka harus mengurangi 1 dari 30 potong roti tersebut. Kemudian, pada bulan berikutnya bisa mengurangi 2 potong roti, dan begitu seterusnya.

2. Latihan Setiap Hari

Cara berikutnya adalah kembali melatih diri setiap hari dan malam sampai makan setengah mud, yakni satu roti ditambah sesuai yang membuatnya berselera makan. Langkah ini mirip seperti kebiasaan Umar RA, yakni makan hanya dengan tujuh atau sembilan kali suapan.

3. Kembali Mengukur Ukuran

Langkah ketiga adalah dengan mengukur kembali ukuran satu mud, yakni dua setengah roti, dan ini sudah melebihi sepertiga perut.

4. Menambahkan sampai Dirasa Baik

Riyadhah keempat untuk menghancurkan syahwat nafsu makan adalah dengan menambah setiap satu mud, hingga dirasa baik bagi dirinya. Imam al-Ghazali menilai hal tersebut yang disebut puncak dari semuanya dan selaras dengan firman Allah SWT,

وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ ٣١

Artinya: "dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS Al A'raf: 31)

Kunci Sukses Menerapkan Riyadhah

Agar riyadhah berjalan lancar, ada sejumlah kunci suksesnya. Menukil buku Pengantar Ilmu Tasawuf oleh Badrudin, kunci sukses dari riyadhah adalah pasrah, menerima dengan ikhlas, dan lapang dada atas semua pemberian Allah SWT.

Berkaitan dengan hal tersebut, setidaknya ada tiga hal yang menjadi kunci sukses riyadhah:

1. Takhalli

Takhalli yang dimaksud adalah takhalli minal akhlaaqil madzmuumah yang artinya 'lepaskan dirimu dari perbuatan tercela'. Dalam hal ini, seseorang harus memiliki sifat menghayati dan bertobat dengan cara istikamah dan ikhlas.

2. Tahalli

Dalam hal ini, tahalli yang dimaksud yaitu tahalli nafsaka bil akhlaaqil mahmudah atau isilah jiwamu dengan akhlak terpuji. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengisi akhlak terpuji antara lain berzikir dan melakukan salat-salat sunnah.

3. Tajalli

Terakhir adalah tajalli. Maksudnya adalah Allah SWT tampak jelas di hadapan hamba dan jelas dalam dzhahir kehidupan jiwa.

Itu dia empat tahapan riyadhah untuk menghancurkan hawa nafsu dalam diri. Semoga bermanfaat.


(ilf/fds)

Hide Ads