Peran pesantren sangat penting dalam pendidikan agama Islam di Indonesia. Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, memiliki sejarah panjang dalam bidang pendidikan Islam.
Di antara banyaknya pesantren di Jawa Timur, terdapat beberapa yang memiliki usia sangat tua dan menyimpan sejarah panjang. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Miftahul Huda yang ada di Malang.
Pesantren Tertua di Jawa Timur
Dikutip dari laman detikJatim, Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH), yang sering disebut Pondok Gading, adalah pesantren tertua di Kota Malang dengan usia lebih dari 200 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 31 Januari 2023, Pondok Gading menerima penghargaan sebagai pesantren tertua dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Penghargaan ini diberikan karena Pondok Gading termasuk dalam 8 besar pesantren tertua di Indonesia.
Tentang Ponpes Miftahul Huda
Dikutip dari laman resmi Pondok Gading Malang, Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang, yang lebih dikenal sebagai Pondok Pesantren Gading Malang, saat ini diasuh oleh generasi keempat dari keluarga KH. Muhammad Yahya.
Pondok ini awalnya didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada 1768. Kemudian diteruskan oleh KH. Ismail pada tahun 1858, dan selanjutnya oleh KH. Muhammad Yahya pada 1971 sebagai generasi ketiga. Berdasarkan sejarah pendiriannya, Pondok Gading adalah pondok tertua ketiga di Indonesia.
Pondok Pesantren Miftahul Huda terkenal dengan keahlian ilmu hisabnya, dimana hasil hisab dari pondok ini dijadikan acuan oleh masyarakat untuk menentukan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain itu, pondok ini juga dikenal sebagai pusat tasawuf karena merupakan pondok thoriqoh, yaitu thoriqoh qadiriyah dan naqsabandiyah. Kitab-kitab yang diajarkan oleh para masyayikh di pondok ini banyak yang berfokus pada tasawuf.
Pondok Gading juga terkenal karena kewalian dari KH. Muhammad Yahya. Banyak peziarah dari berbagai daerah datang ke Pondok Gading untuk mengunjungi makam KH. Muhammad Yahya. KH. Muhammad Yahya secara silsilah memiliki garis keturunan dengan salah satu wali songo, yaitu Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Dalam menjalankan proses pendidikannya, Pondok Pesantren Miftahul Huda tentunya juga memiliki visi, visi, dan tujuan yang jelas yang termaktub dalam halaman resminya sebagai berikut:
Visi: Sebagai lembaga pembina jiwa taqwallah.
Misi: Membentuk insan-insan yang bertaqwa dan berakhlak mulia.
Tujuan: Mencetak kader-kader agama dan bangsa sebagai uswatun hasanah di masyarakat yang memiliki kedisiplinan tinggi, bertanggungjawab dan berkepribadian luhur dengan bekal ilmu (Lisanut maqol) dan amal Lisanul hal)
Sistem Pendidikan di Pondok Gading Malang
Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) berada di bawah pengelolaan Madrasah Diniyah Salafiyah Matholiul Huda (MMH). MMH memiliki sistem kelas yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu tingkat Ula (dasar), Wustho (menengah), dan Ulya (atas).
Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Diniyah Salafiyah Matholiul Huda dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya', tepatnya pukul 19.30-21.00 WIB. Pembelajaran dilakukan di gedung diniyah yang terdiri dari tiga lantai, dengan tiga kelas untuk setiap tingkatan Ula, Wustho, dan Ulya.
Setiap siswa yang telah menyelesaikan setiap tingkatan akan diwisuda dan mendapatkan ijazah yang setara dengan sekolah umum. Tingkat Ula setara dengan MI, tingkat Wustho setara dengan MTs, dan tingkat Ulya setara dengan MA.
Untuk meningkatkan keterampilan para santri, Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti khithobiyah, dibai'yah, musyawarah masail diniyah, seni baca Al-Quran, dan sholawat. Selain itu, ada juga berbagai pelatihan keterampilan, termasuk pelatihan ilmu hisab, faraidh, jurnalistik, kewirausahaan, dan lainnya.
(hnh/dvs)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI