Pengertian Ulul Albab: Makna, Karakteristik dan Keutamaan dalam Islam

Pengertian Ulul Albab: Makna, Karakteristik dan Keutamaan dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 06 Okt 2024 09:00 WIB
Ilustrasi keuangan muslim
Ilustrasi ulul albab (Foto: Getty Images/BongkarnThanyakij)
Jakarta -

Istilah ulul albab sering muncul dalam Al-Qur'an sebagai sebutan bagi orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Istilah ini menjadi perhatian karena Allah SWT memberikan pujian khusus kepada mereka yang termasuk dalam golongan ini.

Salah satunya muncul dalam surah Ali 'Imran ayat 190 yang berbunyi,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab-Latin: innafīkhalqis-samaawāti wal-arḍi wakhtilaafil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb.

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi ulul albab (orang-orang yang berakal)."

ADVERTISEMENT

Jadi, apa sebenarnya makna ulul albab? Berikut penjelasannya.

Pengertian Ulul Albab

Wahyudin Qasal dalam bukunya Psy Ness the Sounds of The Hidden Ayat menjelaskan bahwa istilah ulul albab terdiri dari dua kata, yaitu 'ulu' dan 'al-albab'.

Secara etimologis, ulul albab berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu ulu yang berarti memiliki dan albab yang merupakan bentuk jamak dari lubb, yang berarti inti, hati, atau pikiran terdalam.

Dengan demikian, ulul albab dapat diartikan sebagai "orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam" atau "orang-orang yang menggunakan akal dengan sempurna".

Adapun, dalam buku Metode-Metode Mengajar Perspektif Al-Qur'an Hadits dan Aplikasinya dalam Pembelajaran PAI karya H. Amirudin, Ibnu Katsir mengartikan ulul albab sebagai orang yang memiliki akal sempurna dan kecerdasan.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebut ulul albab sebagai orang-orang yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keimanan yang kuat serta kebijaksanaan dalam melihat dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT di alam semesta. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan akalnya untuk merenungi ciptaan Allah SWT dan mengambil pelajaran darinya.

Sebagaimana yang tertulis dalam surah Ali 'Imran ayat 191,

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab-Latin: alladzina yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār

Artinya: (Ulul albab), yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka."

Karakteristik Ulul Albab

Al-Qur'an memberikan gambaran jelas tentang karakteristik orang-orang yang termasuk dalam ulul albab. Di antara ciri-ciri ulul albab adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Akal dengan Baik

Orang-orang ulul albab dikenal sebagai mereka yang selalu menggunakan akalnya untuk berpikir dan merenung. Mereka tidak hanya berpikir secara rasional, tetapi juga secara spiritual.

Mereka merenungi penciptaan langit, bumi, dan segala isinya, sebagaimana disebutkan dalam surah Ali 'Imran ayat 190,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Arab-Latin: inna fī khalqissamāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahaari la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi ulul albab (orang-orang yang berakal)."

2. Berzikir dan Mengingat Allah

Selain menggunakan akalnya, ulul albab juga senantiasa berzikir dan mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan. Mereka sadar bahwa semua yang ada di alam semesta adalah tanda kebesaran-Nya.

Dalam surah Ar-Ra'd ayat 19, Allah SWT menjelaskan bahwa Ulul Albab adalah mereka yang selalu menyadari kehadiran Allah dan tunduk pada kebesaran-Nya.

۞ أَفَمَن يَعْلَمُ أَنَّمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ٱلْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَىٰٓ ۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-Latin: A famay ya'lamu annamā unzila ilaika mirrabbikal-ḥaqqu kaman huwa a'mā, innamā yatażakkaru ulul-albāb

Artinya: "Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dari Tuhanmu adalah kebenaran sama dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran."

3. Bertakwa dan Bersabar

Ulul albab juga digambarkan sebagai orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT dan sabar dalam menghadapi ujian. Mereka tidak tergesa-gesa dalam bertindak, melainkan selalu menimbang dengan hikmah dan kesabaran.

Karakteristik ini disebutkan dalam surah Az-Zumar ayat 18, bahwa mereka mendengarkan perkataan dengan baik dan mengikuti yang terbaik dari perkataan itu.

ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-Latin: Alladzina yastami'ụnal-qaula fayattabi'ụna aḥsanah, ulā`ikallażīna hadāhumullāhu waulā`ika hum ulul-albāb

Artinya: "(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.661) Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah ululalbab (orang-orang yang mempunyai akal sehat)."

Keutamaan Ulul Albab

Allah memberikan beberapa keutamaan khusus kepada ulul albab. Beberapa keutamaan ini tercantum dalam Al-Qur'an.

1. Dapat Mengambil Pelajaran dari Setiap Tanda Kebesaran Allah

Ulul albab senantiasa mampu mengambil hikmah dari setiap fenomena alam dan peristiwa kehidupan. Mereka memahami bahwa segala yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah SWT dan mengandung makna yang mendalam.

Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 269:

يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Arab-Latin: Yu`til-ḥikmata may yasyā`, wamay yu`tal-ḥikmata faqad ụtiya khairang kaṡīrā, wamā yażżakkaru illā ulul-albāb

Artinya: "Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali ulul albab."

2. Mendapatkan Hidayah dan Cahaya dari Allah

Ulul albab mendapatkan petunjuk khusus dari Allah SWT karena kecerdasan dan ketakwaan mereka. Dalam surah An-Nur ayat 35, Allah SWT menjelaskan bahwa hidayah itu datang kepada mereka yang berpikir dan memiliki cahaya keimanan.

للَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: Allāhunụrussamāwāti wal-arḍ, maṡalunụrihī kamisykātin fīhā miṣbāḥ, al-miṣbāḥu fīzujājah, az-zujājatu ka`annahā kaukabun durriyyuy yụqadu minsyajaratim mubārakatin zaitụnatil lā syarqiyyatiw walā garbiyyatiy yakādu zaituhā yuḍī`u walau lam tamsas-hu nār, nụrun 'alā nụr, yahdillāhu linụrihī may yasyā`, wayaḍribullāhul-amṡāla lin-nās, wallāhu bikulli syai`in 'alīm

Artinya: "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads