Apa Itu Yaumul Mizan? Ini Pengertian dan Gambaran Kondisi Manusia Hari Itu

Apa Itu Yaumul Mizan? Ini Pengertian dan Gambaran Kondisi Manusia Hari Itu

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 19 Sep 2024 14:45 WIB
libra scale on the wood background
Foto: Getty Images/iStockphoto/Seng kui Lim
Jakarta -

Yaumul Mizan adalah satu dari beberapa tahapan yang dilewati manusia setelah kiamat. Ini berlaku dari zaman Nabi Adam AS sampai manusia terakhir yang berada di muka bumi.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 47,

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."

Pengertian Yaumul Mizan

Menukil dari buku The Miracle of Mizan oleh Junaidi Ahmad Al Fatti, mizan adalah neraca yang digunakan untuk menimbang pahala dan dosa setiap manusia tanpa terkecuali. Hasil dari penimbangan ini akan menentukan manusia untuk masuk surga atau neraka.

ADVERTISEMENT

Tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana bentuk neraca yang Allah SWT gunakan. Sebagian ulama menggambarkan kedua takaran timbangan itu lebih luas dari lapisan langit dan bumi.

Malaikat Jibril memegang timbangan dan memeriksa kedua takarannya dengan teliti. Sementara itu, malaikat Mikail menjaganya setelah dihisab.

Neraca tersebut tidak dapat dibayangkan bagaimana bentuknya, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Diriwayatkan dari Salman RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Pada hari kiamat neraca amal akan diletakkan. Andaikata seluruh angit dan bumi ditimbang ooleh neraca itu niscaya mampu untuk menimbang. Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami, untuk siapakah ini?" Allah berfirman, "Untuk siapa pun dari makhluk-Ku yang Aku kehendaki." Malaikat pun berkata, "Maha Suci Engkau. Kami menyembah-Mu dengan penyembahan yang sungguh-sungguh." (HR Hakim)

Kondisi Manusia saat Yaumul Mizan

Diterangkan dalam buku Antologi Tafsir tulisan Ailsa Digna Anjani dkk, ketika Yaumul Mizan maka segala perbuatan manusia dihitung. Penimbangan dilakukan mulai dari yang kecil sampai yang besar sekali pun dengan seadil-adilnya.

Tidak akan ada kecurangan atau kesalahan dalam pengukuran tersebut. Sebab, hasil timbangan Allah SWT tidak dapat ditawar.

Ketika Yaumul Mizan terjadi, manusia tidak dapat mengelak segala amal yang telah diperbuatnya selama di dunia. Allah SWT menutup mulut manusia dan membiarkan anggota tubuhnya bersaksi atas perbuatan yang dikerjakan, sebagaimana firman-Nya dalam surah Yasin ayat 65,

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: "Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Hasil dari timbangan itu menentukan penempatan manusia di akhirat, entah di surga maupun neraka. Mereka akan melewati sirath, sebuah jembatan yang membawa manusia ke surga atau neraka.

Wujud sirath ini disebut sangat tajam dan tipis. Saking tipisnya, sirath digambarnya sebagai satu helai rambut yang dibelah menjadi tujuh. Manusia melewati sirath dengan berbagai cara sesuai amal yang diperbuatnya.

Wallahu a'lam.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads