Keutamaan surat Al Kahfi ayat 1-10 sebagai pelindung dari fitnah Dajjal bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Darda RA. Dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan dilindungi dari fitnah Dajjal." (HR Muslim)
Baca juga: 8 Tanda Menjelang Keluarnya Dajjal |
Berikut bacaan surat Al Kahfi ayat 1-10 yang bisa diamalkan untuk mohon perlindungan dari fitnah Dajjal.
Surat Al Kahfi 1-10 Arab, Latin, dan Artinya
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ ١
Latin: Alhamdu lillaahil laziii anzala 'alaa 'abdihil kitaaba wa lam yaj'al lahuu 'iwajaa
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab Suci (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak membuat padanya sedikit pun kebengkokan.
قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ ٢
Latin: Qaiyimal liyunzira baasan shadiidam mil ladunhu wa yubashshiral mu'miniinal laziina ya'maluunas saalihaati anna lahum ajran hasanaa
Artinya: (Dia menjadikannya kitab) yang lurus agar Dia memberi peringatan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik.
مّٰكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ ٣
Latin: Maakisiina fiihi abadaa
Artinya: Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ ٤
Latin: Wa yunziral laziina qoolut takhazal laahu waladaa
Artinya: (Dia menurunkan Al-Qur'an itu) juga agar Dia memberi peringatan kepada orang-orang yang berkata, "Allah mengangkat seorang anak."
مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا ٥
Latin: Maa lahum bihii min 'ilminw wa laa li aabaaa'ihim; kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim; iny yaquuluuna illaa kazibaa
Artinya: Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang (hal) itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah besar (dosa) perkataan yang keluar dari mulut mereka. Mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا ٦
Latin: Fala'allaka baakhi'un nafsaka 'alaaa aasaarihim illam yu;minuu bihaazal hadiisi asafaa
Artinya: Maka, boleh jadi engkau (Nabi Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ٧
Latin: Innaa ja'alnaa ma 'alal ardi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu 'amalaa
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antaranya yang lebih baik perbuatannya.
وَاِنَّا لَجٰعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ ٨
Latin: Wa innaa lajaa 'iluuna maa 'alaihaa sa'aiidan juruzaa
Artinya: Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya sebagai tanah yang tandus lagi kering.
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا ٩
Latin: Am hasibta anna Ashaabal Kahfi war Raqiimi kaanuu min Aayaatinaa 'ajabaa
Artinya: Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا ١٠
Latin: Iz awal fityatu ilal Kahfi faqooluu Rabbanaaa aatinaa mil ladunka rahmatanw wa haiyi' lanaa min amrinaa rashadaa
Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami."
Tafsir Surat Al Kahfi Ayat 1-10
Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar EM dan Abdurrahim Mu'thi, pada awal surat al kahfi ayat 1-5 dijelaskan bahwa Allah SWT memuji diri-Nya sendiri, baik dalam memulai maupun mengakhiri berbagai urusan. Sesungguhnya, Dia selalu terpuji dalam setiap kondisi. Segala sesuatu di alam semesta bermula dan berakhir hanya atas kehendak-Nya.
Karena itu, Allah SWT memuliakan diri-Nya atas turunnya Kitab-Nya yang agung kepada Rasul-Nya yang mulia, Muhammad SAW. Hal ini merupakan karunia besar yang diberikan Allah SWT kepada seluruh manusia, karena dengan Al-Qur'an, manusia dibebaskan dari kegelapan menuju cahaya yang terang.
Allah SWT menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab yang lurus tanpa ada keraguan, penuh dengan petunjuk yang sangat jelas dan tegas. Kitab ini memberikan peringatan bagi orang-orang kafir sekaligus membawa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.
Selanjutnya pada surat Al Kahfi ayat 6-8, menurut Tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan dunia ini sebagai tempat sementara yang dihiasi oleh berbagai keindahan yang tidak kekal. Dunia ini bukan tempat tinggal yang abadi, melainkan tempat ujian bagi manusia. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji siapa di antara mereka yang terbaik amalnya."
Selanjutnya, Allah SWT juga mengingatkan bahwa segala keindahan di dunia ini akan berakhir dan bumi akan kembali menjadi tanah yang tandus. Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus." Hal ini menegaskan bahwa setelah masa keindahan dunia berakhir, semuanya akan hancur dan kembali seperti semula, tanpa tanaman atau sesuatu yang bisa dimanfaatkan.
Lebih lanjut Ibnu Katsir menafsirkan, surat Al Kahfi ayat 9-10 menjelaskan mengenai firman Allah SWT, "Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan yang mempunyai raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?"
Mengenai makna "Al-Raqim," Abdurrahman bin Zaid bin Aslam menjelaskan, istilah tersebut berarti kitab yang tertulis, sebagaimana dijelaskan dalam istilah lainnya yaitu marqum. Allah SWT menegaskan bahwa hal ini adalah tanda kekuasaan-Nya yang besar dan luar biasa. Tafsir ini menggarisbawahi pentingnya keajaiban Ashabul Kahfi dan kekuasaan Allah SWT yang melindungi mereka di dalam gua.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana