Tahun 1445 Hijriah segera berganti seiring berakhirnya bulan Dzulhijjah. Setelah itu, umat Islam akan memasuki Tahun Baru Islam 1446 Hijriah yang jatuh pada 1 Muharram.
Akhir tahun Hijriah atau akhir bulan Dzulhijjah merupakan momen yang penting bagi umat Islam. Pada akhir tahun Hijriah, muslim dapat mengisinya dengan memperbanyak ibadah.
Ada juga amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada akhir tahun Hijriah, salah satunya ialah membaca doa akhir tahun. Berikut bacaan doa akhir tahun yang bisa diamalkan muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Membaca Doa Akhir Tahun
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allaahumma maa 'amiltu min 'amalin fii haadzihis sanati ma nahaitanii 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiihaa 'alayya bi fadhlika ba'da qudratika 'alaa 'uquubatii wa da'autanii ilat taubati min ba'di jaraa-atii 'alaa ma'shiyatika. Fa innii astaghfiruka, faghfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimmaa tardha, wa wa'attanii 'alaihits tsawaaba, fa-as-aluka an tataqabbala minnii wa laa taqtha' rajaa-ii minka yaa kariim.
Artinya: "Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Engkau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Engkau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Engkau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Engkau menerima perbuatanku yang Engkau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah Engkau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."
Bacaan doa akhir tahun tersebut terdapat dalam kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, mufti Jakarta abad ke-19-20 M, seperti dilansir NU Online.
Kapan Doa Akhir Tahun Dibaca?
Doa akhir tahun ini dapat dibaca pada tanggal 29/30 Dzulhijjah. Lebih tepatnya, setelah muslim mengerjakan salat Ashar atau sebelum masuk waktu salat Maghrib.
2. Mengerjakan Puasa
Dzulhijjah termasuk satu dari empat bulan haram. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin yang diterjemahkan Muhammad Ahsan bin Usman memaparkan riwayat yang menyebut puasa di bulan-bulan haram lebih utama daripada puasa 30 hari di bulan lain. Berikut bunyi riwayat lengkapnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa satu hari di bulan-bulan haram lebih utama daripada puasa 30 hari di bulan yang lain. Dan puasa satu hari di bulan Ramadan lebih utama daripada puasa 32 hari di bulan-bulan haram. Dan barang siapa yang berpuasa pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu maka Allah akan menuliskan pahala baginya seperti orang-orang yang beribadah 700 tahun."
Riwayat tersebut disebutkan oleh al 'Araqi dalam kitab Al Mughni 'an Hamlil Asfar dan az Zubaidi dalam kitab Ittihafu As Saadah al Muttaqien.
Imam al-Ghazali menyebut, bulan-bulan yang memiliki keutamaan adalah bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab, Syaban, dan Ramadan. Sedangkan yang disebut bulan haram adalah bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Sang Hujjatul Islam juga menjelaskan waktu-waktu yang utama untuk berpuasa setiap bulannya, salah satunya pada akhir bulan.
"Mengenai puasa sunnah dalam setiap bulan yang paling utama yaitu pada awal bulan, pertengahan bulan, akhir bulan, hari-hari terang (yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15). Sedangkan puasa sunnah dalam setiap minggunya yang paling utama yaitu pada hari Senin, Kamis, dan Jumat," jelas Imam al-Ghazali.
3. Melakukan Muhasabah
Muslim juga dianjurkan untuk muhasabah di penghujung tahun. Mengutip buku Mutiara Di Samudra Al-Fatihah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, muhasabah artinya introspeksi diri.
Bisa juga diartikan sebuah kesadaran untuk menimbang antara perintah dan larangan, antara baik dan buruk, antara manfaat dan mudharat, dan lain sebagainya. Dengan muhasabah, seorang muslim dapat mengetahui tentang diri sendiri mengoreksi dan melihat kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya kepada Allah SWT sepanjang tahun.
Seorang muslim yang telah mengetahui hal itu maka akan mempunyai keinginan untuk bertobat. Hal ini baik dilakukan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di tahun berikutnya. Sebab, segala amal akan ditimbang pada hari kiamat, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Anbiya ayat 47,
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ
Artinya: Kami akan meletakkan timbangan (amal) yang tepat pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun dirugikan walaupun sedikit. Sekalipun (amal itu) hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
Wallahu a'lam.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI