Profil Maladewa, Negara Islam yang Tolak Turis Israel

Profil Maladewa, Negara Islam yang Tolak Turis Israel

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 04 Jun 2024 13:31 WIB
Aerial view on Maldives islands. Gaafu Alifu Atoll Disappearance of islands. Refugees due to climate change. The sea level rises year after year and many Pacific islands will disappear. The islands of the Pacific Ocean are seeing a large part of their territory in danger due to the incessant rise in the average level of the waters. The inhabitants of the archipelagos of Fiji, Tuvalu, Kiribati, Vanuatu and the Marshall Islands know this well. The latest studies calculate that, if the rise in the level of the Pacific Ocean continues at these levels, in the next 50 years these islands will have been engulfed by water. 20,000 years ago, the sea level was 120 meters lower than today, and in the last 5,000 years it has risen two meters, mainly due to the thermal expansion of the ocean and the melting of glaciers in the arctic areas, caused by the man action. (Photo by: Sergi Reboredo/VW Pics/Universal Images Group via Getty Images)
Negara Maladewa (Foto: VW Pics/Universal Images Group v/VW Pics)
Jakarta -

Maladewa melarang pemegang paspor asal Israel masuk ke negaranya. Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menetapkan larangan tersebut menyusul rekomendasi dari kabinet.

Larangan ini dilakukan demi solidaritas Palestina. Kantor kepresidenan Maladeva dalam siaran persnya seperti dilansir Saudi Gazette, Selasa (4/6/2024), menyebut Muizzu sudah menunjuk utusan khusus untuk menilai kebutuhan Palestina dan menyiapkan penggalangan dana untuk "membantu saudara-saudari kita di Palestina" dengan UNRWA.

Muizzu juga mengadakan rapat umum nasional dengan slogan "Falastheenaa Eku Dhivehin" yang artinya "Warga Maladewa dalam Solidaritas dengan Palestina."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bersama dengan pemerintah dan masyarakat Maladewa, saya menyerukan gencatan senjata segera, diakhirinya kekerasan dan akses kemanusiaan tanpa hambatan," kata Muizzu, dikutip dari media sosial X-nya.

Unggahan di X itu bertepatan beberapa hari setelah presiden mengutuk serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah yang menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina dan melukai lebih dari 200 orang.

ADVERTISEMENT

Larangan ini mengundang tanggapan dari Israel. Kementerian Luar Negeri Israel meminta warganya untuk menghindari perjalanan ke Maladewa.

Sementara itu, warga negara Israel yang tinggal di Maladewa disarankan untuk meninggalkan negara tersebut. Sebab, jika mereka mengalami kesulitan karena satu dan lain hal akan sulit untuk Israel memberikan bantuan.

Tentang Maladewa: Negara 100 Persen Muslim

Maladewa sendiri dikenal sebagai negara Islam. Ini dikarenakan penduduknya yang 100 persen muslim. Dalam catatan sejarah, Islam masuk ke Maladewa sebelum abad ke-12 seperti tertulis dalam riset berjudul Divehi as Heu Nubai (Good versus Bad) yang dilakukan Muhammad Jamil.

Hukum Islam atau syariah menjadi landasan hukum di Maladewa. Tidak ada agama selain Islam yang dipeluk oleh penduduk Maladewa. Para pemimpinnya selalu bangga menyebut negara mereka sebagai negara 100 persen muslim.

Menurut The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), populasi muslim di Maladewa mencapai angka 99,41 persen. RISSC adalah lembaga penelitian independen yang berafiliasi dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought, sebuah lembaga swadaya masyarakat Islam internasional yang berkantor pusat di ibu kota Kerajaan Hashemite, Yordania.

Perlu dipahami, angka 99,41 persen masyarakat muslim Maladewa merupakan gabungan penelitian yang dilakukan oleh Dr Houssain Kettani dan Pew Research Center.

Dr Houssain Kettani tengah menyusun sebuah riset yang mengidentifikasi Maladewa sebagai negara yang 100 persen muslim. Sementara itu, Pew Research Center adalah badan penelitian yang berbasis di Washington yang mengklaim "mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu yang bersinggungan dengan agama dan urusan publik."

Menurut Pew Research Center dari 395.921 penduduk Maladewa, diperkirakan 389.586 jiwa beragama Islam, setara dengan 98,4 persen. Jadi, populasi non-muslim di Maladewa berjumlah 6.335 jiwa. Laporan RISSC menghitung rata-rata kedua angka tersebut dan menghasilkan 99,41 persen.

Menteri Negara Islam Mohamed Shaheem Ali Saeed menanggapi hasil riset ini. Ia mengatakan bahwa menurut konstitusi Maladewa, negara tersebut adalah negara yang 100 persen Muslim.

Pemerintah Maladewa sendiri memiliki aturan ketat tentang kebebasan beragama. Konstitusi dan undang-undang kebijakannya membatasi kebebasan beragama.

Berdasarkan undang-undang dasar negara 2008, Pemerintah Maladewa menetapkan Islam sebagai agama resminya. Warga negara dilarang menganut agama apa pun selain Islam.

Namun, aturan tersebut hanya berlaku bagi penduduk Maladewa. Pengunjung ataupun pekerja dari luar Maladewa tetap diperbolehkan menjalani ritual keagamaan selain Islam.




(aeb/kri)

Hide Ads