Hadits Keutamaan 4 Bulan Haram dan Larangannya

Hadits Keutamaan 4 Bulan Haram dan Larangannya

Alvin Setiawan - detikHikmah
Selasa, 28 Mei 2024 06:30 WIB
Jadwal Buka Puasa Bogor Hari Ini 24 April 2022, Cek di Sini
Ilustrasi bulan haram. (Foto: Getty Images/pictafolio)
Jakarta -

Berakhirnya Syawal menandai datangnya bulan Zulkaidah yang termasuk bulan haram. Di antara 12 bulan Hijriah, terdapat 4 bulan haram yang memiliki keutamaan di dalamnya. Selain keutamaannya, ada juga larangan yang harus diketahui muslim.

Keempat bulan haram yang dimaksud yakni di antaranya, Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijjah. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang berbunyi,

"Masa telah berputar bagaikan keadaan ketika diciptakannya langit dan bumi. Setahun itu adalah 12 bulan, 4 bulan di antaranya adalah bulan haram, tiga yang berurutan yaitu Zulkaidah, Zulhijjah dan Muharram. Dan Rajab yang terletak di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allah SWT juga menyebut bulan haram pada Al-Qur'an dalam surah At Taubah ayat 36 yang berbunyi,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Dikutip dari buku Tanya Jawab Islam karya PISS KTB dan TIM Dakwah Pesantren, Al Qadhi Abu Ya'la RA menjelaskan alasan disebut bulan haram. Dinamakan demikian karena terdapat dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan yang juga diyakini oleh orang-orang Jahiliyyah kala itu. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut.

Larangan pada Bulan Haram

Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Fikih Jihad: Studi Komparatif Tentang Hukum dan Filosofi Jihad dalam Pandangan Al-Qur'an dan Sunnah terjemahan Ginanjar Sya'ban dkk, ada larangan bagi umat Islam untuk dikerjakan pada keempat bulan haram tersebut.

Salah satunya adalah larangan berperang pada keempat bulan haram. Hal ini diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 217 yang berbunyi,

... يَسْتَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالِ فِيهِ قُلْ قِتَالُ فِيهِ كَبِيرٌ

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar..."

Achmad Rozi El-Eroy mengatakan dalam bukunya yang berjudul Risalah Hati, muslim dilarang melanggar kehormatan bulan-bulan itu dengan mengadakan peperangan, pertumpahan darah serta perbuatan-perbuatan lain yang dapat menimbulkan permusuhan.

Sebaliknya, muslim diperintahkan untuk mengisi bulan-bulan haram tersebut dengan berbagai amalan dan kebajikan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Apalagi terdapat banyak keutamaan di balik bulan haram.

Ibnu Abbas RA menambahkan, empat bulan tersebut dikhususkan karena dianggap sebagai bulan suci. Dengan kata lain, melakukan perbuatan maksiat pada bulan tersebut dianggap dosa besar dan amalan saleh yang dilakukan menuai pahala besar.

Keutamaan Beribadah pada Bulan Haram

Udji Asiyah menjelaskan dalam buku Dakwah Cerdas, amalan yang dikerjakan pada keempat bulan haram bernilai lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah SWT. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadits riwayat dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini," Mereka bertanya, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab, "Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR Bukhari)




(rah/rah)

Hide Ads