Guru PAI Pegang Peran Strategis Bentuk Karakter, Stafsus Menag Minta Adaptif

Guru PAI Pegang Peran Strategis Bentuk Karakter, Stafsus Menag Minta Adaptif

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 15 Mei 2024 14:45 WIB
Staf Khusus Menteri Agama RI (Stafsus Menag) Wibowo Prasetyo
Stafsus Menag, Wibowo Prasetyo (Foto: Dok. Kemenag)
Jakarta -

Peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat strategis dalam membentuk generasi unggul di era digital. Kementerian Agama (Kemenag) berharap mereka bisa beradaptasi dalam perkembangan zaman.

Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Agama RI (Stafsus Menag) Wibowo Prasetyo. Ia menilai peran guru PAI yang strategis ini dapat membentuk karakter anak didik yang matang di tengah tantangan era digital saat ini.

Keteladanan dalam nilai-nilai spiritual, kepribadian, dan kepemimpinan yang ditanamkan oleh para guru PAI menjadi modal kuat untuk membangun generasi bangsa yang lebih kokoh di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun kuncinya guru PAI harus siap terus meningkatkan kompetensinya dan lebih adaptif terhadap zaman," ungkap Wibowo dalam keterangan persnya, Rabu (15/5/2024).

"Sekarang ini era begitu cepat berubah, kalau kita tidak luwes maka akan tertinggal. Digitalisasi di PAI adalah keharusan karena sudah menjadi tuntutan dunia," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Guru PAI memiliki posisi strategis karena setiap hari berinteraksi dengan para anak didik yang mayoritas merupakan generasi Z. Menurut Wibowo, generasi pengguna aktif internet ini memiliki kelebihan seperti keterbukaan, toleransi, cepat menerima informasi, sikap kritis, kemampuan multitasking, interaktivitas, dan ambisi.

Namun, di sisi lain, generasi Z cenderung lemah dalam memverifikasi informasi. Sehingga mudah menyerap berbagai informasi tanpa menyadari apakah informasi tersebut benar atau tidak.

"Di sinilah peran strategis guru PAI agar menjadi penjernih atas berbagai kabar hoaks, termasuk yang berkaitan dengan isu-isu agama," terang Wibowo.

Ini agar menghindarkan anak didik mengalami kesalahan dalam beragama. Generasi Z ini harus kita kawal karena 2030 mendatang sebagian akan mengganti posisi kita," lanjutnya.

Direktorat PAI telah membuat peta jalan (roadmap) untuk meningkatkan kualitas dan ketepatan sasaran pembelajaran agama Islam. Salah satunya dengan membuat program Satu Data untuk Semua dan Digitalisasi.

Hal ini menunjukkan bahwa PAI ke depan akan lebih terintegrasi dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. Wibowo mengapresiasi program tersebut.

"Program ini tepat karena sesuai dengan program besar Satu Data Indonesia pada 2025. Jika semua berbasis digital maka akan meningkatkan aspek transparansi, akuntabel dan lebih terukur. Bahkan potensi penyimpangan atau fraud bisa kita hindarkan," tukas mantan pemimpin redaksi surat kabar di Jawa Tengah itu.

Direktur PAI Kemenag, M. Munir, menjelaskan bahwa selain mendorong digitalisasi, pihaknya akan terus meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru serta pengawas PAI. Karier dan kesejahteraan guru serta pengawas juga menjadi perhatian agar mereka lebih fokus dalam menjalankan tugas.

Program penguatan moderasi beragama terus dikembangkan, termasuk membangun ekosistem di tingkat sekolah hingga perguruan tinggi. Selain itu, budaya religius di sekolah juga diperkuat.

"Kurikulum PAI juga terus dibenahi agar lebih membumi dan pola pengajaran menjadi menyenangkan. Program lain adalah kami berupa rebranding PAI dengan memanfaatkan media sosial agar lebih mengakar di benak publik sekaligus memberikan kemanfaatan yang luas," jelas Munir.




(hnh/kri)

Hide Ads