Seorang guru dan sejumlah siswanya memakai topeng di ruang kelas. Uniknya, topeng itu dipakai saat ujian pelajaran matematika sedang berlangsung. Aksi ini viral di medsos.
Video tersebut kiriman akun TikTok @haya.co, milik sang guru. Topeng yang dipakai anak-anak tersebut beragam, ada topeng Hulk, Spiderman, Batman, Doraemon, Ultraman, hingga Barongan.
Guru yang mengunggah video tersebut adalah Intan Kusumaningrum SPd, guru kelas 6 SD Negeri Sememi 1 Surabaya. Dia mengaku terinspirasi guru lain di media sosial yang menggunakan metode serupa dalam pelajaran matematika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ujian memakai topeng ini bukan pertama kalinya dia lakukan, namun tidak semua diunggah ke media sosial.
Intan mengatakan momen ujian matematika memakai topeng itu bermula pada Jumat (25/10/2024). Saat itu dia menginformasikan kepada siswa kelas 6 agar membawa topeng pada hari Senin (28/10/2024). Tapi anak didiknya tidak diberitahu bila topeng itu akan dipakai saat ujian matematika.
"Saya tidak memaksa beli, karena bisa membuat dari kertas dan dari bahan yang ada saja. Pas hari Senin mereka semua bawa, mereka nggak tahu kalau ulangan disuruh pakai topeng. Kalau pakai topeng nggak bisa lihat kanan kiri dan supaya konsentrasi," kata Intan kepada detikJatim, Rabu (6/11/2024).
Pemakaian topeng saat ujian juga tidak berlangsung satu jam penuh. Melainkan hanya 10 menit. Sebab, dia menyadari siswanya pasti gerah dan meminta melepas topeng kemudian mengerjakan ujian seperti biasa.
![]() |
Aksi guru berusia 29 tahun ini mendapat respons positif dari siswanya. Bahkan menurutnya, metode itu cukup efektif digunakan saat ujian sehingga siswa tidak saling tengok.
"Pertama kaget (siswa), ketawa lihat temannya. 10 Menit itu efektif nggak noleh-noleh, karena kalau noleh ada suara tertawa dan fokus ke ujian masing-masing," katanya.
Bukannya kapok, siswa justru ketagihan dengan metode unik dan seru seperti itu. Bahkan, ada siswa yang bertanya kepada Intan akan membawa apa lagi ke sekolah.
"'Kita besok ulangan pakai apa bu?' Kata siswa siswa saya. Gimana kalau kita pakai helm? 'Oh iya boleh bu'. Mungkin, mereka pasti mikir 'ulangan nilainya jelek tapi aku happy'," ceritanya.
Sementara wali murid sejauh ini tidak ada yang komplain dan justru mendukung. Dia mengaku pembelajaran dengan metode menyenangkan untuk siswa ada banyak.
Seperti menjahit, karena tidak ada pelajaran khusus menjahit, kemudian memasak, membuat kerajinan, hingga membatik di luar ekstrakurikuler. Semuanya dilakukan siswa sendiri tanpa bantuan orang tua.
"Inisiatif sendiri, karena kami ada program proyek penguatan profil pengajar pancasila (P5), harus ada proyek dari siswa. Biasanya semua sama siswa misal hari ini batik semua batik. Sebagai guru metode apa saja, model apa pun menyesuaikan siswa supaya mereka senang, pelajaran sulit tapi nyaman, senang di sekolah, tidak menjadi momok, apalagi matematika," jelasnya.
Intan berharap sesama tenaga pendidik perlu mencoba model pembelajaran yang dirasa cocok untuk siswa. Meski berbeda dan memulai dengan gebrakan baru, tujuannya tetap sama. Yakni membuat siswa senang saat belajar di sekolah.
"Jangan menyerah, nyeleneh dikit nggak papa pokoknya anaknya happy, bapak ibu guru happy, dan wali murid tidak komplain. Jangan takut berinovasi, pasti punya cara anak nyaman dan tenang," pungkasnya.
(dpe/fat)