Nabi Yunus AS pernah ditelan oleh sebuah ikan paus dan hidup di dalamnya. Menurut Al-Qur'an, ikan tersebut bernama ikan nun. Apakah ikan nun sekarang masih ada?
Kisah Nabi Yunus AS ditelan ikan nun ada dalam beberapa surah di Al-Qur'an seperti surah Yunus, As-Saffat, dan Al-Anbiya'. Menukil Tafsir al-Azhar Jilid 6 karya Hamka, nun adalah nama dari ikan yang teramat besar di laut, yang dapat disebut pula sebagai ikan paus.
Kisah Nabi Yunus dan Ikan Nun
Pada Al-Qur'an surah Al-Anbiya' ayat 87, Allah SWT berfirman,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ÙÙØ°Ùا اÙÙÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ°Ù ذÙÙÙÙØšÙ Ù ÙØºÙØ§Ø¶ÙØšÙا ÙÙØžÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙØ¯Ùر٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ§Ø¯Ù°Ù ÙÙÙ Ø§ÙØžÙÙÙÙ٠ٰت٠اÙÙÙ ÙÙÙØ§Ù اÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙÙØ§Ù اÙÙÙØªÙ Ø³ÙØšÙØÙ°ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØªÙ Ù ÙÙÙ Ø§ÙØžÙÙ°ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
Artinya: "(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, "Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."
Mengutip Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar dan Abdurrahim Mu'thi, Nabi Yunus AS adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada penduduk daerah Ninawa, suatu daerah di negeri Mousul. Nabi Yunus AS menyeru mereka kepada Allah Ta'ala dan berdakwah mengenai ajaran Islam, akan tetapi mereka enggan menerimanya dan tetap berada di dalam kekufuran.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah As-Saffat ayat 140,
Ø§ÙØ°Ù Ø§ÙØšÙÙ٠اÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙØŽÙØÙÙÙÙÙÛ
Artinya: "(Ingatlah) ketika dia berlari ke kapal yang penuh muatan,"
Dikutip dari Tafsir al-Azhar Jilid 7 karya Hamka, maksud lari pada ayat tersebut adalah mengelakkan diri dari kewajiban. Dikisahkan bahwa Nabi Yunus AS merasa tidak tahan atas kekufuran kaumnya dan keluar dari lingkungan mereka dengan penuh kemurkaan.
Ia pun berjalan menuju tepi laut. Sesampainya di tepi laut, Nabi Yunus AS melihat sebuah kapal yang hendak mulai berlayar. Nabi Yunus AS tidak menghiraukan bahwa kapal tersebut telah sarat atau penuh. Beliau hanya berpikir untuk segera berlayar meninggalkan negeri tersebut.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah As-Saffat ayat 141,
ÙÙØ³ÙاÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ§ÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙ ÙØ¯ÙØÙضÙÙÙÙÙÛ
Artinya: "kemudian dia ikut diundi, maka dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian)."
Setelah kapal berlayar beberapa lama ternyata datanglah ombak dan gelombang yang kian lama kian besar. Nahkoda berkata untuk mengurangi isi kapal agar selamat dari terjangan ombak. Nabi Yunus AS pun berundi bersama penumpang kapal untuk menentukan siapa yang akan dikeluarkan dari kapal tersebut.
Terpilihlah Nabi Yunus AS. Ia tidak ragu-ragu dalam menjalankan apa yang telah menjadi kesepakatan dan segera melompat ke dalam laut.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah As-Saffat ayat 142,
ÙÙØ§ÙÙØªÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙØÙÙÙØªÙ ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙ Ù
Artinya: "Dia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela."
Ternyata, sebuah ikan besar yang disebut ikan nun telah menunggu Nabi Yunus AS dengan mengangakan mulutnya, sehingga setelah Nabi Yunus AS jatuh ke laut, ikan besar itu menelan beliau dengan tidak memakan atau mengunyah badannya sedikit pun. Badan Nabi Yunus AS tetap utuh ketika jatuh ke dalam mulut ikan tersebut.
Apakah Ikan Nun Masih Ada Sekarang?
Apakah ikan nun masih ada sampai sekarang? Tidak ada yang dapat memastikan keberadaan ikan tersebut, tetapi terdapat ayat yang menyinggung perihal tersebut.
Allah bersabda dalam Al-Qur'an surah As-Saffat ayat 144,
ÙÙÙÙØšÙث٠ÙÙÙÙ ØšÙØ·ÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ°Ù ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØšÙØ¹ÙØ«ÙÙÙÙÙÛ
Artinya: "niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya (ikan) sampai hari Kebangkitan."
Menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar Jilid 7, ikan nun tentu tidak akan hidup sampai hari Kiamat. Ayat tersebut merupakan cara yang lebih halus dalam menjelaskan kondisi Nabi Yunus AS jika saja tidak bertasbih kepada Allah SWT, yakni badannya akan cair dalam perut ikan Nun ketika ikan tersebut mati.
Wallahu a'lam.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan