Tata Cara Qobliyah Subuh, Salat Sunah yang Lebih Baik dari Dunia Seisinya

Tata Cara Qobliyah Subuh, Salat Sunah yang Lebih Baik dari Dunia Seisinya

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 28 Apr 2024 20:45 WIB
young muslim praying worship of the Allahs kindness  at  joglo house. Muslim children are doing prayers according to Islamic principles
Foto: Ilustrasi salat qobliyah Subuh di rumah (Istock/rudi_suardi)
Jakarta -

Di sepertiga malam terakhir, saat keheningan masih menyelimuti bumi, terdapat amalan istimewa yang menanti untuk dijalani. Qobliyah Subuh, salat sunah dua rakaat yang dikerjakan sebelum salat Subuh, hadir sebagai pembuka pintu keberkahan pada awal hari.

Lebih dari sekadar ibadah sunah, salat qobliyah Subuh juga merupakan momen istimewa untuk menyambut datangnya fajar dengan penuh ketakwaan dan ketundukan. Di saat banyak orang masih terlelap dalam tidurnya, mereka yang mendirikan qobliyah Subuh telah memilih untuk mengisi waktu dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dikutip dari buku Fikih Shalat Sunah karya Ali Musthafa Siregar dan Nurhadi, keistimewaan salat sunah dua rakaat sebelum fajar terdapat pada salah satu hadits Nabi Muhammad SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasulullah SAW bersabda,

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

ADVERTISEMENT

Artinya: "Dua rakaat fajar (salat sunah qobliyah Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR Muslim)

Nabi Muhammad SAW juga selalu melakukan salat sunah sebelum Subuh. Hal ini diceritakan istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, dalam sebuah hadits berikut,

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْر

Artinya: "Nabi SAW tidak melakukan satu pun salat sunah yang dilakukan secara terus-menerus melebihi dua rakaat (salat fajar) Subuh." (HR Bukhari)

Niat Salat Qobliyah Subuh

Untuk melakukan salat sunah qobliyah Subuh, seorang muslim perlu melafalkan niat dengan tulus dan tujuan untuk beribadah kepada Allah. Dikutip dari buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Shalat Lengkap karya Cepi Burhanudin, berikut adalah niat salat qobliyah Subuh:

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Usholli sunnatassubhi rok'ataini qobliyatan mustaqbilalqiblati lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Salat Qobliyah Subuh

Dilansir dari buku Dirasah Islamiyah karya Am Mubdi'u, dkk, tata cara salat qobliyah Subuh pada dasarnya sama saja dengan salat sunah dua rakaat lainnya, hanya berbeda pada niatnya.

Berikut ini tata cara salat qobliyah Subuh:

  1. Membaca niat salat sunah qobliyah Subuh
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca surah Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan satu surah dalam Al-Qur'an (dianjurkan surah Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Baqarah ayat 136 dan Ali 'Imran ayat 52)
  4. Rukuk
  5. Iktidal
  6. Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua rakaat pertama
  9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud kedua
  10. Duduk tasyahud
  11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri

Keistimewaan Salat Qobliyah Subuh

Kembali mengutip buku Fikih Shalat Sunah karya Ali Musthafa Siregar dan Nurhadi, di antara amalan-amalan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW, salat sunah qobliyah Subuh memiliki keistimewaan tersendiri. Tak hanya pahalanya yang berlipat ganda, salat sunah ini pun dinobatkan sebagai amalan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Keutamaan salat sunah qobliyah Subuh ini bukan tanpa alasan. Di saat sepertiga malam terakhir, saat malaikat turun ke bumi untuk menyebarkan rahmat dan ampunan, mereka yang mendirikan salat sunah qobliyah Subuh akan mendapatkan limpahan berkah dan karunia dari Allah SWT.

Menjalin komunikasi dengan Sang Pencipta di sepertiga malam terakhir, diyakini sebagai waktu mustajab untuk memanjatkan doa dan memohon ampunan. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin memasukkan sepertiga malam terakhir sebagai waktu mulia.

Kemuliaan malam itu bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan. Dan siapa yang yang memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR Muttafaqun 'alaih)

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Hide Ads