Sejumlah tafsir menyebut Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Banyak keutamaan yang dapat diraih oleh umat Islam di malam itu.
Tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya malam Lailatul Qadar selain Allah SWT. Meski demikian, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam mencari Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir Ramadan.
Rasulullah SAW bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari dalam Shahih-nya dan terdapat dalam Fath Al-Baari bab Fadhl Lailatul Qadar. Imam Muslim turut mengeluarkan riwayat ini dalam Shahih-nya)
Mengutip buku Mukjizat Lailatul Qadar: Menemukan Berkah pada Malam Seribu Bulan susunan Arif M Riswanto, Lailatul Qadar merupakan hadiah yang Allah SWT berikan kepada umat Rasulullah SAW. Terkait kemuliaannya disebutkan dalam surah Al Qadr ayat 3,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: "Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan."
Amalan yang Dilakukan saat Malam Lailatul Qadar
Berikut sejumlah amalan yang dinukil dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi yang diterjemahkan Ahmad Tirmidzi Lc dkk.
1. Qiyamul Lail
Salat malam atau qiyamul lail menjadi salah satu amalan yang bisa dikerjakan umat Islam saat malam Lailatul Qadar.
Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA,
"Barang siapa yang bangun menegakkan salat malam di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mencari ridha Allah maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni." (HR Bukhari dan Muslim)
Pada riwayat lainnya, kaum muslimin dianjurkan untuk memperpanjang salat malam ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan. Disebutkan dalam sebuah hadits dengan bunyi berikut,
"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Iktikaf
Iktikaf termasuk amalan malam Lailatul Qadar. Iktikaf dilakukan dengan cara berdiam diri dalam masjid dan tidak melangkahkan kaki keluar karena sibuk mengerjakan ibadah wajib dan sunnah.
Dari Aisyah RA, ia berkata,
"Nabi SAW melakukan iktikaf pada kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan iktikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim)
3. Sedekah
Sedekah adalah amalan yang paling dicintai Allah SWT. Ibadah ini juga dianjurkan pada malam Lailatul Qadar.
Sedekah dikatakan sebagai amalan penyempurna malam Lailatul Qadar. Terlebih, Rasulullah SAW menyebut keutamaan amalan ini dalam sebuah hadits,
"Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadan." (HR Tirmidzi)
4. Membaca Sayyidul Istighfar
Wahbah Az-Zuhaili mengatakan dalam kitabnya Fiqhul Islam wa Adillathuhu (edisi Indonesia terbitan Gema Insani), umat Islam disunahkan menghidupi malam Lailatul Qadar, salah satunya dengan memperbanyak membaca istighfar.
Bacaan yang dipanjatkan sebaiknya sayyidul istighfar. Berikut bunyinya,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Arab-latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika. Mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu u laka bini' matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: "Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau." (HR Bukhari)
5. Menghadiri Salat Berjamaah
Abu Maryam Kautsar Amru dalam bukunya yang bertajuk Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan menuliskan salat Subuh dan Isya berjamaah dapat dilakukan pada malam Lailatul Qadar.
Disebutkan dalam buku Tuntunan Qiyamul Lail karya Muhammad Shaleh al-Khuzaim, Imam Syafi'i melalui Latha-if Al-Ma'arif pernah berkata, orang yang menghadiri salat Isya dan Subuh berjamaah termasuk dalam bagian orang-orang yang menghidupkan malam Lailatul Qada, berikut bunyi keterangannya.
مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Artinya: "Siapa yang menghadiri salat Isya dan sholat Subuh pada malam Lailatul Qadar maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut."
Pernyataan Imam Syafi'i di atas bersandar dari hadits yang diceritakan Utsman bin Affan RA. Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang menghadiri salat Isya berjamaah, maka baginya pahala salat separuh malam. Siapa yang melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh." (HR Muslim dan Tirmidzi)
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana