Peringatan Isra Miraj: Mengenang Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

Peringatan Isra Miraj: Mengenang Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

Kristina - detikHikmah
Jumat, 02 Feb 2024 16:15 WIB
Ucapan Selamat Isra Miraj 2023
Ilustrasi peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Foto: Getty Images/iStockphoto/apfDesign
Jakarta -

Peringatan Isra Miraj jatuh setiap 27 Rajab. Pada waktu tersebut, Rasulullah SAW melakukan perjalanan agung dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis dan berlanjut ke Sidratul Muntaha.

Umat Islam saat ini berada pada tahun 1445 H. Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama RI, 27 Rajab 1445 H atau peringatan Isra Miraj 2024 bertepatan dengan 8 Februari 2024.

Pengertian Isra Miraj

Isra Miraj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dari Masjidil Haram di Makkah ke Baitul Maqdis (sebuah lokasi yang saat ini dikenal dengan Kota Tua Yerusalem) dan berlanjut ke Sidratul Muntaha melewati tujuh lapis langit, menurut pendapat yang diyakini kebenarannya dengan bersandar pada hadits paling kuat dan bebas dari perselisihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penjelasan dalam buku Isra' Mi'raj dan Permulaan Masuk Islamnya Kaum Anshar karya Muhammad Ridha, peristiwa Isra Miraj terjadi setahun sebelum hijrah. Menurut pendapat masyhur yang dipastikan oleh Ibnu Hazm, peristiwa tersebut terjadi pada malam 27 Rajab setelah Rasulullah SAW pulang dari perjalanannya ke Thaif.

Makna dan Pentingnya Peringatan Isra Miraj

Peringatan Isra Miraj memiliki makna penting bagi umat Islam. Makna dan pentingnya peringatan Isra Miraj disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al Isra ayat 1. Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

Ψ³ΩΨ¨Ω’Ψ­Ω°Ω†ΩŽ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ“Ω’ Ψ§ΩŽΨ³Ω’Ψ±Ω°Ω‰ Ψ¨ΩΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―ΩΩ‡Ω– Ω„ΩŽΩŠΩ’Ω„Ω‹Ψ§ Ω…Ω‘ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¬ΩΨ―Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΨ±ΩŽΨ§Ω…Ω Ψ§ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ³Ω’Ψ¬ΩΨ―Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ§ΩŽΩ‚Ω’Ψ΅ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’ Ψ¨Ω°Ψ±ΩŽΩƒΩ’Ω†ΩŽΨ§ Ψ­ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩŽΩ‡Ω— Ω„ΩΩ†ΩΨ±ΩΩŠΩŽΩ‡Ω— مِنْ اٰيٰΨͺΩΩ†ΩŽΨ§Ϋ— Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω— Ω‡ΩΩˆΩŽ Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ…ΩΩŠΩ’ΨΉΩ Ψ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΨ΅ΩΩŠΩ’Ψ±Ω Ω‘

Artinya: "Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, ayat tersebut mengandung makna bahwa Rasulullah SAW memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT, yakni Allah SWT memperjalankannya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan memperlihatkan tanda-tanda dan kebesaran-Nya.

Perjalanan Isra Miraj

Perjalanan malam Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Baitul Maqdis disebut dengan Isra. Adapun, perjalanan dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha yang melewati tujuh lapis langit disebut Miraj.

Kisah perjalanan Rasulullah SAW tersebut diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Syaiban ibn Farukh, dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani, dari Anas ibn Malik RA yang menceritakannya dari Rasulullah SAW. Hadits ini terdapat dalam kitab al-Isra' wa al-Mi'raj karya Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuthi yang diterjemahkan Arya Noor Amarsyah.

Berikut selengkapnya.

Isra: Perjalanan Malam dari Makkah ke Yerusalem

Rasulullah SAW melakukan Isra dari Masjidil Haram di Makkah ke Baitul Maqdis (Yerusalem). Dalam perjalanan agung tersebut, Rasulullah SAW mengendarai Buraq, sejenis hewan berwarna putih yang memiliki tubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal.

Setibanya di Baitul Maqdis, Rasulullah SAW kemudian masuk ke Masjidil Aqsa dan mendirikan salat dua rakaat. Setelah beliau keluar, Malaikat Jibril datang membawakan segelas arak dan segelas susu. Beliau SAW lantas memilih susu dan Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah."

Miraj: Perjalanan dari Yerusalem ke Langit

Selanjutnya, Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril dinaikkan ke langit terdekat (pertama). Jibril pun meminta penjaga pintu langit agar membukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu bertanya, "Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Penjaga langit bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"

Dia menjawab, "Muhammad."

Penjaga pintu langit kembali bertanya, "Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?"

Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."

Maka pintu langit itu pun terbuka untuk Rasulullah SAW dan Malaikat Jibril. Di langit pertama ini, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam AS dan menyambutnya serta mendoakan kebaikan untuk Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan ke langit-langit berikutnya. Saat hendak memasuki pintu langit, penjaga pintu menanyakan hal yang sama kepada Malaikat Jibril seperti saat di langit pertama.

Nabi Muhammad SAW juga bertemu beberapa nabi di setiap lapisan langit. Para nabi menyambut dan mendoakan kebaikan untuknya.

Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS di langit kedua, Nabi Yusuf AS di langit ketiga, Nabi Idris AS di langit keempat, Nabi Harun AS di langit kelima, Nabi Musa AS di langit keenam, dan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.

Setelah itu, Malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Di sanalah Rasulullah SAW menerima perintah salat lima waktu.

Pesan dan Pelajaran dari Perjalanan Isra Miraj

Perjalanan Isra Miraj mengandung sejumlah pesan dan pelajaran. Berikut tiga di antaranya.

Keagungan dan Kekuasaan Allah SWT

Mengacu pada Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, perjalanan Isra Miraj menjadi bukti keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad SAW di saat beliau mengalami kesulitan menghadapi orang-orang kafir yang menolak dakwahnya.

Pentingnya Iman dan Ketaqwaan

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI, KH Adib Muhammad dalam naskah khutbah Jumat-nya tentang Isra Miraj mengatakan, peristiwa Isra Miraj mengandung pelajaran yang sangat penting, bahwa seseorang tidak boleh terjebak pada kesalehan ritual-spiritual yang bersifat personal semata.

Sebab, lanjutnya, kesalehan yang sejati adalah manakala seseorang bisa membangun relasi yang harmonis dan seimbang: baik antara dirinya dengan Tuhannya (hablun min Allah); antara dirinya dengan sesamanya (hablun min al-nas); maupun antara dirinya dengan alam dan lingkungan sekitarnya (hablun ma'a al-bi'ah).

Kewajiban dan Sunnah dalam Ibadah

Perjalanan Isra Miraj juga membawa syariat salat lima waktu. Dalam perjalanan tersebut, awalnya Rasulullah SAW mendapat perintah salat 50 kali salat sehari semalam. Atas saran Nabi Musa AS, Rasulullah SAW meminta keringanan kepada Allah SAW dan akhirnya muncullah kewajiban salat lima waktu.

Peringatan Isra Miraj di Dunia Islam

Umat Islam kemudian mengenang perjalanan agung Rasulullah SAW tersebut yang kemudian dikenal dengan peringatan Isra Miraj.

Tradisi dan Amalan dalam Peringatan Isra Miraj

Masing-masing daerah memiliki tradisi peringatan Isra Miraj sendiri. Di Indonesia ada yang namanya tradisi Rejeban Peksi Buraq di Yogyakarta, Nyadran Siwarak di Semarang, Rajaban Cirebon, Khatam Kitab di Temanggung, Ambengan di Magelang, hingga Pawai Obor di Bandung.

Adapun, beberapa amalan yang bisa dikerjakan saat peringatan Isra Miraj antara lain sedekah, memperbanyak doa, dan dzikir.

Kegiatan dan Acara yang Dilakukan dalam Peringatan Isra Miraj

Peringatan Isra Miraj di setiap daerah juga mengusung acara yang beragam. Beberapa di antaranya pengajian, khataman Al-Qur'an, dan menggelar lomba-lomba yang berkaitan dengan dunia Islam, seperti adzan, tilawah, kaligrafi, dan semacamnya.

Kesimpulan

Mengenang dan Mengambil Hikmah dari Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

Pada kesimpulannya, peringatan Isra Miraj bertujuan untuk mengenang dan mengambil hikmah dari perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam waktu semalam. Dari perjalanan tersebut, Allah SWT memperlihatkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada Sang Rasul.




(kri/lus)
Isra Miraj

Isra Miraj

59 konten
Isra Miraj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dari Masjidil Haram di Makkah ke Baitul Maqdis (sebuah lokasi yang saat ini dikenal dengan Kota Tua Yerusalem) dan berlanjut ke Sidratul Muntaha melewati tujuh lapis langit.

Hide Ads