Hukum Puasa bagi Orang Gila, Apakah Wajib Mengqadha?

Hukum Puasa bagi Orang Gila, Apakah Wajib Mengqadha?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Senin, 18 Des 2023 08:45 WIB
Ilustrasi buka puasa Ramadan.
Ilustrasi hukum puasa bagi orang gila. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Puasa adalah rukun Islam ketiga dan menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam yang mukallaf. Lantas bagaimana hukum puasa bagi orang gila?

Dalil kewajiban puasa sendiri bersandar dalam surah Al Baqarah ayat 183,

ΩŠΩ°Ω“Ψ§ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω°Ω…ΩŽΩ†ΩΩˆΩ’Ψ§ كُΨͺِبَ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩΩ…Ω Ψ§Ω„Ψ΅Ω‘ΩΩŠΩŽΨ§Ω…Ω ΩƒΩŽΩ…ΩŽΨ§ كُΨͺِبَ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ مِنْ Ω‚ΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω„ΩŽΨΉΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΨͺَΨͺΩ‘ΩŽΩ‚ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽΫ™

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dijelaskan dalam buku Kitab Al-Fiqh oleh Muhammad Jawad Mughniyah, puasa wajib hukumnya bagi setiap mukallaf atau orang yang dikenai beban syariat. Mereka yang termasuk mukallaf ialah sudah baligh dan berakal.

ADVERTISEMENT

Puasa bagi Orang Gila Hukumnya Apa?

Mengacu pada sumber yang sama, karena puasa diwajibkan bagi para mukallaf maka artinya orang gila tidak termasuk di dalamnya. Sebab, orang gila tidak berakal dan hal ini menjadikan puasa mereka tidak sah.

Salah satu syarat wajib puasa adalah berakal. Atas dasar inilah, para ulama sepakat menganggap puasa orang gila hukumnya tidak sah karena mereka tidak dibebani kewajiban untuk berpuasa.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

Rasulullah SAW dalam haditsnya juga telah menjelaskan hal serupa,

رُفِعَ Ψ§Ω’Ω„Ω‚ΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ«ΩŽΩ„ΩŽΨ§Ψ«Ω ΨΉΩŽΩ†Ω’ النّائِمِ حَΨͺΩ‘Ω‰ ΩŠΩŽΨ³Ω’ΨͺΩŽΩŠΩ’Ω‚ΩΨΈΩ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω Ψ§Ω’Ω„Ω…ΩŽΨ¬Ω’Ω†ΩΩˆΩ’Ω†Ω حَΨͺΩ‘Ω‰ ΩŠΩΩΩΩŠΩ’Ω‚ΩŽ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω Ψ§Ω„Ψ΅ΩŽΩ‘Ψ¨ΩΩ‰ΩΩ‘ حَΨͺΩŽΩ‘Ω‰ ΩŠΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΨΊΩŽ

Artinya: "Hukum (puasa) tidak berlaku atas tiga orang: anak kecil hingga dia baligh (dewasa), orang gila hingga dia waras, dan orang tidur hingga dia bangun," (HR Abu Daud dan Ahmad)

Menurut buku Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 3: Puasa, Itikaf, Haji, Umrah oleh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili, mazhab Hanafi berpandangan jika orang gila atau hilang akal tersebut menjadi waras saat sebagian bulan ramadhan , ia terkena kewajiban untuk mengganti puasa di hari-hari sebelumnya. Hal ini dikarenakan telah ada kelayakan untuk menunaikan ibadah tersebut tanpa penghalang.

Jadi dapat disimpulkan apabila orang yang hilang akal secara berkala atau terputus-putus waktunya akan dikenai kewajiban mengqadha puasa. Sementara itu, orang yang gila sepanjang bulan tidak berkewajiban mengganti puasa.

Adapun, mazhab Syafi'i menilai orang yang hilang akal dan menjadi waras pada tengah hari tidak dikenakan kewajiban mengganti puasa yang hilang pada hari-hari sebelumnya.

Lain halnya dengan anak kecil. Meski belum baligh, mereka tidak diwajibkan puasa namun jika mengerjakannya maka puasa mereka terhitung sah asalkan sudah mumayyiz.

Syarat Wajib Puasa

Mengutip buku Puasa: Syarat dan Rukun yang Membatalkan karya Saiyid Mahadhir Lc MA, berikut sejumlah syarat wajib puasa yang harus dipahami.

  • Beragama Islam
  • Sudah baligh
  • Berakal
  • Sehat, orang sakit tidak berkewajiban untuk puasa namun harus menggantinya
  • Mampu, bagi mereka yang lemah secara fisik karena usia atau faktor lainnya maka tidak wajib untuk puasa
  • Tidak sedang dalam perjalanan, dalam hal ini tidak semua perjalanan memperbolehkan seseorang tidak berpuasa
  • Suci dari haid dan nifas bagi wanita

Itulah pembahasan mengenai hukum puasa bagi orang gila. Semoga bermanfaat.




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads