Didesak Negara Arab-Islam, PBB Gelar Voting Gencatan Senjata di Gaza Hari Ini

Didesak Negara Arab-Islam, PBB Gelar Voting Gencatan Senjata di Gaza Hari Ini

Rahma Harbani - detikHikmah
Selasa, 12 Des 2023 13:15 WIB
Palestinian shops are closed during a general strike in solidarity with Gaza at the commercial center of the West Bank city of Ramallah, Monday, Dec. 11, 2023. Arabic reads a new dawn in the life of the Arab nation. (AP Photo/Nasser Nasser)
Ilustrasi agresi di Gaza. (Foto: AP/Nasser Nasser)
Jakarta -

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar sidang khusus untuk pengambilan suara (voting) resolusi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Sidang khusus ini digelar atas permintaan pimpinan kelompok negara-negara Arab dan Islam.

Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis, melalui suratnya yang ditujukan pada 193 negara anggota mengumumkan bahwa sidang khusus akan digelar pada Selasa (12/12/2023) sore, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, New York.

Dilansir English Ahram, Selasa (12/12/2023), Mesir dan Mauritania menyerukan pertemuan tersebut dalam kapasitas mereka sebagai ketua kelompok Arab yang beranggotakan 22 negara dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mesir dan Mauritania meminta digelarnya sidang khusus oleh Majelis Umum PBB tersebut dengan mengungkapkan situasi buruk yang dialami warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Selain itu, keduanya merujuk pada salah satu Anggota Tetap Dewan Keamanan (PBB) yang memveto resolusi gencatan senjata segera di Gaza beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB, resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat secara hukum. Namun, disebut juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Senin (11/12/2023), pesan-pesan dari sidang majelis juga dinilai penting sebagai barometer opini global.

ADVERTISEMENT

Duta besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan bahwa resolusi gencatan senjata segera gagal dihasilkan oleh DK PBB bersama 103 negara anggota. Untuk itu, dikutip Associated Press, ia berharap akan ada lebih banyak dukungan dan suara dari sidang khusus resolusi Majelis Umum PBB hari ini.

Diberitakan sebelumnya, DK PBB menggelar rapat soal kondisi Jalur Gaza dan menghasilkan resolusi penghentian perang Israel-Palestina untuk lokasi tersebut pada Jumat (8/11/2023) waktu setempat. Namun, Amerika Serikat (AS) menggunakan hak istimewanya selaku Negara Anggota Tetap DK PBB yakni veto, menolak resolusi untuk damai di Gaza.

DK PBB menilai jeda kemanusiaan sangat perlu bagi Gaza agar korban sipil dan kehancuran tidak terus bertambah. Voting pun dilakukan dengan hasil, dari 15 anggota DK PBB, sebanyak 13 anggota setuju resolusi untuk gencatan senjata di Gaza, 1 negara yakni Inggris abstain, dan 1 negara yakni AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi tersebut.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi pun menyatakan bahwa Indonesia menyesalkan hasil rapat tersebut. Menurut Retno, harus ada sikap yang jelas dilakukan dalam menyelesaikan perang di Gaza. Sebab, penyelesaian konflik tersebut tidak bisa mengandalkan kepedulian hanya dari beberapa negara.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads