Ayat Mutasyabihat: Definisi, Kriteria dan Contohnya

Ayat Mutasyabihat: Definisi, Kriteria dan Contohnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 08 Des 2023 20:45 WIB
al quran
Foto: iStock
Jakarta -

Al-Qur'an dikenal sebagai petunjuk khususnya bagi orang-orang yang bertakwa, mengandung berbagai dimensi dan aspek kehidupan manusia itu sendiri. Di antaranya hukum-hukum dan aturan peribadatan, etika kemasyarakatan, politik dan sosial, isyarat ilmiah, sampai hal yang mendasari yakni aspek aqidah.

Sejak diturunkannya Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW, tidak jarang umat Islam masih kebingungan memahami kandungan yang ada di dalam Al-Qur'an. Dalam memahami kandungan Al-Qur'an tidak diperkenankan secara mentah-mentah dan berkembanglah ilmu Tafsir.

Dalam ilmu Tafsir, untuk memahami kandungan ayat Al-Qur'an terdapat pembagian jenis ayat yang ditinjau dari penunjukan lafaz ayat itu sendiri, salah satunya ayat Mutasyabihat. Untuk mendalami tentang apa itu ayat Mutasyabihat, baca artikel ini hingga selesai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Definisi Mutasyabihat

Dalam bahasa Arab, mutasyabihat berakar dari kata tasyabuh yang berarti kemiripan, keserupaan atau kesamaan. Istilah mutasyabihat berasal dari kata syabaha yang dalam bahasa berarti kesamaan, yakni ketika salah satu dari dua hal menyerupai yang lain.

Imam asy-Syuhi dalam karyanya al-Itqan menjelaskan bahwa mutasyabihat adalah ayat yang maknanya tidak jelas, dan untuk memastikan pemahamannya, tidak ditemukan dalil yang kuat. Dengan kalimat lain, yang dimaksud dengan mutasyabihat adalah kata yang dipakai oleh Al-Qur'an untuk menunjukkan ayat-ayat yang bersifat global yang membutuhkan rincian, ayat-ayat yang perlu ditakwil baru diketahui maknanya setelah ditakwilkan.

ADVERTISEMENT

Adapun menurut Khalid Abdu Al-Rahman Al-Ak dalam Ushul Al-Tafsir wa Qawaiduh, mutasyabihat menurut bahasa adalah sesuatu yang menyerupai satu sama lain, sehingga yang melihatnya menjadi bingung. Sedangkan menurut istilah ahli tafsir adalah keserupaan lafaz zhahir dengan makna yang berbeda.

Dalam surat Ali-Imran ayat 7, Allah telah menjelaskan mengenai ayat mutasyabihat sebagai berikut:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

Artinya: "Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepada Nabi Muhammad. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang jelas maknanya (muhkamat), yaitu Umm Al-Qur'an (pokok atau inti Al-Qur'an yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami ayat-ayat lain) dan ayat-ayat lainnya bersifat mutasyabihat (mempunyai makna yang lebih samar atau kompleks). Adapun orang-orang yang condong kepada kesesatan dalam hatinya, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari penafsirannya sesuai dengan hawa nafsu mereka, padahal tak ada yang mengetahui penafsirannya (seperti saat tibanya kiamat) kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka berkata, 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya berasal dari Tuhan kami.' Dan hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat tersebut."

Kriteria Mutasyabiyah

Merujuk buku Perkembangan Metodologi Penafsiran Al-Qur'an oleh Nurdin, ayat-ayat Mutasyabiyah adalah ayat-ayat yang telah dibatalkan, ayat-ayat yang dipertukarkan antara yang dahulu dan yang kemudian, ayat-ayat yang berisi beberapa variabel, ayat-ayat yang mengandung sumpah, ayat-ayat yang dapat diyakini namun tidak seharusnya diamalkan.

Adapun tiga hal yang dapat menyebabkan mutasyabiyah di dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

  • Disebabkan karena ketersembunyian pada lafal.
  • Disebabkan oleh ketersembunyian pada makna.
  • Disebabkan oleh ketersembunyian pada makna dan lafal.

Contoh Ayat Mutasyabiyah

Menukil dari buku Qawa'id Tafsir: Kaidah-Kaidah Menafsirkan Al-Qur'an karya Fikri Mahmud, berikut beberapa contoh ayat mutasyabiyah:

1. Surat Ali-Imran ayat 138

هَٰذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya, "(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa."

2. Surat Taha ayat 110

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا

Artinya, "Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ada di depan mereka dan di belakang mereka, sementara pengetahuan mereka tidak bisa mencakup pengetahuan-Nya."

3. Surat Al-An'am ayat 103

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Artinya, "Dia tidak dapat dilihat oleh mata manusia, sementara Dia melihat segala hal, dan Dialah Yang Maha Halus dan Maha Mengetahui."




(hnh/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads