Masjid Palestina Dibakar Pemukim Israel, Kecaman Dunia Menggema

Masjid Palestina Dibakar Pemukim Israel, Kecaman Dunia Menggema

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Jumat, 14 Nov 2025 13:24 WIB
Masjid Hajja Hamida dalam serangan terbaru terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Masjid Hajja Hamida dibakar pemukim Isael. Foto: AFP
Jakarta -

Seruan keadilan semakin menguat seiring pemukim Israel membakar Masjid Hajja Hamida dalam serangan terbaru terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Dilansir Al Jazeera, Kamis (13/11/2025), pemukim Israel membakar Masjid Hajja Hamida di desa Palestina Deir Istiya, dekat Salfit di utara Tepi Barat pada Kamis dini hari.

Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan slogan-slogan rasis anti-Palestina disemprotkan di dinding masjid yang rusak akibat kebakaran tersebut. Salinan Al-Qur'an juga dibakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembakaran masjid oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki telah menuai kecaman internasional, seiring gelombang kekerasan yang semakin intensif terhadap warga Palestina terus berlanjut di wilayah tersebut.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengutuk apa yang disebutnya sebagai "kejahatan keji" yang menyoroti "kebiadaban" Israel dalam memperlakukan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di wilayah Palestina yang diduduki.

ADVERTISEMENT

Palestina mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah nyata, bukan sekadar kecaman, terhadap Israel di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Otoritas Palestina juga meminta negara-negara dunia menghentikan pasokan senjata kepada militer Israel.

Kementerian Luar Negeri Yordania dalam pernyataannya, dilansir WAFA, "mengutuk keras" serangan pemukim Israel. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan kekerasan itu sebagai kelanjutan dari kebijakan ekstrem pemerintah Israel.

Selain Yordania, Swiss juga mengutuk pembakaran masjid dan menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat. Dalam keterangan persnya, Kementerian Luar Negeri Swiss menyerukan agar serangan itu segera dihentikan. Jerman juga menyerukan investigasi penuh dan penegakan hukum terhadap para pelaku.

Juru bicara Sekjen PBB turut angkat bicara dan menyebut insiden itu "sangat mengganggu" dan menegaskan serangan terhadap tempat ibadah tidak dapat diterima. PBB juga kembali mengutuk kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.

Kekerasan di Tepi Barat tak hanya menyasar masjid. Dua anak Palestina tewas pada hari Kamis ketika pasukan Israel melepaskan tembakan dalam sebuah penggerebekan di kota Beit Ummar, dekat Hebron di Tepi Barat Selatan, lapor kantor berita WAFA.

Kekerasan tersebut terjadi di tengah rekor jumlah serangan pemukiman dan militer Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat sepanjang tahun ini, dengan banyak serangan terjadi dalam konteks panen zaitun tahun 2025.

Setidaknya 167 serangan pemukim terkait panen zaitun telah dilaporkan sejak 1 Oktober, menurut Badan Kemanusiaan Perserikatan Bang-Bangsa (OCHA) dalam pembaharuannya terbarunya minggu ini. Lebih dari 150 warga Palestina terluka dalam serangan tersebut, sementara lebih dari 5.700 pohon juga rusak.

Serangan terbaru di Tepi Barat terjadi di tengah dorongan sejumlah anggota pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meresmikan aneksasi wilayah tersebut. Kelompok HAM menilai Israel telah menjalankan aneksasi de facto dan praktik apartheid di kawasan itu.

Kantor HAM PBB pada Juli lalu memperingatkan bahwa kekerasan pemukim kerap terjadi "dengan persetujuan dan dukungan" bahkan terkadang melibatkan pasukan keamanan Israel. Serangan pemukim maupun militer disebut sebagai bagian dari strategi terkoordinasi Israel untuk memperluas kontrol atas Tepi Barat dan mempertahankan sistem diskriminasi terhadap warga Palestina.

Pada insiden terpisah pekan lalu, pemukim Israel dilaporkan membakar sebuah rumah warga Palestina di desa Khirbet Abu Falah, dekat Ramallah. Menurut kantor kemanusiaan PBB (OCHA), saat kejadian keluarga pemilik rumah masih berada di dalam.

OCHA menyebut keluarga tersebut berhasil dievakuasi ketika api mulai membesar, sementara warga sekitar bersama tim pertahanan sipil segera memadamkan kebakaran. Sang ibu mengalami patah kaki saat berusaha menyelamatkan diri dari serangan pemukim.

Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023.

France 24 melaporkan, Kamis (13/11/2025), menurut Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya 1.003 warga Palestina, termasuk militan, telah tewas di Tepi Barat oleh pasukan atau pemukim Israel sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Sedangkan selama periode yang sama menurut data resmi Israel, 43 warga Israel, termasuk tentara, telah tewas dalam serangan Palestina di Tepi Barat.




(lus/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads