Mengenal Qolbun Mayyitun dan Dua Jenis Hati Lainnya Menurut Imam Al Ghazali

Mengenal Qolbun Mayyitun dan Dua Jenis Hati Lainnya Menurut Imam Al Ghazali

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 24 Nov 2023 13:15 WIB
Hands of caregivers and elderly people with heart-shaped objects
Ilustrasi hati (Foto: Getty Images/iStockphoto/kazuma seki)
Jakarta -

Qolbun mayyitun termasuk ke dalam salah satu jenis hati manusia. Qolbun sendiri mengandung artian sebagai hati.

Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut hati menjadi tolok ukur kebaikan seseorang. Dari An Nu'man bin Basyir RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR Bukhari)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hati yang bersih akan membawa manusia kepada ketenangan hidup dan kekhusyukan dalam beribadah. Sebaliknya, hati yang kotor cenderung membawa manusia untuk berbuat maksiat.

Dalam buku Menjaga Hati susunan Ali Ad-Dihami, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebut bahwa seseorang dengan hati yang bersih dapat membedakan antara hal baik dan buruk. Jika ia tidak mengetahui hal tersebut, berarti hatinya belum bersih dan belum terpuji.

ADVERTISEMENT

Penggolongan hati sendiri diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali. Mengutip buku Hisab Power Rahasia Dahsyat Menggapai Kesuksesan Permanen oleh Qomarudin Syarif, setidaknya hati digolongkan ke dalam tiga jenis yang mana salah satunya qolbun mayyitun.

Arti Qolbun Mayyitun

Qolbun mayyitun atau qolbun mayyit adalah hati yang mati. Dikutip dari buku Guru yang Berhati Guru karya Drs Najib Sulhan MA, orang yang hatinya mati tidak dapat menerima nilai-nilai kebenaran.

Pemilik qolbun mayyitun diibaratkan seperti orang yang terhalang oleh petunjuk Allah SWT. Ketika dia diingatkan atau tidak diingatkan, orang dengan hati yang mati tetap enggan beriman kepada Sang Khalik.

Manusia dengan qolbun mayyitun tidak mau menerima apapun yang dikatakan orang lain. Matinya hati adalah petaka besar bagi manusia yang mengalaminya.

Terkadang, pemilik qolbun mayyitun tidak menyadari hal itu. Apabila ia tak sadar bahwa hatinya sudah mati, orang tersebut akan terbuai dengan gemerlap dunia yang berujung menumpulkan ketajaman mata hati serta mengikis kesucian hati.

Orang yang mati hatinya sulit menerima nasihat dan berat untuk berbuat kebajikan. Tak jarang, mereka enggan beribadah dan apalagi sedekah.

Dua Jenis Hati Lainnya Menurut Imam Al Ghazali

Selain qolbun mayyitun, ada yang namanya qolbun salim dan qolbun maridh. Qolbun salim artinya hati yang selamat dan umum dimiliki orang beriman.

Pemilik qolbun salim selalu mendengar nasehat dan melihat kebenaran dengan pikiran yang jernih. Mereka tidak akan membedakan siapa yang berbicara, namun lebih kepada apa yang dibicarakan.

Hati yang selamat selalu berada dalam bimbingan Allah. Apabila seseorang memiliki kebiasaan untuk mendengar orang lain berbicara, maka ini bagian dari belajar mengasah hati agar menjadi qolbun salim.

Sementara itu, qolbun maridh artinya hati yang sakit. Pemilik qolbun maridh seolah-olah mendengarkan padahal hatinya bergejolak.

Dia tahun akan kebenaran, namun jika yang berbicara kepada kurang dirasa cocok maka timbul penolakan dari pemilik qolbun maridh ini. Di sisi lain menerima, tetapi sisi lainnya menolak.

Hal tersebut akan mengganggu pikirannya dan menyebabkan konflik batin antara nilai-nilai yang diterima. Hati yang sakit perlu ditangani dan tidak dibiarkan berlarut-larut.

Jika qolbun maridh tidak segera ditangani maka dapat berujung kepada matinya hati atau qolbun mayyitun.




(aeb/lus)

Hide Ads