Hati-hati! Jenis-jenis Makanan Ini Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Menurut Studi

ADVERTISEMENT

Hati-hati! Jenis-jenis Makanan Ini Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Menurut Studi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 09 Apr 2025 19:00 WIB
Makanan Junk Food
Foto: iStockphoto/Makanan Junk Food memicu peningkatan gangguan kesehatan
Jakarta -

Apakah makanan tertentu berpengaruh terhadap peningkatan risiko kanker? Sebuah studi di Inggris berhasil menemukan jenis-jenis makanan apa saja yang ternyata berkaitan dengan risiko kanker yang lebih tinggi.

Pada awal 2024, Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan bahwa kanker baru di dunia mencapai 20 juta kasus. Dari angka tersebut, terdapat jumlah kematian yang mencapai 9,7 kasus.

Jenis kanker yang paling banyak secara berurutan yakni kanker paru (12,4%), kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%). Penyebab kanker ini bervariasi tetapi 95 persen kasus disebabkan oleh infeksi HPV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, program imunisasi HPV untuk anak-anak perempuan ini masuk ke dalam program imunisasi nasional di berbagai negara termasuk Indonesia.

Sementara secara umum, kanker dipengaruhi oleh faktor genetik dan gaya hidup. Untuk faktor yang kedua, makanan turut serta berpengaruh dalam peningkatan risikonya.

ADVERTISEMENT

Studi Mengenai Makanan Olahan dan Risiko Kanker

Studi yang dilakukan para peneliti dari Imperial's School of Public Health, menemukan bahwa mengonsumsi makanan ultra proses (ultra-processed foods) yang lebih tinggi, terkait dengan meningkatkan risiko kanker pada seseorang.

Makanan ultra proses merupakan makanan yang telah banyak diproses selama produksinya, seperti minuman bersoda, roti kemasan yang diproduksi secara massal, banyak makanan siap saji, dan sebagian besar sereal sarapan.

Dalam studi, peneliti menemukan bahwa risiko yang lebih besar terjadi pada kanker ovarium dan otak. Selain itu, makanan ultra proses juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat kanker, terutama kanker ovarium dan payudara.

"Penelitian ini menambah semakin banyak bukti bahwa makanan ultra proses cenderung berdampak negatif terhadap kesehatan kita termasuk risiko kanker," kata Dr Eszter Vamos, penulis senior studi ini, dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Imperial College London, dikutip dari imperial.ac.uk.

"Meskipun penelitian kami tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat, bukti lain yang ada menunjukkan bahwa mengurangi makanan ultra proses dalam pola makan kita dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting,"

Meski begitu, ia tetap menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi penemuan ini. Tujuannya, agar bisa memahami strategi kesehatan masyarakat terbaik untuk mengurangi meluasnya keberadaan dan bahaya makanan ultra proses dalam pola makan setiap orang.

Jenis-jenis Makanan yang Berkaitan dengan Peningkatan Risiko Kanker

Penelitian pertama di Inggris menggunakan catatan Biobank Inggris untuk mengumpulkan informasi tentang pola makan 200.000 partisipan dewasa paruh baya.

Para peneliti memantau kesehatan peserta selama periode 10 tahun, melihat risiko terkena kanker secara keseluruhan serta risiko spesifik terkena 34 jenis kanker. Mereka juga mengamati risiko orang meninggal akibat kanker.

Hasilnya, ditemukan bahwa makanan ultra proses berhubungan dengan berbagai dampak kesehatan yang buruk termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Diketahui, untuk setiap peningkatan 10 persen pada makanan ultra proses dalam pola makan seseorang, terdapat peningkatan kejadian kanker sebesar 2 persen secara keseluruhan. Peningkatan sebesar 19 persen terjadi pada kanker ovarium khususnya.

Kemudian setiap peningkatan 10 persen dalam konsumsi makanan ultra proses juga dikaitkan dengan peningkatan angka kematian akibat kanker secara keseluruhan sebesar 6 persen. Selain itu, terdapat peningkatan sebesar 16 persen untuk kanker payudara dan peningkatan sebesar 30 persen untuk kanker ovarium.

"Kaitan ini tetap ada setelah disesuaikan dengan berbagai faktor sosio-ekonomi, perilaku dan pola makan, seperti status merokok, aktivitas fisik, dan indeks massa tubuh (BMI)," tutur peneliti.

Penelitian oleh Tim Imperial sendiri telah dipublikasikan di eClinicalMedicine, bekerja sama dengan peneliti dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), Universitas SΓ£o Paulo, dan NOVA University Lisbon.

Sementara menurut laporan Healthline, ada beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker antara lain:

- Daging olahan (terutama yang prosesnya menimbulkan karsinogen)

- Makanan siap saji (termasuk gorengan)

- Gula dan karbohidrat olahan (termasuk minuman kemasan dan roti)

Selain itu, ada juga makanan yang dikaitkan dengan risiko kanker tertentu, seperti olahan susu, hingga produk alternatif vegan.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads