Negara-negara Islam Diminta Setop Ekspor Minyak-Makanan ke Israel

Negara-negara Islam Diminta Setop Ekspor Minyak-Makanan ke Israel

Rahma Harbani - detikHikmah
Kamis, 02 Nov 2023 17:00 WIB
In this picture released by the official website of the office of the Iranian supreme leader, Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei speaks after planting a tree marking National Tree Planting Day, at the courtyard of his office in Tehran, Iran, Monday, March 6, 2023. Khamenei said Monday that if a series of suspected poisonings at girls schools are proven to be deliberate the culprits should be sentenced to death for committing an unforgivable crime. (Office of the Iranian Supreme Leader via AP)
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP)
Jakarta -

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei meminta negara-negara Islam untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel. Selain itu, Khamenei juga menuntut Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Jalur Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidatonya menurut laporan dari media pemerintah Iran pada Rabu (1/11/2023).

"Pengeboman di Gaza harus segera dihentikan... jalur ekspor minyak dan makanan ke rezim Zionis harus dihentikan," tegas Khamenei, dikutip detikHikmah dari Reuters, Kamis (2/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan Al Mayadeen English, Khamenei juga melarang negara-negara muslim untuk bekerja sama secara ekonomi dengan rezim Zionis. Sebaliknya, ia mendorong negara muslim mengutuk keras tindakan Israel di seluruh forum internasional.

Khamenei juga mengatakan bahwa masyarakat Gaza telah berhasil menyentuh hati masyarakat dunia dengan kesabaran mereka. Hal ini dirujuknya pada pada protes pro-Palestina di berbagai negara.

ADVERTISEMENT

"Lihatlah apa yang terjadi di dunia. Di Inggris, Perancis, Italia, dan Amerika Serikat, banyak orang turun ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Mereka telah kehilangan kredibilitasnya dan sungguh, tidak ada solusi bagi mereka karena mereka tidak dapat membenarkan serangan Israel," kata Khamenei.

Untuk itu, Khamenei juga mengingatkan negara-negara Islam bahwa kasus kejahatan Israel juga merupakan andil dari beberapa negara Barat yang membantunya.

"Dunia Islam tidak boleh lupa bahwa dalam kasus Gaza, Amerika Serikat (AS), Perancis, dan Inggris-lah yang menentang rakyat tertindas di Gaza, bukan hanya rezim Zionis," ujar dia.

Khamenei juga mengutuk atas tuduhan Israel pada ulama Iran yang disebut memicu kekerasan dengan memasuk persenjataan ke Hamas. Pihaknya mengklaim bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok yang menguasai Jalur Gaza tersebut, namun tidak mengambil andil pada serangan militan terhadap Israel.

"Salah satu tindakan Barat yang tidak tahu malu adalah menuduh pejuang Palestina melakukan terorisme," tuturnya.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyebut menjadi hal yang wajar bila ada kelompok dan gerakan perlawanan yang tidak tinggal diam terhadap semua kejahatan Israel. Pernyataan ini merujuk pada pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman.

Mereka mengklaim meluncurkan rudal balistik dalam jumlah yang besar dan drone ke arah Israel selatan. Kelompok tersebut berjanji untuk melanjutkan serangannya.

"Sebagai akibat dari berlanjutnya kejahatan rezim Zionis terhadap orang-orang yang tidak berdaya dan blokade penuh terhadap Gaza, kita secara bertahap menyaksikan peningkatan reaksi dan eskalasi serta perluasan cakupan konflik di wilayah tersebut, dan wajar jika hal tersebut terjadi," ujarnya.

Pada hari yang sama, Selasa (31/10/2023), militer Israel mengatakan tentaranya berhasil mencegat rudal yang ditembakkan ke wilayah Israel dari wilayah Laut Merah. Mereka juga mengklaim bahwa rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Arrow.

Sebelumnya, Israel berjanji untuk menyerang Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, sebagai balasan serangan pada 7 Oktober 2023. Menurut pihak Israel, serangan Hamas tersebut menewaskan 1.405 orang dan menyebabkan ratusan orang ditawan.

Israel pun melancarkan jenis pengeboman yang belum pernah dilakukan sebelumnya terhadap Gaza dan mengepung beberapa daerah kantong tersebut. Pihak berwenang Palestina mengatakan hampir 8.800 orang telah terbunuh dalam serangan Israel.

Para ulama Iran telah memperingatkan Israel, jika mereka tidak segera mengakhiri agresi terhadap warga Palestina, pihak berwenang Iran mengindikasikan proksi yang didukung Teheran di Timur Tengah siap mengambil tindakan.

"Jika gencatan senjata tidak segera dilakukan di Jalur Gaza dan serangan oleh AS dan rezim Zionis terus berlanjut maka konsekuensinya akan sangat buruk," kata Amirabdollahian.

Mendukung perjuangan Palestina telah menjadi pilar politik Republik Islam sejak Revolusi Islam tahun 1979. Hal ini juga merupakan cara teokrasi Muslim Syiah menjadikan Iran sebagai pemimpin di dunia muslim.




(rah/lus)
Duka untuk Palestina

Duka untuk Palestina

73 konten
Israel masih terus melakukan serangan di Gaza, Palestina. Total sudah 26 hari Israel menggempur wilayah itu tanpa henti. Sejak 7 Oktober hingga Selasa kemarin, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 8.525 orang tewas. Sebanyak 3.500 adalah anak-anak.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads