Najis yang Paling Berat dan Harus Disucikan Sebanyak 7 Kali

Najis yang Paling Berat dan Harus Disucikan Sebanyak 7 Kali

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Jumat, 20 Okt 2023 14:00 WIB
Ilustrasi digigit anjing.
Ilustrasi najis yang paling berat. Foto: Getty Images/iStockphoto/dimid_86
Jakarta -

Najis terdiri dari beberapa tingkatan. Tingkatan najis yang paling berat disebut dengan najis mughallazhah.

Najis adalah sesuatu yang kotor. Jadi, ketika ada benda yang terkena najis, maka ia berubah sifatnya menjadi buruk dan kotor. Sehingga, untuk menggunakan kembali perlu dengan dibersihkan terlebih dahulu, seperti dijelaskan dalam buku Buku Pintar Muslim dan Muslimah karya Rina Ulfatul Hasanah.

Najis dibedakan menjadi tiga tingkatan. Mengutip buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari" karya Muhammad Habibillah, tingkatan najis paling berat adalah mughallazhah, kemudian mutawassithah, dan paling ringan disebut dengan najis mukhaffafah. Berikut penjelasan selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Najis yang Paling Berat: Najis Mughallazhah

Najis yang paling berat adalah najis mughallazhah. Para ulama sepakat yang termasuk ke dalam najis mughallazhah adalah yang bersumber dari anjing dan babi.

Untuk menyucikan najis yang paling berat, pertama perlu menghilangkan wujud dari najis tersebut terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, bagian yang terkena najis harus dicuci dengan air mutlak sebanyak 7 kali yang salah satunya dicampur dengan debu atau tanah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW berikut.

إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوْهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلَاهُنَّ بِالتُّرَابِ.

Artinya: "Ketika anjing menjilat bejana, maka basuhlah tujuh kali dengan dicampuri debu pada awal pembasuhannya." (HR Muslim)

Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda,

طُهُوْرُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلَاهُنَّ بِالتُّرَابِ.

Artinya: "Sucinya bejana kalian semua ketika dijilat anjing adalah dengan dibasuh tujuh kali, yang pertama dicampuri dengan debu." (HR Muslim)

Najis Sedang: Najis Mutawassithah

Najis yang tingkatannya sedang disebut dengan najis mutawassithah. Beberapa hal yang termasuk najis jenis ini adalah kotoran manusia dan hewan, nanah, darah, bangkai, dan lain-lain.

Najis mutawassithah dibagi menjadi dua, yakni najis 'ainiyah atau najis yang memiliki wujud dan kasat mata, dan najis hukmiyah atau najis yang bendanya tidak terlihat.

Untuk membersihkan najis 'ainiyah yang berwujud adalah dengan menghilangkan benda atau zat yang najis tersebut sehingga sifatnya, mulai dari rasa, bau, dan warnanya juga menghilang. Kemudian, bekas najis tersebut harus dibilas dengan air mutlak hingga bersih.

Sementara itu, untuk membersihkan najis hukmiyah yang tidak memiliki wujud, contohnya bekas kencing, bisa disucikan dengan hanya mengalirkan air pada daerah yang terkena najis tersebut.

Najis yang paling Ringan: Najis Mukhaffafah

Najis yang paling ringan adalah najis mukhaffafah. Contoh najis ini adalah air kencing bayi laki-laki di bawah dua tahun yang belum mendapatkan makanan atau minuman lain selain air susu ibunya.

Untuk menyucikan najis jenis ini cukup dengan memercikkan air pada bagian yang terkena najis. Perkara ini didasarkan pada hadits sahih Rasulullah SAW yang berbunyi,

يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَسُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ

"Barangsiapa yang terkena air kencing bayi perempuan, harus dicuci. Dan jika terkena air kencing bayi laki-laki, cukup dengan memercikkan air padanya." (HR Abu Daud, Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Benda-benda Najis

Merangkum penjelasan di atas, benda-benda najis ada beberapa jenis, di antaranya:

1. Kotoran manusia

2. Air kencing manusia

3. Wadi

4. Madzi

5. Air liur anjing

6. Daging babi

7. Kotoran dari hewan yang tidak halal dagingnya

8. Darah haid

9. Bangkai




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads