Ujub adalah salah satu sifat buruk yang dilarang dalam ajaran Islam. Sebagai umat muslim, sudah sepatutnya kita memiliki akhlak yang mulia karena Allah dan Rasul selalu mengajarkan kebaikan.
Mungkin tanpa disengaja kita pernah bersikap ujub atau membanggakan diri. Sifat buruk ini harus dihindari oleh seorang muslim sebab akan membawa pada sikap sombong dan riya.
Pengertian Ujub
Ujub secara harfiah artinya keangkuhan, kesombongan, dan rasa bangga. Dalam bahasa Arab ujub diartikan secara umum sebagai tindakan membanggakan diri sendiri dan merasa kagum terhadap diri sendiri karena berbagai alasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip pernyataan Al-Junjani dalam Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, ujub adalah anggapan seseorang terhadap ketinggian dirinya, padahal ia tidak berhak untuk anggapan itu. Orang yang ujub selalu meremehkan atas perbuatan dosa yang dilakukan dan selalu memperbanyak perbuatan dosa itu. Orang yang ujub cenderung mengurangi rasa takutnya kepada Allah SWT dan meningkatkan rasa kesombongan terhadap-Nya.
Imam Al-Ghazali, dalam bukunya "Minhajul Abidin," mengartikan ujub sebagai tindakan mengagungkan diri sendiri atau menganggap diri dan perbuatan yang telah dilakukan sebagai sesuatu yang agung. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam pernyataan berikut: "Akulah orang paling saleh. Tidak ada orang yang melebihi kesalehanku."
Berkaitan dengan sifat ujub tersebut, mengutip pernyataan Syeikh Bisyru bin Al-Harits Al-Hafi mengungkapkan bahwa ujub adalah ketika engkau mengagung-agungkan amalanmu, sedangkan amalan orang lain engkau pandang sebelah mata. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh at-Thabrani, disebutkan bahwa ujub termasuk di antara tiga perbuatan yang dapat merusak seseorang.
Ø«ÙÙØ§Ùث٠٠ÙÙÙÙÙÙÙØ§ØªÙ : ØŽÙØÙÙ Ù ÙØ·Ùاع٠ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØªÙÙØšÙع٠ÙÙØ¥Ø¹ÙØ¬ÙØ§ØšÙ اÙÙÙ ÙØ±Ùء٠ؚÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙ
Artinya: "Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujubnya seseorang terhadap diri sendiri." (HR. at-Thabrani)
Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Sifat Ujub
Ada faktor-faktor yaang dapat mempengaruhi munculnya sifat ujub. Menukil buku Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Qur'an oleh Rachmat Ramadhana Al-Banjari, berikut faktor-faktornya:
- Faktor keturunan dan lingkungan
- Sanjungan dan pujian yang berlebihan.
- Berinteraksi dengan seseorang yang menderita penyakit ujub.
- Kufur nikmat dan lupa kepada Allah SWT.
- Mengambil tanggung jawab dalam suatu pekerjaan sebelum sepenuhnya menguasainya atau sebelum pekerjaan tersebut mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan yang dibutuhkan.
- Jahil dan mengabaikan hakikat diri (lupa diri).
- Berbangga-bangga dengan nasab dan keturunan.
- Berlebih-lebihan dalam memuliakan dan menghormati.
- Lengah dari akibat yang ditimbulkam oleh penyakit ujub.
Bahaya Ujub
Allah SWT tidak menyukai hamba yang suka membanggakan dirinya sendiri. Termaktub dalam surat Lukman ayat 18 yang menerangkan bahwa manusia dilarang bersifat angkuh dan sombong, serta memandang rendah orang lain.
ÙÙÙÙØ§ ØªÙØµÙعÙÙØ±Ù Ø®ÙØ¯ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ§Ø³Ù ÙÙÙÙØ§ تÙÙ ÙØŽÙ ÙÙ٠اÙÙØ§ÙØ±ÙØ¶Ù Ù ÙØ±ÙØÙØ§Û Ø§ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØÙØšÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙØ®ÙØªÙØ§ÙÙ ÙÙØ®ÙÙÙØ±ÙÛ
Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Lukman: 18)
Perilaku ujub ternyata memiliki dampak negatif terhadap para pelakunya. Oleh karena itu, kita hendaklah waspada terhadap sikap ujub yang ada pada diri kita masing-masing.
Menukil buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X, berikut keburukan yang ditimbulkan sikap ujub:
- Sikap ujub akan membentuk kepribadian negatif dan mendekatkan manusia kepada sikap dan perilaku buruk.
- Sikap ujub dapat menghapus amal-amal perbuatan saleh yang telah diperbuat oleh seseorang.
- Sikap ujub dapat mendatangkan kebencian manusia dan menyebabkan kemurkaan Allah SWT.
- Sikap ujub mendatangkan kekalahan dan menyebabkan ketidakpercayaan manusia pada umumnya terhadap dirinya.
- Sikap ujub dapat menutup kebaikan seseorang, menampakkan keburukan, dan mendatangkan celaan kepada dirinya.
Usaha Menghindari Sikap Ujub
Setiap muslim harus memiliki sikap percaya diri dalam melaksanakan tanggung jawab dan pekerjaan. Namun, jika melewati batas hingga merendahkan orang lain, inilah yang disebut ujub dan dilarang oleh Allah SWT.
Kembali mengutip buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X, berikut ini beberapa nasihat ulama dan orang-orang saleh untuk menghindari sikap ujub:
- Abu Bakar Ra berkata: "Janganlah sekali-kali kamu meremehkan seorang muslim karena orang muslim yang rendah itu dihadapan Allah SWT adalah mulia."
- Aisyah Ra pernah ditanya, "Kapan seseorang telah bersalah?" Ia menjawab, "Ketika dirinya mengira bahwa ia orang yang terbaik.'
- Ibnu Rajab berkata: "Seorang mukmin sepatutnya senantiasa melihat dirinya jauh dari derajat yang tinggi sehingga ia mendapatkan dua pelajaran berharga, yaitu sungguh-sungguh dalam mengejar keutamaan serta berusaha menambahnya lagi dan melihat dirinya dengan penglihatan yang kurang.
- Ibnu Qayyim berkata: "Berhati-hatilah dari sikap berlebihan dengan mengatakan saya memiliki dan milik saya. Sebab lafal-lafal tersebut membuat iblis, Firaun, dan Qarun tertimpa azab. Iblis berkata, "Saya lebih baik darinya." Firaun berkata, "Saya memilik kerajaan Mesir." Qarun berkata, "Sesungguhnya aku diberi harta ini karena ilmu yang ada padaku."
(hnh/lus)












































Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok